Kelakuan absurd Clarissa

10.4K 1.1K 24
                                    

"Kamu yakin mau ke kantor, mas?" tanya Clarissa saat mengantarkan suaminya.

"Iya. Ada meeting penting hari ini." jawab Pras lemas.

"Tapi kamu masih lemas loh, mas. Apa gak bisa di wakilkan saja sama Erick."

"Gak bisa, sayang. Kasihan juga Erick kalau aku gak masuk lagi hari ini, kemarin kan dia udah gantiin aku."

Pras menatap sayu pada istrinya, memaksakan senyumnya supaya tidak membuat sang istri khawatir.

"Aku berangkat dulu, ya." ucapnya melabuhkan ciuman di kening Clarissa, kemudian berjongkok menghadap perutnya mengusap juga mencuimnya.

"Daddy kerja dulu, ya. Jangan nakal disana. Jagain Mommy juga buat Daddy. Emmuach..."

Clarissa mengulum senyumnya, ia selalu dibuat terharu dengan prilaku manis dari suaminya ini.

"Hati-hati dirumah. Jangan terlalu banyak gerak. Jangan kecapean. Kalau ada apa-apa minta bi Sum aja."

"Iya, mas. Kamu juga hati-hati dijalannya. Kerja yang semangat. Aku dan baby juga pasti baik-baik aja kok, kamu tenang aja." sahut Clarissa tersenyum pada suaminya.

"Hari ini diantar pak Doni kan, mas?" tanya Clarissa setelah mencium tangan suaminya.

"Hm..." jawab Pras kemudian pergi memasuki mobilnya.

***

"Sini sayang. Duduk sama mama disini." Arum mengajak Clarissa untuk bergabung dengannya dan juga Anton di ruang keluarga.

Clarissa hendak kembali ke kamarnya setelah mengantar suaminya, tapi ia urungkan dan berbelok kearah kedua orang tuanya.

Clarissa langsung mendudukkan dirinya di sebelah mamanya, menyandarkan kepalanya di pundak mamanya.

"Kenapa? lemas?" tanya Arum sambil mengelus surai panjang milik putrinya. Clarissa menggeleng.

"Terus kenapa?"

Clarissa kembali menggeleng malah kini ia terlihat memejamkan matanya.

"Pengen sesuatu?" kali ini Anton yang bertanya.

"Pengen apa? bilang sama papa, biar papa carikan." tambahnya.

"Gak mau, pa."

"Sayang." Arum menarik putrinya untuk menghadap padanya, menatap lembut putri tunggalnya itu.

"Dengarin mama. Kalau memang kamu ada keinginan, jangan dipendam, sayang. Bilang aja. Nanti anaknya ileran loh kalau sampai keinginan kamu gak kesampaian."

"Iihh, gak mau. Jangan." ucap Clarissa bergidik jijik.

"Makanya, kalau emang kamu pengen sesuatu bilang aja sama mama juga papa. Mumpung kita masih disini, papa juga lagi gak ada kerjaan."

"Aku mau susulin mas Pras, ma." ucap Clarissa menatap berbinar pada mamanya.

"Buat apa?" tanya Anton heran.

"Aku mau dia elusin perut aku, pa." jawab Clarissa tersenyum ceria.

"Emang tadi waktu pergi tidak di elus dulu?"

"Udah, kok."

"Nah, itu kan udah. Ngapain kesana lagi?"

Tiba-tiba Clarissa berubah murung, ia menundukkan kepalanya.

"Tadi katanya aku harus bilang apa kemauan aku. Sekarang, kalian malah gak bolehin. Gimana kalau anak aku ileran nanti? mama sama papa mau tanggung jawab?"

Clarissa menatap Arum dan Anton dengan mata berkaca-kaca, tangannya mengelus perutnya sendiri yang masih rata.

"Bukan, begitu sayang. Tapi, keinginan kamu itu aneh aja. Bukannya tadi juga udah di elus, kan?"

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now