Rencana yang gagal

13.5K 1.2K 62
                                    

Happy Reading🤗🤗





Tanpa sepengetahuan Clarissa sebenarnya Rendi tidak benar-benar pergi meninggalkan kediamannya itu, ia hanya melajukan mobilnya keluar kemudian membelokkan setirnya setelah melihat Clarissa kembali memasuki rumahnya.

Mobilnya berhenti tepat di depan gerbang bagian belakang rumahnya, dua orang bodyguard tampak berdiri tegap menjaga pintu gerbang. Menyadari kedatangannya, salah satu dari mereka membukakan pintu gerbang untuknya.

"Masukkan kedalam gudang."

Rendi melemparkan kunci mobilnya dan langsung di tangkap salah satu bodyguardnya itu. Ia tidak khawatir sama sekali kalau Clarissa dapat mendengar suara mobilnya, mengingat jauhnya jarak bagian belakang dan depan rumahnya itu.

Dengan santai ia memasuki rumahnya menggunakan jalan rahasia yang mengantarkannya langsung ke sebuah kamar di lantai paling atas. Rumahnya memang terbilang sangat megah dan besar dengan memiliki 4 lantai, meski letaknya di tengah-tengah hutan.

Membuka pintu kamar tersebut dengan perlahan, kamar yang sudah ia khususkan untuk seseorang. Seketika matanya langsung disuguhkan dengan foto-foto seorang wanita cantik yang memenuhi dinding kamar tersebut. Matanya terpaku pada salah satu foto yang terpasang apik diatas kepala ranjang, foto berukuran paling besar diantara yang lainnya.

Tangannya menyentuh lembut foto tersebut, sebuah senyuman menyerupai seringaian terbit di bibir indah miliknya.

"Mau melarikan diri dariku, heh?" gumamnya dengan seringaian yang masih bertahan dibibirnya.

"Coba saja kalau bisa."

Ya, Rendi memang sudah mengetahui semua rencana Clarissa. Selama seminggu ini ia juga ikut bermain peran dalam permainan yang Clarissa buat. Ia tidak benar-benar percaya akan sikap manis dan penurut yang tiba-tiba Clarissa tunjukkan padanya.

Perubahan sikap yang tiba-tiba mengundang kecurigaannya, hingga ia memutuskan untuk memasang kamera tersembunyi di kamar Clarissa. Ia juga memasang alat penyadap suara berukuran mini di cincin yang Clarissa kenakan.

"Berliana Clarissa Anggara. Ah, sepertinya nama Anggara sudah tidak cocok lagi tersemat dinamamu. Sudah seharusnya kamu membuang nama itu, dan menggantinya dengan nama belakangku."

"Berliana Clarissa Sanjaya. Ya, harusnya seperti itu."

***

Sinar mentari telah kembali ketempat persembunyiannya, kini sinarnya telah digantikan dengan gelapnya malam.

Clarissa tengah bersiap-siap di dalam kamarnya. Ia sudah memakai celana jeans berwarna biru tua, tak lupa juga mengenakan jaket tebal karena cuaca di luar pasti akan sangat dingin. Memilih sepatu sebagai alas kakinya supaya memudahkannya untuk berjalan bahkan berlari. Tak ketinggalan sebuah senter kecil sudah ia kantongi di saku jaketnya.

Matanya mengamati sekitaran rumah melalui jendela kamarnya. Keningnya sedikit mengkerut kala mendapati hanya ada beberapa orang saja yang berjaga di pintu gerbang depan, tak seperti biasanya yang selalu penuh sampai ke setiap penjuru.

Tak ingin ambil pusing, kali ini Clarissa menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Sudah cukup malam, dan sepertinya bi Siti sudah tidur. Mungkin penjaga yang lainnya juga makanya yang jaga sekarang hanya sedikit." gumamnya tanpa curiga.

Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya, berjalan seperti biasa karena tak ingin menimbulkan kecurigaan jika sewaktu-waktu ia bertemu dengan salah satu pekerjanya Rendi.

Mengayunkan langkahnya menuju dapur dengan pandangan yang tak lepas mengawasi sekitar. Dirasa aman, ia mengambil langkah sedikit cepat untuk segera keluar dari dalam rumah.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now