25. kesalahan tak diduga

903 77 2
                                    

Haifa mematut penampilannya dicermin, memperhatikan penampilannya agar tak terlihat terlalu mencolok. Setelah dirasa pakaiannya rapi Haifa berbalik ke arah ranjang, meraih ponsel yang dia letakkan di sana sebelumnya. Haifa mengetikan pesan untuk suaminya, menanyakan kepada pria itu apakah ada hal yang ingin dia beli dan apakah pria itu ingin dia masakkan sesuatu hari ini.

Saat pesannya tak dibalas, Haifa memasukan ponselnya ke dalam tas yang akan dia bawa, lalu meraih kunci motor yang berada di atas nakas. Haifa turun kelantai bawah, mengunci pintunya lalu pergi dari sana.

Haifa beruntung karena jalan yang dia lalui tak terlalu macet hari ini, jadi dia tak perlu membuang banyak waktunya dijalan. Setelah sampai dipasar dan memarkirkan motornya Haifa membuka bagasi motor, mengambil tas belanja yang sengaja dia bawa dari rumah.

Haifa kembali meraih ponselnya, melihat pesan yang sudah dia kirimkan untuk suaminya apakah sudah dibaca lelaki itu, dan dia hanya melihatnya hanya dibaca tanpa dibalas lelaki itu. Haifa mengendikan bahu berusaha untuk tidak perduli, mungkin saja suaminya sedang sibuk dikantor dan lupa untuk membalas pesannya.

Haifa kembali memasukan ponselnya kedalam tas, dia lalu berjalan masuk kedalam pasar, kali ini Haifa membeli lebih banyak ayam, mengingat jika Aira sangat suka dengan nuget ayam buatannya. Awalnya Haifa hanya coba-coba mengikuti tutorial yang dia temukan di youtube, dia hanya ingin mencoba membuat anaknya merasa nyaman dirumah mereka.

Setelah membeli ayam Haifa berjalan ke arah penjual sayur dan membeli beberapa sayuran yang dia butuhkan. haifa juga membeli telur, minyak, dan beberapa buah yang dia sukai. Entahlah, Haifa rasa berat badannya berkurang, selera makannya pun hilang entah kemana.

Merasa barang yang dia beli sudah selesai Haifa berjalan ke arah parkiran motornya, menata belanjaanya agar tak menyusahkannya saat dijalan nantinya. Haifa merasakan perutnya yang mulai lapar, dia mengingat saat berangkat tadi dia melihat warung nasi padang dipinggir jalan, Haifa berniat membeli makanan disana saja. Dia malas jika harus memasak saat sampai rumah nantinya.

Ditengah jalan, saat Haifa melewati sebuah kafe, Haifa melihat sebuah mobil yang sepertinya dia kenali, melihat plat nomor mobil yang sama persis dengan mobil sang suami membuat Haifa yakin jika itu benar-benar mobil milik pria itu. Haifa meminggirkan motornya, mencari keberadaan suaminya disekitar sana. Bukankah suaminya mengatakan jika banyak pekerjaan dikantor? Lalu untuk apa lelaki itu berada di kafe sebelum jam istirahat. Meski Haifa tahu jika lelaki itu bisa masuk ataupun keluar dari kantor seenaknya sendiri.

Haifa memicingkan matanya, mencoba menembus dinding kaca dari kafe tempat mobil suaminya terparkir. Tapi belum juga Haifa menemukan lelaki itu Haifa justru melihatnya keluar dari sana dengan seorang wanita yang Haifa hapal betul postur tubuhnya. Wanita yang selalu dia bandingkan dengan dirinya sendiri.

Melihatnya Haifa tak habis pikir, haifa kira pria itu berangkat tergesa-gesa pagi tadi karena memang pekerjaannya yang sudah menumpuk, rupanya ini pekerjaan yang suaminya bilang penting pagi tadi? Menemui mantan istrinya dan jalan berdua dibelakangnya?

Haifa memperhatikan keduanya, melihat setiap gerak gerik mereka berdua yang terlihat tidak tenang? Haifa tak tahu apa lagi yang mereka berdua sembunyikan darinya, atau mungkin dia yang tak tahu apa-apa selama ini.

Melihat mobil suaminya yang terlihat akan keluar dari sana Haifa merasa gugup, dia memajukan motornya lalu bersembunyi di depan sebuah mini market agar tak terlihat terlalu mencurigakan oleh suaminya dan juga wanita itu. Saat mobilnya sudah melewati tempatnya bersembunyi Haifa menghela nafasnya lega. Sebenarnya siapa yang sedang berbuat salah disini? Mengapa dia yang harus bersembunyi dari mereka berdua.

Saat melihat mobil suaminya yang sudah berbelok didepan sana Haifa kembali menyalakan motornya, Haifa tak berniat mengejar, dia tak mau membuat keributan ditempat umum, dia tak mau rumah tangganya menjadi tontonan orang-orang disekitarnya. Haifa ingin menangis, tapi dia malu pada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang dia tangisi? Menangisi suaminya yang mungkin tak pernah mencintainya?. Haifa lelah, biarkan saja mereka memainkan perannya, Haifa hanya akan mengikuti alur yang mereka siapkan untuknya, dia hanya akan bersikap bodoh seakan-akan tak tahu apa yang mereka lakukan dibelakangnya.

Saat dia memundurkan motornya Haifa tak terfikir untuk melihat jalanan yang ada dibelakangnya, fikirannya tak fokus karena harus memikirkan apa yang dilakukan suami dan juga mantan istrinya itu. Dia bahkan hampir tak sadar saat motor yang dia kendarai tertabrak oleh sebuah mobil dari arah belakang, dan membuat tubuhnya terbanting kesisi jalan, dia hanya merasakan kepalanya yang terantuk kesebuah benda yang keras meski helm masih bertengger dikepalanya. Haifa merasakan itu semua tanpa rasa apa-apa, semua yang dia rasakan seperti hanya mimpi belaka.

Haifa merasakan kepalanya pening, matanya buram dan susah untuk dia buka, Haifa sendiri sadar saat ada banyak orang yang mengerubunginya saat ini, hanya saja dia yang tak bisa membuka matanya sama sekali, haifa merasa jika tubuh yang dia tinggali saat ini sudah bukan miliknya lagi, tubuh itu tak mau mengikuti perintah dari otaknya untuk bangkit dan pulang kerumahnya saat ini juga.

~~~

Setelah mengantarkan kayra pulang kerumahnya Kevin langsung kembali ke kantornya, dia tak mampir seperti biasanya, mengingat jika anak mereka masih berada disekolah.

Pagi tadi saat dia sampai di kantornya Kayra sudah berada di depan ruangannya, awalnya Kevin tak menghiraukan wanita itu, dia juga tak mau untuk menemuinya barang sedetikpun. dia masih merasa kesal saat wanita itu dengan lancang membuka ponselnya.

Tapi saat dia mendengar dari sekertarisnya yang berada diluar jika wanita itu menjelekan istrinya dihadapan karyawan lain Kevin tak bisa tinggal diam. Wanita itu mengatakan jika istrinya saat ini yang membuat mereka berdua bercerai, Kayra juga mengatakan jika Haifa yang lebih dahulu merayunya dan membuat dia berpaling.

Memangnya dia lelaki seperti apa yang akan berpaling hanya karena rayuan wanita, mengapa mulut wanita itu sangat lihai untuk memfitnah orang lain?

Perasaanya respect nya pada Kayra yang notabene nya adalah ibu dari anaknya hilang seketika, wanita itu yang meninggalkannya, wanita itu juga yang menghancurkan rumah tangga impiannya dulu. Lalu sekarang dia justru menjadikan istrinya sebagai kambing hitam, menumpahkan semua kesalahan yang dia buat sendiri kepada wanita yang tak pernah tahu apa-apa?

Bukankah mereka berdua sudah sepakat untuk tidak mengurusi kehidupan satu sama lain setelah berpisah, lalu mengapa wanita itu tak mau menjaga privasinya?.

Merasa geram Kevin keluar dari ruangannya, dia menyeret Kayra untuk pergi dari sana, dia tak boleh membiarkan gosip tak benar tentang istrinya tersebar kemana-mana. Dia membawa wanita itu ke kafe yang tak jauh dari kantornya, mencoba memperingati wanita itu agar tak perlu lagi mengganggu keluarganya. Kevin sengaja membawa wanita itu ketempat ramai seperti ini, yang pertama dia tak ingin terjadi hal yang tak dia inginkan jika harus berada diruangan yang sepi, dan yang kedua agar dia bisa menahan amarahnya agar tidak menyakiti wanita didepannya.

Sesampainya dikantor Kevin mengumpulkan seluruh karyawannya, dia tahu jika gosip tak benar tentang istrinya pasti sudah tersebar kemana-mana, dia tak ingin nama baik istrinya rusak hanya karena fitnah murahan seperti ini.

"Assalamualaikum teman-teman, saya tahu, kalian semua pasti sudah mengetahui kabar buruk tentang istri saya" Kevin menghela nafasnya sebentar "Saya hanya ingin memberi tahukan kepada kalian semua bahwa itu adalah fitnah, wanita yang menjadi istri saya saat ini bukanlah wanita seperti yang dituduhkan mantan istri saya, saya harap gosip ini jangan sampai tersebar lebih luas, mengerti?" Kevin tersenyum saat melihat anggukan dari para karyawannya. "Saya rasa juga saya tak perlu menyebarkan penyebab saya bercerai dengan mantan istri saya kepada kalian, karena itu adalah aib. Kalau sudah mengerti silahkan kembali pada pekerjaan kalian masing-masing"

Kevin berbalik kearah ruangannya, melanjutkan kembali pekerjaanya yang sempat tertunda karena hal tidak penting seperti tadi. Dia sudah tak peduli saat mendengar kasak kusuk dari karyawannya saat dia pergi, yang terpenting dia sudah meluruskan semua tuduhan Kayra didepan karyawannya.

Jangan lupa bantu vote ya..

See you..

Baja NagaraWhere stories live. Discover now