Chapter 67 : Qila dan Ziva

23K 1.5K 66
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

Malam harinya, di atas ranjang lebar itu. Terdapat pertarungan antara ibu dan anak yang tengah memperebutkan posisi tidur di dekat sang Ayah. Alzio yang berada di tengah-tengah antara Istri dan juga anaknya pun hanya bisa pasrah dan diam, menunggu perdebatan kedua perempuan itu selesai.

"ih Undaaa.. angan dekat-dekat Ayah Jipa Undaa. Ini Ayah unya jipa". Ucap anak kecil itu sembari mendorong Qila dengan kedua tangan nya.

Sedari tadi, Ziva terus mendorong bundanya agar bundanya itu tidak bisa memeluk sang ayah di malam hari ini. Namun bukannya mengalah pada anaknya, Qila justru semakin erat memeluk Alzio.

"Apasih Ziva, Bunda juga mau di peluk Ayah". kesal Qila karena anaknya itu terus mendorongnya agar dirinya tidak bisa berdekatan dengan Ayah anak satu itu.

" iiii ndak boyeh undaa. Ayah uma boyeh peyuk jipa". Seru balita itu yang semakin kuat mendorong lengan bundanya.

"Gak mau, kamu aja yang sanaan". Qila menutup matanya. Berpura-pura tertidur agar anaknya itu tidak dapat mengganggu nya lagi.

" Ayah unda nakal ". Adu anak kecil itu pada sang ayah yang sedari tadi hanya bungkam.

Biasanya, setiap malam Qila dan Alzio akan menemani anak perempuan mereka tidur dikamarnya sendiri. Setelah itu, mereka berdua akan kembali ke kamar mereka saat Ziva sudah tertidur pulas.

Tetapi, entah kenapa malam ini Ziva tidak mau tidur dikamarnya sendiri. Padahal sedari tadi Alzio sudah mencoba untuk membuat Ziva tidur. Namun, mata bulat gadis kecil itu tidak kelihatan mengantuk dan selalu ingin bermain dengan nya saja.

Hingga malam pun semakin larut, Alzio memutuskan agar putri nya itu tidur bersama dirinya dan juga Qila untuk malam ini. Tetapi bukannya tidur, kedua perempuan di samping kanan-kirinya itu sedari tadi tidak mau diam dan selalu berdebat. Membuat Alzio pusing akan tingkah kedua perempuan yang sangat ia sayangi dalam hidupnya.

" Heh kamu kan bisa peluk di sebelah kanan ayah, yang bagian kiri ayah tempat bunda". Sahut Qila saat mendengar Ziva yang mengadu pada Alzio. Jika sudah begitu, Suaminya itu pasti akan membela anaknya dan dirinya mau tak mau harus mengalah.

"Gak boyeh undaa huwaaaa". Karena Qila yang tidak mau bergerak dari sana, alhasil lama-kelamaan gadis itu menangis dengan sangat keras.

Alzio menghela napas sabar terlebih dahulu sebelum mengatakan. " Sayang kamu ngalah aja ya, ini sudah malam. Gak enak di dengar tetangga". Bujuk Alzio saat melihat anak perempuannya itu menangis tak mau berhenti sebelum Qila melepaskan pelukan nya.

Sebenarnya alasannya bukan karena itu, hanya saja Alzio tidak ingin Ziva menangis semalaman hanya karena masalah sepele seperti tadi. Dan juga, Alzio hanya ingin Istrinya itu mengalah sebentar saja.

Qila mencabik kesal. "Mas kamu lebih milih Ziva dibanding aku? ". Tanyanya dengan ketus dan menatap Alzio tajam. Sebenarnya Ia tidak marah, hanya saja dirinya tengah kesal pada Suaminya itu.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now