82. PERASAAN KASIH

21K 2.5K 372
                                    

Mengandung adegan dewasa

Yang ngilang, saya tungguin depan gang🗿

Yang ngilang, saya tungguin depan gang🗿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari semakin larut, tetapi hujan tak kunjung berhenti. Segera setelah Kirana menidurkan Kinanti dan juga anak-anaknya yang lain, ia langsung bersiap-siap untuk tidur. Selama Kirana berganti pakaiannya sendiri, pikirannya tak tenang sama sekali. Perasaan marahnya pada Aditya kini berubah menjadi perasaan yang tak jelas wujudnya, membuat Kirana bertanya-tanya apakah ia sebenarnya masih marah pada pria itu.

Kirana melangkahkan kakinya ke kamarnya sendiri sembari menyisir rambut bergelombangnya dengan tangannya. Tidak ada suara sama sekali di kamarnya dan Kirana mendapati cahaya dian bergoyang lembut dari celah pintu. Sungguh, Kirana sedang tidak siap berduaan saja bersama Aditya sekarang. Perasaannya pada pria itu begitu besar dan ia bisa saja menangis konyol di depan Aditya. Kirana terdiam dalam waktu yang cukup lama di depan pintu kamar Aditya, berusaha menguatkan dirinya sendiri sejak tadi.

Tiba-tiba saja, gagang pintu di depannya digenggam oleh seseorang dan Kirana bisa merasakan dengan jelas terpaan nafas lembut di atas puncak kepalanya. "Hari semakin dingin, Kirana. Masuklah."

Kirana merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia refleks memundurkan tubuhnya. Nyatanya, ia salah mengambil langkah, sebab tubuhnya menabrak dada Aditya. Aditya menggenggam kedua pundak polos Kirana, kemudian mendorong wanita itu dengan lembut ke dalam kamar mereka. Seperti anak kecil yang penurut, Kirana mengikuti dorongan Aditya, hingga kini ia berada di kamar yang temaram itu. Aditya melepaskan genggamannya di pundak Kirana, kemudian berjalan ke arah nakas pendek di ujung ruangan.

"Naik ke atas ranjang, Kirana. Kangmas akan menyusul," ucap Aditya pelan. Tidak ada nada memaksa di dalamnya. Sungguh, Kirana tidak bisa menebak perasaan pria itu, sebab Aditya kian dingin dan datar.

Kirana mengikuti perintah Aditya untuk naik ke aras ranjang kayunya yang sempit itu. Ia duduk di sisi ranjang, berniat untuk menaikkan kedua kakinya. Matanya tak sengaja menangkap basah Aditya yang menatapnya terang-terangan. Pria itu mendekati Kirana sembari menarik lepas pakaian di tubuhnya, meninggalkan tubuh atasnya yang telanjang. Kirana buru-buru memalingkan tatapannya dan langsung mengambil posisi tidur yang menghadap dinding kayu. Tak lama kemudian, ranjang kayu itu berderit pelan, menandakan Aditya akan berbaring di sebelahnya.

Kirana melebarkan matanya panik ketika merasakan tubuh hangat Aditya yang berbaring di belakangnya. Pria itu berbaring menyamping, menghadap arah yang sama sepertinya. Dan masalahnya adalah dada Aditya menempel erat dengan punggungnya. Nafas pria itu pun terasa jelas di puncak kepalanya. Apa ranjangnya memang sesempit ini, hingga Aditya begitu menempel dengannya?

"Nyuwun pangapunten, Prabu," bisik Kirana perlahan. "Apakah Anda bisa bergeser, sebab saya merasa sedikit sesak."

"Kangmas sudah di ujung, Kirana," balas Aditya tenang.

PUSAKA CANDRA✔️Where stories live. Discover now