81. BERTEMU KEMBALI

17.2K 2.7K 447
                                    

"RAMA!"

Kirana hanya bisa berdiri mematung di halaman rumahnya dengan tubuhnya yang gemetar hebat. Matanya kini terpaku pada sosok familiar yang membuat hatinya dirundung rindu yang teramat besar. Di sisi lain, Manika dan Ranti pun sama-sama syoknya ketika melihat Prabu Aditya tiba-tiba saja mengunjungi kediaman yang sederhana itu.

Kirana sungguh tidak bisa berkata apa pun, bahkan ia tidak bisa menahan Kinanti yang kini berlari ke arah Aditya dan masuk ke dalam gendongan pria itu. Aditya memeluk anak perempuannya itu dengan sangat erat, seolah telah menunggu hal ini sejak lama. Tak lama kemudian, seruan pelan kembali muncul dari belakang tubuh Aditya, disusul derap langkah kaki yang bersemangat.

"Ibu!" seru Respati dan Suksmi bersamaan sambil merentangkan tangan mereka, seolah ingin memeluk Kirana. Kirana pun menyadari posisinya yang bukan lagi orang keraton, melainkan rakyat biasa. Karena itu, ia langsung menurunkan tubuhnya hingga berlutut di atas tanah dan mengatupkan tangannya di depan hidungnya. Hal yang sama pun juga ikut dilakukan oleh Manika dan Ranti. Namun, belum sempat, Kirana membungkuk untuk memberi salam, tubuhnya sudah dipeluk dengan begitu erat oleh Suksmi maupun Respati.

Kirana kembali membeku dengan matanya yang berair. Hati kecilnya ingin sekali memeluk kedua anak itu dan melupakan status di antara mereka. Tatapannya tak sengaja bertemu dengan Aditya untuk beberapa detik. Pria itu tampak mengangguk dan Kirana menyadari ia tidak lagi harus berpegang pada tata krama tak manusiawi itu. Kirana langsung memeluk kedua anak itu dengan begitu erat dan menenggelamkan wajahnya di lekuk leher keduanya. Kirana terisak, merasakan hatinya dipenuhi perasaan bahagia yang begitu besar. Kirana sangat merindukan Respati dan Suksmi hingga membuat hatinya tersayat-sayat dan kini ketika melihat mereka tumbuh dengan sangat baik, hatinya begitu lega.

"Kalian... makan dengan baik?" tanya Kirana sambil mengurai pelukan di antara mereka dan menatap Suksmi maupun Respati. Suksmi tumbuh menjadi remaja yang cantik, anggun dan luwes, sedanhkan Respati tumbuh menjadi anak yang sehat, ramah dan cerah. Kirana bersyukur tak ada satu pun yang kurang dari mereka.

"Baik, Bu," ucap Suksmi yang ditanggapi anggukan dari Respati.

"Ibu... Ibu sempat memanen ubi kayu. Masih ada persediaan yang cukup banyak. Nanti Ibu buatkan untuk kalian ya?" gumam Kirana lagi dengan air matanya yang terus menitik. Kedua anak itu pun menganggukkan kepalanya dan sama-sama tersenyum terharu, merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu.

"Masuklah, hari semakin dingin," gumam Kirana sambil berdiri dan mendorong lembut tubuh kedua anaknya ke arah Ranti dan Manika. Suksmi dan Respati pun juga turut bertukar rindu dengan Manika dan Ranti, mengingat saat masih di keraton, mereka cukup dekat.

"Kinanti ingin ubi kayu!" seru Kinanti sambil melompat turun dari gendongan Prabu Aditya dan berlari mengikuti Ranti. Bisa-bisanya anak itu lebih memilih memakan ubi kayu daripada melepas rindu dengan ramanya sendiri.

Kini, tinggallah Kirana dan Aditya di pekarangan rumah itu. Keduanya saling bertukar pandangan dalam waktu yang cukup lama sampai Kirana kembali mengatupkan tangannya di depan hidungnya dan membungkuk ke arah Aditya, memberi salam pada pria itu. "Bagaimana kabar Anda... Prabu?" ucap Kirana dengan nada pelannya.

"Kangmas dan anak-anak akan menginap untuk beberapa hari ke depan," balas Aditya lagi, sambil berjalan mendekati Kirana dengan langkah pelannya.

"Sungguh... kerendahan hati yang besar, kami bisa menerima Anda di rumah sederhana ini," gumam Kirana lagi, membuat Aditya mengerutkan keningnya tidak senang.

"Mengapa kamu berbicara seper..."

"Mbak," potong Ranti, kemudian tersadar jika Kirana dan Aditya sedang berbicara serius. Ia langsung tersenyum minta maaf, kemudian buru-buru mengundurkan dirinya dari tempat itu. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar panggilan dari Kirana.

PUSAKA CANDRA✔️Where stories live. Discover now