12. BUMI AGENG MATARAM

17.8K 3.8K 314
                                    

Membutuhkan sekitar empat hari, tiga malam bagi pasukan itu untuk akhirnya sampai di Bumi Ageng Mataram. Dan untuk pertama kalinya, Kirana terpukau akan pemandangan yang ia lihat sepanjang perjalanan menuju ke gerbang kuthanegara. Sawah membentang dengan padi yang mulai menguning sejauh mata memandang. Petani-petani tersebut berhenti hanya untuk membungkuk pada rombongan yang akan memberikan salam pada Sasuhunan.

Gunung tinggi mengelilingi kuthanegara, seolah menjadi penjaga dan pengawal dari segala macam marabahaya yang mungkin datang. Ketika Kirana menoleh ke belakang, kilasan Laut Selatan terlihat dari kejauhan. Sungguh, ini adalah dunia baru yang ia maksud ketika ia menjadi pencuri dan ia sudah mendapatkan jawabannya. Ada dunia yang jauh lebih indah dari yang biasa ia tempati. Ketika rombongan itu sampai di kuthanegara, orang-orang merayakan kemenangan mereka dengan sorak sorai. Anak kecil dan pemuda berebutan ingin melihat putri-putri rampasan keputren. Apakah mereka secantik yang dirumorkan? Atau lebih cantik lagi?

Sebuah gerbang besi menjadi pertanda bahwa keraton semakin dekat. Rombongan itu memasuki pelataran keraton dan berhenti di depan Pendapa Agung, tempat penerimaan tamu kehormatan. Di sanalah, Sasuhunan sudah menunggu beserta abdi dalem setia dan garwanya. Kirana pun turun dari keretanya dan menunggu giliran untuk melakukan salam hormat pada sang Sasuhunan yang duduk dengan penuh kewibawaannya.

Sang Tumenggung dipersilahkan untuk melakukan sungkeman pada Sasuhunan. Pria itu membungkuk kemudian berjalan jongkok mendekati Sasuhunan. Ketika sampai di depan sang sultan, Tumenggung Adi melakukan sungkem dengan mencium tangan Sasuhunan -yang mana adalah sebuah kehormatan tertinggi. Diraihnya sebuah kotak, sebelum membukanya di hadapan Sasuhunan. Sang Sultan Agung menengok ke dalam kotak, lalu tersenyum puas sembari mengangguk. Kepala yang diduga sebagai adipati pengkhianat itu cukup memberikan seulas senyum di wajah serius Sasuhunan.

"Kesetiaan dan keberanian kalian adalah sesuatu yang takkan pernah bisa dibayar dengan apa pun, Saudaraku," ucap Sasuhunan dengan nada puasnya. "Tentu semua pemberian hadiah takkan pernah berguna untuk kalian yang sudah berjaya. Karena itu, katakan saja padaku apa yang kalian inginkan dan aku akan meloloskannya."

Sang Tumenggung menjawab dengan rendah hati -berpura-pura menolak, tetapi kemudian mengatakan keinginannya akan sepetak tanah di pantai utara Pulau Jawa. Keinginannya pun diloloskan oleh Sasuhunan. Kini, tibalah saatnya Prabu Aditya untuk mengatakan permohonannya pada Sasuhunan untuk menerima balas jasa. Pria itu melakukan jalan jongkok, mendekati Sasuhunan dengan gayanya yang berkelas dan berwibawa. Berbagai dugaan mulai berkeliaran dalam pikiran Kirana, mengenai apa yang mungkin dimohonkan Prabu Aditya. Dari gelagatnya, Kirana mencurigai, pria itu pasti memohonkan sepetak tanah juga.

Prabu Aditya melakukan sungkem dan Sasuhunan kembali menanyakan apa yang diinginkan pria itu. "Apa yang belum kuberikan padamu, Saudaraku? Katakan saja."

Prabu Aditya terdiam, lalu menjawab dengan nadanya yang setenang air. "Saya adalah pria paling beruntung di tanah ini, sebab saya sudah dilimpahi berkah, baik dari Sang Hyang Karsa, maupun Sasuhunan sendiri."

Kirana mencerca sikap Prabu Aditya yang berpura-purang sungkan, tetapi sebenarnya pria itu pasti menginginkan setengah kerajaan ini. Prabu Aditya bukanlah pria yang puas. Pria itu selalu menginginkan lebih, entah itu kekuasaan atau pun harta. Keserakahan tersebut sudah menguar dari perawakan Prabu Aditya sejak Kirana pertama kali bertemu pria itu. Kirana menatap Prabu Aditya dengan tatapan muaknya yang disambut dengan remasan lembut dari Ni Manika, menyuruhnya tetap menunduk dan sopan. 

"Namun, dalam kelimpahan harta ini, ada sebuah kekosongan dalam jiwa saya Sasuhunan," lanjut Prabu Aditya lagi. "Seperti yang Anda tahu, aditya membutuhkan candra di sisinya untuk menemaninya menguasai langit dan juga sebagai tempatnya untuk beristirahat."

PUSAKA CANDRA✔️Where stories live. Discover now