Chapter 26 : Insiden Catokan

33.9K 1.9K 10
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.








Happy Reading

Disore hari ini, Qila sedang membantu Alfina membuat kue didapur. Setelah Alzio pamit untuk berangkat kerja tadi pagi. Alfina mengajak Qila untuk berbelanja bahan-bahan kue yang akan mereka buat.

"Nah kalau semuanya sudah selesai tinggal di masukkan ke dalam oven". Ucap Alfina yang mengajari anak perempuannya membuat kue.

" Kalau yang ini Ma? ". Tanya Qila yang mencolek-colek sebuah adonan didepannya.

Alfina yang melihat itu pun memukul pelan tangan putrinya. "Qila jangan dicolek, kamu belum cuci tangan". Larang Alfina.

" Maap Ma, habisnya lembut ". Ucapnya yang cengengesan.

"Kalau yang itu dikukus aja, gak perlu dimasukkan ke dalam oven". Jawab Alfina dan Qila hanya membulatkan mulut nya seperti huruf O.

Alfina mulai memasukkan adonan yang ada didepan Qila satu per-satu ke dalam panci berukuran besar. Sedangkan Qila hanya asik melihat sang Mama tanpa ada niatan untuk membantu. Setelah itu, Alfina menghampiri Qila yang tengah duduk sembari memakan salah satu buah di sana.

Alfina menatap Qila dengan senyuman lebarnya, Qila yang merasa aneh dengan sang Mama pun mengerutkan alis bingung. “Mama kenapa sih senyum-senyum sambil lihat aku begitu, ada tepung ya di wajah Qila?”. Tanya Qila sembari mengusap wajanya.

“Nak Alzio perlakukan kamu dengan baik nak, kamu bahagia kan nikah sama nak Al?”. Tanya Alfina tiba-tiba.

Qila menatap bingung sang Mama, kenapa Mamanya itu tiba-tiba menanyakan hal seperti itu padanya. “Tumben Mama nanya gitu”. Ucap Qila tanpa menjawab pertanyaan Alfina.

“Mama perhatikan nak Alzio sangat menyayangi kamu, bisa di lihat dari perlakuan dia ke kamu”. Ujar Alfina sembari mengelus kepala Qila dengan lembut.

Qila mengangguk setuju pada Alfina. “Pak Al emang baik banget, dia juga lembut. Tapi, kalau marah jadi serem”.

“Dulu, waktu kamu baru lahir. Nak Alzio sama Kakeknya datang ke rumah sakit buat jenguk kamu, selama dirumah sakit Nak Alzio selalu gendong kamu, kalau kamu nangis dia yang nenangin. Mama suka banget sama perlakuan dia ke kamu”. Ujar Alfina yang menceritakan perlakuan menantunya itu. “Habis dari rumah sakit ternyata Mama dapat kabar kalau Nak Alzio keluar negeri buat menempuh pendidikan. Dan Mama bertemu lagi saat Nak Alzio sudah jadi laki-laki dewasa yang sangat sukses yang sebentar lagi akan jadi calon menantu Mama”. Lanjut Alfina dengan senyuman yang tak pernah pudar di wajahnya.

Awalnya, saat Alfina diberi tahu Hardian mengenai perjodohan antara Alzio dan Qila,  Alfina sangat menolak perjodohan itu. Karena menurutnya, Alzio dan Qila tidak akan bisa di satukan, mengingat jarak usia mereka yang lumayan jauh, tentu saja pola pikir mereka akan sangat jauh berbeda, itu sebabnya Alfina sempat menolak perjodohan itu. Lagipula juga Qila masih sekolah, ia tak ingin pendidikan putrinya terhenti begitu saja.

Dan saat proses pertunangan, di situlah pertama kalinya bagi Alfina melihat kembali Alzio yang dulunya masih terbilang anak-anak kini menjadi Alzio dewasa yang sopan dan cerdas. Alfina sangat menyukai kepribadian dari Alzio, membuat Alfina yang awalnya terpaksa menerima perjodohan ini menjadi pihak yang sangat mendukung perjodohan ini.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now