Ingat! dia punya adikmu.

28.9K 2.3K 37
                                    

Setelah Pras membantu Clarissa masuk dan duduk di dalam mobil, ia tak segera menyusulnya melainkan mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada sekertarisnya.

[Cari tahu tentang anak kecil yang tadi memberikan roti juga minuman kepada Clarissa, di taman dekat rumah gue. Selidiki siapa orang yang menyuruhnya! gue mau hasilnya secepatnya.]

Setelah mengetikkan pesan itu dan mengirimnya, Pras menyusul masuk kedalam mobil kemudian melajukannya.

Tak lama mereka sudah sampai di rumah, Pras keluar dari mobil seketika matanya melotot menyorot tak suka kearah istrinya itu. Sedangkan yang di tatap malah cengengesan tak merasa berdosa.

"Kenapa keluar duluan?" tanyanya tak suka.

"Abisnya lama kalau nungguin kamu yang bukain pintunya, mas."

"Kamu tuh ya, bandel banget sih. Untung aja tadi kepalanya gak kepentok." omelnya.

Clarissa memutar bola matanya malas. Dipikir dia ini anak kecil apa? dirinya juga punya perkiraan kali supaya kepalanya gak kepentok.

"Matanya. Ngapain kayak gitu?" teguran suaminya seketika membuat Clarissa kicep.

Clarissa langsung menundukkan wajahnya tak berani lagi menatap suaminya. "Maaf, kelepasan." cicitnya.

"Lagian, kamu juga berlebihan banget sih, mas. Aku bukan anak kecil ya, yang harus kamu bantu dan jagain terus setiap kali mau keluar mobil." belanya kesal sendiri dengan sikap suaminya yang kini terlalu over menurutnya.

"Haah..." Pras menghela nafasnya mencoba mengontrol rasa kesalnya.

Dia tidak menganggap istrinya itu seprti anak kecil, tidak sama sekali. Ia cuma takut kalau istrinya itu kenapa-napa saja, tapi mungkin memang dirinya yang terlalu berlebihan sampai membuat Clarissa jadi kesal.

Pras bergerak mendekati istrinya, sebelah tangannya mengapit dagunya kemudian diarahkannya untuk kembali bersitatap dengannya.

"Ok, aku minta maaf. Aku gak bermaksud menganggap kamu kayak anak kecil, aku cuma takut kamu terluka aja." ucapnya seraya mengecup singkat bibir manis istrinya itu.

"Uhuk... uhuk..." tiba-tiba seseorang terbatuk. Clarissa dan Pras sontak menatap seseorang itu.

Di teras, seorang lelaki tengah berdiri menatap kearah mereka berdua dengan cengiran polosnya, tangannya mengusap-usap tenggorokkannya sendiri seraya masih terbatuk-batuk kecil. Entah batuk beneran atau cuma bohongan.

Clarissa menatap mengernyit kearah suaminya.

" Siapa dia, mas?" tanyanya karena merasa tidak kenal bahkan tak pernah melihat lelaki tersebut, tidak mungkin pekerja baru, kan? kalau dilihat dari tampilannya, memang tidak mungkin.

"Oh, dia kakak sepupu aku, sayang. Yuk masuk. Nanti aku kenalin." merangkul bahu sempit Clarissa mengajaknya untuk masuk ke rumah.

"Abang udah lama berdiri disitu?" tanya Pras saat mereka berhadapan.

"Lumayan." cengirnya.

"Ya, udah. Masuk lagi bang, ngapain masih berdiri disitu." Rendi mengangguk kikuk.

Pras yang bodo amat, dia cuma menatap Rendi sekilas lalu kembali malanjutkan langkahnya. Sedangkan Clarissa, dia merasa sangat malu sekaligus tidak enak karena mungkin saja sepupu suaminya itu melihat pertengkaran kecil mereka tadi.

Rendi berjalan di belakang mereka berdua dengan perasaan yang tidak enak terhadap adiknya, karena secara tidak langsung dia sudah mengganggu kegiatan adiknya itu.

Bukan, bukan maksudnya mengintip kegiatan romantis adiknya itu. Sebenarnya dia hanya berniat menyambut kedatangan Pras dan juga istrinya setelah mendengar suara mobil diluar rumah, sebab tadi dia sempat melihat foto pernikahan Pras dan juga Clarissa yang terpajang di ruang tamu, dan dia akui istri dari adiknya itu sangat cantik dan sempurna kalau dilihat dari fotonya. Itulah yang membuatnya penasaran dan memutuskan menyambut mereka keluar, karena tak sabar ingin segera melihat langsung istri adiknya itu.

Clarissa transmigration (TAMAT)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα