Chapter 30 : Tak Dihiraukan

32.4K 1.9K 37
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.












Happy Reading

Jam menunjukkan pukul 20.58 . Sudah 2 jam lebih Qila menunggu Alzio diteras rumah nya. Namun, yang ditunggu-tunggu sedari tadi belum juga datang. "Pak Al kemana sih, lama banget". Ucapnya sembari memukul lengan nya yang terdapat seekor nyamuk disana.

Bukannya tak mau masuk ke dalam rumah. Namun, Qila ini sangat penakut saat dirinya sedang dirumah sendirian.

Jika siang hari Qila berani dirumah sendiri, tapi bila waktu sudah malam. Ia tak berani dan memilih menunggu Suaminya diteras rumah dengan jalanan yang sangat sepi dan semua pintu tetangganya ditutup rapat-rapat.

"Cepet pulang dong Pak, saya takut". Lirih nya sembari memeluk dan mengusap kedua lengan nya. Hingga tiba-tiba, Semua menjadi gelap. Qila tak dapat melihat apapun disekitarnya. Ia semakin ketakutan dengan sunyi dan dinginnya angin malam.

" Aduh kenapa pakai mati lampu segala sih. Pak buruan pulang saya takut". Sekarang Qila menjadi sangat takut serta khawatir jika sesuatu terjadi pada Suaminya. Pasalnya tak biasanya Alzio pulang jam segini. Biasanya Suaminya itu pulang pukul 15.00 sore dan paling lambat 17.30 . Namun sekarang mobil Suaminya ini sama sekali belum terlihat.

Qila merasakan ada benda halus yang mengelus kakinya. Awalnya Qila tak menghiraukan itu. Namun semakin kesini sesuatu itu bergerak-gerak. Karena Qila ikut menggerakkan kakinya sehingga tak sengaja menginjak sesuatu yang sedari tadi mengganggu.

Miaou~

Qila mendengar suara kucing sembari mencakar kakinya. Membuat Qila terkejut dan berlari masuk ke dalam rumah.

Qila segera mengunci pintu rumah nya dan duduk di depan pintu sembari meraba kakinya yang terdapat luka goresan akibat dicakar kucing. "Untung aja kucing, gue kira apaan". Ucapnya sembari mengelus dadanya seraya menetralkan detak jantung nya.

"Shh perih, emang kurang ajar tuh kucing". Makinya pada kucing itu.

" Pak Al kemana sih, cepet pulang dong Pak... Disini gelap". Lirih nya sembari memegang kakinya yang terluka.

Setelah hampir setengah jam Qila menunggu dibelakang pintu. Akhirnya Qila mendengar suara mobil Suaminya digarasi rumah nya. Dengan cepat Qila membuka pintu dan menghampiri Alzio.

"Paak.. Lama banget sih, dirumah lagi mati lampu...saya takut...kaki saya juga dicakar kucing, perih". Adu Qila yang langsung memeluk Alzio erat.

Qila tak merasakan jika Suaminya membalas pelukan nya. Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah datar Alzio yang justru pandangannya hanya lurus kedepan.

Qila melepas pelukan nya dan menarik tangan Alzio lembut. " Ayo masuk Pak". Ajak Qila yang berjalan masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di kamar, Qila menatap wajah Alzio lembut dengan kedua tangannya yang masih memegang lengan Alzio. "Pak Al masih marah sama saya? ". Tanyanya pada Alzio. Namun, Alzio hanya diam saja dan tak menjawab pertanyaan nya tadi. " Saya minta maaf, saya ngaku salah. Maafin saya ya? ". Lanjut nya dengan wajah yang penuh harap.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now