Gagal Ena-ena

39.5K 2.8K 47
                                    

Seminggu telah berlalu sejak mereka menginap di rumahnya Arum. Hari-hari Clarissa dan Pras semakin berbahagia saja dengan keharmonisan dan keromantisan mereka berdua.

Pras merasa lebih tenang dan lega sebab semua permasalahannya telah terselesaikan. Tak ada lagi cemas dan ketakutan yang ia rasakan.

Setiap hari Clarissa pasti mendatangi kantor suaminya untuk mengantar makan siang, menemani suaminya bekerja hingga selesai. Meskipun tak ada yang dapat dia bantu selain menyemangati dan memijit suaminya itu dikala kelelahan.

Seperti saat ini, saat mereka selesai makan siang dan istirahat sebentar. Pras kembali mengerjakan pekerjaan lagi.

"Cape ya, mas?" tanya Clarissa yang kini sudah berdiri di belakang suaminya yang tengah bekerja, memijit kepala sang suami pelan.

"Hmm... tapi sekarang udah gak lagi, kan udah ada kamu yang mijitin." jawabnya jujur.

"Enak gak, mas?" Pras mengangguk.

"Lebih enak lagi kalau kamu mijitinnya sambil duduk disini, sayang." Pras menepuk pahanya.

"Iiish... itu sih maunya kamu, mas." desis Clarissa kesal karena mengerti akan apa kelanjutannya jika ia menuruti kemauan suaminya.

"Ayolah, sayang. Aku lagi pusing banyak kerjaan, kasih aku energi biar semangat kerjanya." ucap Pras setengah merengek.

"Gak. Nanti malah lama selesainya, ini udah sore ya. Kamu harus cepet-cepet selesaikan kerjaan kamu supaya kita cepet pulang." tolak Clarissa tegas.

"Kalau kayak gini justru malah makin lama beresnya, sayang. Aku gak konsen kerjanya karena kurang tenaga, satu-satunya cara supaya tenaga aku balik lagi ya dengan kamu duduk di sini, sayang." rayunya dengan nada memelas.

"Aku gak yakin ya, kamu cuma minta aku duduk doang." ucap Clarissa memicingkan matanya curiga.

"Emangnya mau ngapain lagi." elaknya pura-pura tak mengerti.

"Huuuh..." Clarissa menghembuskan nafasnya, ia berjalan dan berhenti di sebelah suaminya.

"Jangan macam-macam. Aku duduk di pangkuan kamu sambil mijitin, terus kamu kerja yang bener biar cepet beres." peringatnya sebelum mendudukkan tubuhnya diatas pangkuan sang suami.

Pras mengangguk sambil menyeringai karena telah berhasil membujuk istrinya.

Clarissa duduk menghadap suaminya, tangannya kini beralih memijit pundak sang suami. Agak susah sebenarnya memijit pundak dari arah depan begini, tapi mau bagai mana lagi suaminya ingin begini.

Kini malah dirinya yang tidak fokus karena pandangannya kini terus mengarah pada wajah serius sang suami. Kalau sedang fokus dan serius seperti ini malah menambah kadar ketampanannya dengan kesan sexy.

Clarissa menelan ludah susah payah kala netranya menatap bibir tebal suaminya, turun kebawah netranya menatap jakun sang suami yang naik turun menelan ludahnya sendiri. Menggelengkan kepalanya mengusir pikiran kotor dari otaknya.

'Astaga kenapa aku jadi berpikiran mesum begini? apa hormon pra menstruasi membuatnya berpikiran omes' batinnya.

Tak tahu saja, sebenarnya Pras juga mati-matian mempertahankan fokusnya karena tak ingin membuat istrinya marah.

Seminggu yang lalu dirinya memang mendapati tamu bulanannya tepat setelah pulang dari acara menginap di rumah orang tuanya. Hal itu sempat membuat mood suaminya buruk lantaran tak dapat menyalurkan hasratnya. Walau begitu, tak sampai membuat hubungan mereka bermasalah karena Clarissa masih punya banyak cara lain untuk menyenangkan suaminya dan memperbaiki mood buruknya. Tepat pagi tadi dirinya baru selesai tapi belum sempat memberi tahu suaminya ini.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now