29. BERMALAM

28.4K 3.5K 401
                                    

Mengandung adegan dewasa. Jangan lupa bawa es batu.

Yang ngilang di part ini, saya doakan hari kalian senin terus, terima gaji.

*canda bestie, serius kali nona cantik ni


***

Nafas Kirana yang berat beradu dengan nafas Aditya. Pria itu menenggelamkan wajahnya di lekuk leher Kirana sembari terus menggeser jarik Kirana hingga ke pinggulnya. Pria menggenggam paha Kirana dengan erat, meremasnya dan menekan tubuhnya pada wanita itu. Kirana merasakan tubuhnya terbakar ketika mengetahui Aditya sangat menginginkannya. Tangan pria itu menyelinap semakin dalam hingga berada di pusat tubuhnya sebagai seorang wanita. Kirana menelan ludahnya dengan jantung yang berdegup kencang.

Kirana tidak pernah melihat ini di kediaman Nyai Suratih, tetapi pria itu kini menggodanya dengan cara yang tidak pernah Kirana tahu dan rasakan sebelumnya. Pria itu memujanya dengan cara yang lembut, perlahan, tetapi menuntut. Desahan lembut dan ramah keluar dari bibir Kirana, membuat Aditya menggeram pelan. Kirana merasakan tubuhnya dirayapi semut. Ia menekuk jemari kakinya, merasakan sesuatu tak biasa dalam dirinya. Helaan nafas berat terdengar ketika Kirana akhirnya berhasil mendapatkan yang ia tunggu.

Kirana mengerjapkan matanya perlahan. Nafasnya masih berat. Apakah seperti ini rasanya? Ia tidak tahu perasaan ini ternyata begitu menyenangkan, meskipun terasa asing dan cukup mengintimidasi di awal. Prabu Aditya melepaskan kemben Kirana, memuja setiap lekuk tubuh feminin Kirana, membuat tubuh gadis itu gemetar di bawah kuasanya. Ketika jarik Kirana dilepaskan, Prabu Aditya berlutut di ranjang sembari memandang Kirana dengan tatapannya yang gelap.

Kegelisahan mulai mehinggapi Kirana, ketika Prabu Aditya menatap terang-terangan seperti itu. Pria itu meraih bantalan kapuk Kirana dan menyelipkannya di bawah pinggul gadis itu. Prabu Aditya menaikkan sebelah kaki Kirana hingga berada di dadanya. Diciumnya betis Kirana dengan lembut, membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Tidak heran banyak gadis yang ingin menemani seorang Prabu Aditya di ranjang," gumam Kirana, berusaha meredakan kegugupannya dengan mengajak pria itu berbicara.

"Bagaimana dengan kamu?" tanya Aditya sembari memiringkan kepalanya dengan seringai khasnya. Kecupan pria itu perlahan turun dari betisnya hingga ke pahanya.

Tanpa bisa ditahan, semburat merah muda menyebar di pipi Kirana. Kirana memalingkan wajahnya. Ia membenci perasaan ini. Perasaan di mana Kirana tidak yakin dengan dirinya sendiri. Ia belum pernah memadu kasih sebelumnya dan tubuh Aditya cukup mengintimidasinya.

Aditya membungkuk dan menggenggam pinggul Kirana dengan kuat, sebelum memuja Kirana dengan lidahnya. Kirana merasakan nafasnya tercekat. Ia berusaha nenarik kakinya yang berada di pundak Aditya, tidak menyukai perasaan ini. Kirana merasa seolah tidak memiliki apa-apa lagi yang bisa ditutupi dari Aditya. Ia tidak pernah merasa semalu ini sebelumnya. Kirana menggigit bibirnya, menahan erangan di kala Aditya menggigit paha dalamnya dan menggoda pusat tubuhnya, seolah pria itu sering melakukan ini.

PUSAKA CANDRA✔️Where stories live. Discover now