Makan seblak super pedas

16.6K 1.4K 71
                                    

Hai hai hai🤗 selamat malam😊

Selamat hari kemerdekaan semuanya🤗🤗

Maaf baru bisa update lagi, ada yang masih nungguin cerita ini gak?


Happy Reading🤗🤗


"Mas mau ya." pinta Clarissa seraya mengekori langkah suaminya.

"Gak." ucap Pras mutlak.

"Ayolah mas, mau ya? ya, ya?"

Clarissa menatap suaminya dengan puppy eyes-nya, seraya menggelendot manja pada lengan suaminya.

"Sayang. Aku bilang gak ya, enggak. Jangan paksa aku, ya. Aku gak suka." decak Pras dengan nada juteknya. Clarissa cemberut.

"Jangan pasang muka kayak gitu, aku gak bakalan luluh." Pras melengos menghindari istrinya, takut tak kuat menahan gemas pada istrinya itu.

Clarissa berdecak, namun ia tak menyerah. Dengan cepat ia menyusul langkah suaminya menuju ruang makan.

"Mas." panggilnya.

"Hm."

"Ya? sekaliii aja." pinta Clarissa memohon dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Lama-lama Pras jadi kesal juga menghadapi istrinya ini, untuk kesekian kalinya Clarissa membujuk supaya dirinya mau menjenguk Rendi ke penjara.

Sudah sebulan lamanya Rendi di tangkap dan ditahan, namun ia tak berniat sama sekali untuk sekedar melihatnya. Bahkan panggilan polisi yang meminta kesaksiannya waktu itu pun ia wakilkan pada Erick, ia masih marah dan tak ingin melihat sisi wajah dari sepupunya itu.

Dan sudah seminggu ini, istrinya itu gencar membujuknya untuk mau bertandang ke kantor polisi.

"Kamu ini kenapa sih, sayang? ngotot banget minta pergi ke kantor polisi." ucap Pras dengan nada sedikit meninggi.

"Kamu kangen sama dia? kasihan sama dia? pengen ketemu sama dia, iya?" mata Pras menatap memicing pada istrinya itu, guratan wajahnya menyiratkan kemarahan.

Clarissa menggeleng ribut, bukan seperti itu maksudnya. Ia hanya tak ingin Pras dan Rendi terlalu lama bermusuhan, walau bagaimana pun juga perselisihan antara mereka berdua harus secepatnya di selesaikan.

"Bu-bukan, mas. Bukan begitu maksud aku, aku cuma gak mau kalian terlalu lama bermusuhan. Walau bagaimana pun juga kalian itu tetap keluarga, tidak baik kalau kamu terlalu lama membencinya, mas." jelas Clarissa, bahkan kini ia sudah mengambil dan menggenggam sebelah tangan suaminya itu.

"Ah sudahlah, aku capek bahas masalah ini terus." Pras melepaskan tangan istrinya.

"Aku harus berangkat, ada meeting pagi ini."

Pras bangkit dan berlalu pergi dari sana, Clarissa dengan cepat kembali menyusul langkahnya.

"Mas... maaf."

Clarissa langsung memeluknya dari belakang setelah berhasil mengejarnya. Ia tahu kelakuannya sudah salah selama ini, niatnya memang baik. tapi, jika suaminya tidak mau maka ia tak berhak memaksanya.

Pras menghela napasnya kasar sebelum membalikkan badannya menghadap sang istri. Ia pegang kedua bahu Clarissa, menatapnya dengan pandangan lembut.

"Jangan lakukan itu lagi, jangan paksa aku. Aku tahu niatmu itu baik, sayang. Tapi maaf, aku belum bisa menerima niat baikmu itu. Hati ini masih marah dan terluka atas semua pengkhianatannya, jadi aku harap kamu bisa mengerti." ucap Pras yang tampak sudah mulai tak marah lagi.

Clarissa transmigration (TAMAT)Where stories live. Discover now