Chapter 68 : Siapa?

24.9K 1.5K 255
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

Hari ini, Qila membuat brownies cokelat yang sangat mengunggah selera bagi siapa saja yang melihat nya. Dengan resep dari Alfina, akhirnya setelah beberapa jam brownies cokelat yang ia buat pun telah jadi.

Qila memotong brownies itu dan memberikannya kepada Ziva. Setelah itu, tak lupa juga Qila meletakkan beberapa potong brownies cokelat itu ke sebuah piring untuk ia berikan pada Mbak Sarah, ibu dari Arka.

Seorang balita dengan kuncir dua itu selalu mengekor ke manapun sang Bunda berjalan, sembari memakan sepotong brownies cokelat yang tadi Bundanya itu berikan padanya.

Sesampainya di rumah mbak Sarah, Qila dipersilahkan masuk dan di ajak ke dapur oleh wanita itu. Sedangkan Ziva, gadis kecil dengan kuncir 2 itu hanya fokus memakan sepotong brownies yang tinggal sedikit di ruang tamu.

Setelah brownies cokelat yang tadi ia makan habis, sorot matanya tak sengaja melihat ke arah seorang laki-laki yang tengah fokus menulis dan sesekali membolak-balikan lembaran buku yang berada di atas meja.

Ziva pun mendekati nya dan ikut duduk di sebelah anak laki-laki itu. Melihat apa yang tengah di lakukan anak laki-laki disebelah nya. "Kak Aka apain? ". Tanya Ziva penasaran.

Tanpa berniat untuk mengalihkan pandangannya, Arka tetap menulis sembari menjawab pertanyaan gadis balita di sebelah nya dengan malas. " Nulis". Jawabnya dengan singkat.

Ziva mengangguk mengerti. "Oh, jipa pelnah liat Ayah gitu juga". Seru Ziva semangat. " Kak aka ajalin jipa juga dong". Pinta Ziva yang tidak ditanggapi oleh Arka. Bocah laki-laki itu terlalu fokus pada berbagai tulisan yang ada di hadapannya.

Menatap Ziva sejenak saja tidak, membuat Ziva menatap Arka bingung. Tak biasanya teman laki-laki nya seperti itu. Biasanya kak Arkanya akan menjawab semua ucapan yang ia lontarkan.

Merasa keadaan menjadi hening, Arka menolehkan kepalanya ke arah Ziva yang juga menatapnya dengan bingung. Arka melepaskan pena di tangannya dan menatap gadis dengan kuncir dua itu dengan dalam.

"Kenapa? ". Tanya Arka yang membuat Ziva semakin bingung di buat nya. Arka menghela napas sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya. " Kenapa diam? ". Lanjut nya sambil menyandarkan punggungnya di sofa ruang tamu.

" Jipa mau ulis juga". Jawab Ziva dengan sorot mata berbinar.

Arka mengambil selembar tisu yang ada disana, dan menarik tangan Ziva agar gadis itu lebih dekat dengan nya. "Kalau mau nulis tangannya dibersihkan dulu". Ujar Arka sembari mengambil beberapa lembar tisu yang tak jauh dari tempat duduknya, lalu membersihkan kedua tangan Ziva dengan lembut dan telaten. Setelah itu, Arka mengambil selembar tisu lagi dan mengelapkannya ke mulut Ziva yang terdapat noda cokelat disana. " Kebiasaan kalau makan celemotan". Tutur Arka gemas.

"Jipa kan masih kecil kak Aka". Sahut Ziva membela diri.

" Udah 3 tahun, bukan anak kecil lagi". Ucap Arka dan menaruh tisu yang tadi digunakan ke atas meja samping bukunya.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang