Chapter 75 : Extra Part

52.3K 1.9K 142
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.








Happy Reading

Di sebuah taman, terlihat seorang Ayah yang mengejar putrinya sembari tertawa bahagia. Sang anak perempuan itu berlari menghindari sang Ayah yang saat ini tengah mengejarnya sembari sesekali memanggil namanya. Sedangkan, tak jauh dari sana terlihat seorang wanita muda yang sedari tadi melihat bahagia interaksi antara anak dan ayah itu.

Senyuman manis Qila tak pernah luntur dari wajahnya, ia begitu bahagia melihat keluarga kecilnya saat ini sudah melengkapi hidupnya menjadi lebih indah. Waktu begitu cepat, Qila masih tak menyangka jika saat ini dirinya sudah bersuami dan memiliki 2 orang anak yang sangat lucu pastinya. Ia merasa hidupnya sangat sempurna sekarang ini.

Berawal dari dirinya yang di beritahu kedua orangtuanya jika ia akan segera menikah, Qila ingat sekali saat itu ia sangat menolak keras perjodohan ini sampai-sampai ia kabur ke rumah kedua sahabatnya.

Hingga saat proses lamaran tiba, betapa terkejutnya Qila saat mengetahui jika calon suaminya adalah gurunya sendiri, guru matematika peminatan yang selalu ia hindari saat berada di sekolah, guru yang selalu menghukumnya jika ia membuat sebuah kesalahan walaupun itu hanya kesalahan kecil.

Bahkan Qila selalu mencaci-maki guru matematikanya itu setiap kali memberikan sebuah PR yang sangat sulit. Sumpah serapah selalu Ia berikan tak kala guru menyebalkan itu menghukumnya dengan berkali-kali lipat saat dirinya tak sengaja tertidur di kelas.

Namun sekarang, guru yang membuat dirinya darah tinggi itu telah menjadi suaminya, sekaligus ayah dari anak-anaknya. Qila pikir jika ia menikah dengan Alzio hidupnya tidak akan bahagia. Ternyata dirinya salah besar, selama menikah dengan Alzio, Qila selalu merasa nyaman, aman dan hidupnya menjadi lebih berwarna ditambah lagi dengan kehadiran buah hati yang selama ini tak ia sangka.

Walaupun masa mudanya tidak sama seperti teman sebayanya, Qila tak pernah menyesal sama sekali menikah di usia yang terbilang sangat muda. Memang, rencana untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri gagal. Namun, dengan begitu Qila sama sekali tak pernah menyesal dan sangat bersyukur karena masih bisa berkumpul bersama keluarganya, melihat tawa kebahagiaan dari anaknya, itu sudah membuat Qila lebih dari cukup.

"Hap ketangkap". Ucap Alzio yang langsung mengangkat Ziva.

" Aaaa- yah Ziva terbang". Ucap gadis kecil itu di sertai gelakkan tawa karena sang Ayah yang mengangkat dirinya ke udara.

"Ziva, Ayah, udah dulu mainnya. Sini makan dulu". Teriak Qila keras. Alzio menolehkan kepalanya ke sumber suara yang berasal dari istrinya itu. Disana, Alzio melihat Istrinya yang tengah duduk di sebuah tikar sembari memangku anak laki-laki nya, Zidan.

"Mainnya nanti lagi ya, Bunda panggil tuh". Ucap Alzio yang di setujui oleh Ziva.

" Iya Ayah". Ziva pun berlari meninggalkan Ayahnya yang berjalan di belakangnya, Ziva duduk di hadapan Qila dan langsung mengambil air minum yang tadi Bundanya itu siapkan.

"Minumnya pelan-pelan Ziva". Ujar Qila sembari membuka penutup tempat makanan yang tadi Ia bawa dari rumah.

Sebelum kemari, Qila menyempatkan waktu membuat beberapa cemilan untuk mereka makan di taman nanti.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now