Chapter 33 : Di Marahin

31.9K 1.9K 113
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.









Happy Reading

"Pak Al pernah mau nikah sama mbak Kania? ". Tanya Qila yang penasaran.

" Iya, cuma gagal karena kakek nya Alzio langsung ngejodohinnya sama kamu". Ucapnya yang sedikit kesal.

" Tante makanan nya sudah siap, aku antar ke sana dulu". Ucap Qila yang langsung pergi membawa sebuah toples yang berisikan berbagai cemilan didalamnya. Ia hanya ingin menghindari berbagai ucapan dari Tante Ira.

Qila menghampiri Alzio dan juga Mbak Kania yang sedang bermain dengan Abel. Qila duduk di sofa samping Indah.

"Qila, gimana sama sekolah kamu? ". Tanya Om Dedi. Membuat Qila bingung ingin menjawab apa. Pasalnya sekarang dirinya sedang menjalankan masa skors. Tak mungkin kan ia bilang seperti itu. Membuat malu diri sendiri saja.

" Eumm... Anu Om". Jawabnya yang bingung sembari melihat ke arah Alzio. Meminta bantuan untuk menjawab.

kemudian Alzio duduk disamping Qila dan tangannya langsung dipegang oleh Qila. "Sekolah nya baik, cuma lagi masa hukuman aja". Jawab Alzio sembari mengelus punggung tangan Istrinya.

" Loh kenapa? ".

" Biasa Om...berantem ".

" Tapi bukan salah aku sepenuhnya kok". Sahut Qila membela diri. Qila mencubit lengan Alzio dengan sangat keras. "Sayang". Tegur Alzio yang hanya dibalas cengengesan dari Qila.

" Harusnya kamu jangan begitu, anak perempuan harus baik kelakuannya. Coba kayak Kania dulu waktu SMA. Selalu ikut Olimpiade sama Alzio. Dulu mereka berdua selalu menjadi kebanggaan semua orang. Bukan seperti kamu yang malah membuat onar dan membuat suamimu malu karena kelakuan mu". Ucap Tante Ira tiba-tiba yang baru saja datang dari dapur sembari membawa nampan yang berisi minuman diatasnya.

Qila hanya bisa menundukkan kepalanya dengan perasaan yang kesal dan sedikit malu. Selalu saja dirinya dibanding-bandingkan. Entah itu dengan adiknya Farel dan sekarang dengan sepupu dari Suaminya.

"Saya memaklumi itu, Istri saya masih remaja. Jadi tidak masalah bagi saya. Yang terpenting Istri saya mau bertanggung jawab atas perbuatan nya". Ujar Alzio yang membela Qila sembari merangkul mesra Qila.

" Iya Ra, bener yang dibilang Alzio. Qila juga anak yang baik dan juga sopan, aku suka sama sifatnya". Sahut Indah membenarkan.

"Bela aja terus, harusnya kamu nasehati menantumu. Biar keluarga kita gak malu dengan kelakuan nya. Kalian berdua sih terlalu manjain dia". Ucap Tante Ira yang mengarah pada Ibdar dan juga Indah. "Kalau bukan orang tua udah gue bejek-bejek tuh nenek tua". Batin Qila kesal.

"Saya biasa aja, engga pernah merasa malu sama sekali. Justru saya bangga sama anak perempuanku ini". Ucap Ibdar sembari tersenyum ke arah menantu kesayangannya itu.

Tiba-tiba Abel datang menghampiri Alzio dan menarik tangan Alzio dengan berpegangan jari telunjuk Alzio. " Papa". Ucap Abel yang membuat semua orang disana terkejut.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now