05. duda anak 1

1.7K 165 0
                                    

Setelah kejadian semalam, Haifa tak berani bertatap muka dengan suaminya, saat bangun pagi tadi Haifa langsung keluar kamar, mengerjaan pekerjaan rumah dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Lelaki itu sempat menemuinya saat berangkat jogging tadi, tapi Haifa hanya menjawab sembari memasak, tak berani berbalik atau sekedar menatapnya saja.

Mendengar ada suara klakson mobil di depan rumahnya, Haifa berjalan kearah pintu depan, dan disana dia melihat suaminya yang sedang menurunkan seorang anak kecil seraya berbincang sebentar dengan seseorang yang berada di dalam mobil. seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahunan itu terlihat bergelayut di tangan suaminya. tak seberapa lama mobil itu pergi dari sana. Haifa menetralkan kembali ekspresinya, tak ingin terlihat canggung saat berhadapan dengan suaminya nanti. Haifa membuka pintunya semakin lebar saat melihat suaminya berjalan ke arah rumah.

Dan saat suaminya dan anak itu benar-benar sudah berada di dekatnya Haifa berusaha tersenyum meski canggung "sudah pulang mas?" dia bertanya seraya menyalami tangan suaminya.

"Iya" kevin memberikan tangannya dan memberikan senyum hangat kepada istrinya itu "Aira sayang, ayo salim dulu sama Ibu" ajaknya kepada bocah cilik di sampingya dan langsung dituruti anak itu.

Haifa diam, merasa aneh dengan panggilan yang suaminya berikan dari anak itu untuk dirinya 'Ibu?'

"Papa ayok masuk, Aira lapar mau makan. Kata Mama, tadi Aira makannya di rumah papa aja"

Haifa tertegun 'Papa?'
'Jadi, lelaki itu sudah punya anak?'

Menatap lelaki itu penuh tanya, Haifa hanya mendapati suaminya yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Haifa artikan.

"Haifa.."

Haifa melirik suaminya yang sudah masuk kedalam rumah. Membuang segala pikiran buruk yang terus bersarang di kepalanya, Haifa kembali menutup pintu dan mengikuti suaminya dan anak yang memanggilnya papa itu ke meja makan

Bocah cilik itu melihat ke atas meja makan setelah di dudukan di kursi oleh suaminya, melihat makanan yang tidak sesuai dengan seleranya, anak itu mengerucutkan bibirnya. "Papa, Aira mau makan sama telur aja, Aira nggak suka makanan ini"

"Aira sayang, nggak boleh menghina makanan ya. kalau Aira mau makan sama telur papa buatin. Aira tunggu dulu disini" lelaki itu berjalan ke arah dapur yang memang tidak disekat dengan ruang makan.

Melihat suaminya yang sudah bergerak mengambil teflon Haifa berjalan mendekat. Mengambil alih teflon yang ada di tangan suaminya itu "Biar Haifa aja mas, kamu temenin Aira dulu"

Kevin memberikan teflon itu kepada istrinya, membiarkan wanita itu membuatkan makanan untuk anaknya "makasih sayang" tanpa menjawab suaminya, Haifa diam saja, menyibukan dirinya dengan peralatan dapur. Dia tak tahu harus bersikap bagaimana, mau marah, tapi untuk apa? Sesekali ekor matanya mengawasi sang suami dengan anak itu yang terlihat sangat bahagia saat bercerita.

'Jadi, dia menikah dengan duda?'

atau justru lelaki itu sebenarnya memang punya istri dan dia hanya di jadikan simpanan disini. Jika memang iya jahat sekali lelaki itu.

Haifa meletakkan omelet telur yang dia buat untuk anak pria itu, tanpa berkata apa-apa dia berlalu dari sana. Meninggalkan ayah dan anak yang sedang bercerita banyak hal.

Menaiki anak tangga, Haifa terus berjalan menuju kamarnya. Suasana hatinya tiba-tiba saja berubah. Bukan karna dia tak suka anak itu, hanya saja dia merasa dibohongi. Bagaimana jika dia memang istri simpanan saja disini, tapi apa motif lelaki itu menikahinya?.

dilantai atas Haifa hanya duduk di balkon kamarnya, bermain ponsel tak tentu arah, mau turun pun rasanya dia tak ingin, dia enggan untuk bertemu suaminya.

Baja NagaraWhere stories live. Discover now