06. dimanfaatkan

1.5K 147 0
                                    

Menyadari sang istri yang belum naik ke atas, Kevin turun ke lantai bawah, berkeliling mencari sang istri yang terdiam di halaman belakang, duduk di kursi dengan pandangan kosong ke depan. Berjalan perlahan, kevin duduk di samping wanita itu.

Saat istrinya menoleh kevin menatapnya seraya tersenyum, menelisik ekspressi istrinya yang tetap terlihat datar.

"ada apa?" Haifa bertanya seraya menatap sang suami.

"Harusnya mas yang bertanya, kamu kenapa?" Kevin membalas tatapan sang istri, saat wanita itu berpaling dia menghela nafas. "Kalau ada apa-apa cerita sama mas, kamu disini istri mas, tanggung jawab mas. Kalau sekiranya ada yang mengganjal dihati kamu, kamu utarakan. jangan di pendam sendiri"

Haifa terasenyum mengejek, menatap lelaki itu yang pandai sekali berdrama "kenapa mas mau-mau saja menikah dengan Haifa? Haifa tau, Mas hanya terpaksa"

"Kan sudah mas jelaskan tadi, kurang jelas?"

"Lalu, kenapa mas bilang kalau menikahi Haifa hanya karena suruhan mama di telfon? Haifa mungkin nggak cinta sama kamu, tapi Haifa mau berusaha menjadi istri yang sesungguhnya buat kamu, bukan cuma pura-pura" Haifa memalingkan wajahnya, tak ingin melihat laki-laki yang baru beberapa hari ini manjadi suaminya.

"Loh kok marah, kamu cuma salah paham sayang, mas memang disuruh mama untuk menikah, tapi tidak ada niatan sama sekali untuk memanfaatkan kamu sayang" tak mendapat respon apapun dari istrinya, Kevin merogoh saku celananya, mengambil handphone dan menelfon ibunya. "Mas telfon mama, supaya kamu dengar sendiri"

Saat panggilan tersambung Haifa melirik suaminya, menatap lelaki itu yang juga menatapnya.

"Halo, assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam, ma.."

"Ada apa Kevin?"

"Istri kevin ngambek ma.." kevin melirik istrinya yang menatap kearahnya "dia kira Kevin menikahi dia terpaksa karena suruhan mama"

"Kok bisa dia berfikiran seperti itu? kamu sebagai suami harusnya bisa menjaga perasaan istri kamu, kamu pasti bilang yang aneh-aneh kan sampe istri kamu berfikiran seperti itu?"

"Mama kok jadi nyalahin Kevin."

"Mana istri kamu? Mama mau bicara."

Kevin menyerahkan ponsel kepada istrinya, setelah itu dia meninggalkan wanita itu untuk melihat kondisi anaknya dan juga agar wanita itu bisa lebih leluasa berbicara dengan ibunya

"Ha.. Halo.. assalamualaikum bu" Haifa membuka suara dengan suaranya yang terasa sedikit tercekat dan canggung

"Waalaikumussalam sayang, apa kabar? nama kamu Haifa kan? Kevin sudah cerita sama mama" jawab wanita di seberang sana antusias

"I..iya bu" Haifa terbata, bayangan mertua galak terbentang didepan matanya, dia takut ibu mertuanya tak bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya

"Panggil mama saja sayang, kaya Kevin."

"Iya ma"

"Kapan mau main ke sini? Mama mau ketemu sama menantu mama yang selalu Kevin bicarakan saat kamu ditinggal di kampung kemarin"

"Mungkin besok ma, sekalian sama Aira juga"

"Loh, sudah kenal sama Aira?" wanita paruh baya itu bertanya dengan nada penasaran.

"Iya, Aira disini. Diantar mama nya tadi pagi"

"Kamu sudah bertemu Kayra juga? Dia baik kan sama kamu? Dia tidak mengatakan hal yang tidak-tidak kan sama kamu?" Ibu mertuanya itu bertanya dengan nada yang kelewat penasaran menurut Haifa

Baja NagaraWhere stories live. Discover now