Chapter 4 : Masalah Pembalut

53.7K 2.9K 22
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.








Happy Reading

Sepulang sekolah, Qila dan Alzio mampir ke supermarket untuk belanja bulanan, bahkan Qila saja belum mengganti seragam sekolah nya dengan baju formal. Tadi sebelum mendatangi supermarket, Qila dan Alzio mendatangi sebuah toko yang menjual perabotan rumah yang sangat lengkap, mengingat jika peralatan masak dirumahnya belum lengkap, Alzio pun membawa istrinya ke toko tersebut dan membeli beberapa barang yang istrinya itu butuhkan.

Saat ini Qila sedang memilih apa saja yang harus di beli untuk perlengkapan dapur rumahnya, sedangkan Alzio membawa troli belanjaan mereka dan mengikuti kemanapun sang istri berjalan.

"Sayur udah, daging udah, bumbu dapur udah, eum... Apa lagi ya yang belum". Pikir Qila. " Kamu gak beli cemilan?". Tanya Alzio yang tahu bahwa istrinya itu sangat menyukai cemilan yang tidak sehat.

"O'iya cemilan, hampir aja saya lupa". Ucap Qila yang langsung berjalan menuju tempat dimana banyak berbagai jenis dan brand cemilan terpajang disana.

Alzio yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis melihat kelakuan istri kecilnya itu. Untuk hari ini ia biarkan saja istrinya ingin mengambil berapa banyak cemilan yang terlalu banyak micin. Di lain hari, ia akan membatasi istri kecilnya untuk tidak terlalu makan cemilan yang terlalu banyak micin.

Qila mengambil beberapa jenis cemilan yang ada disana lalu memasukkan kedalam troli belanjaan nya. "Pak saya boleh beli ice cream gak?, terus saya juga mau stok Ice cream". Ucap Qila dengan senang.

" Hm boleh, tapi jangan terlalu banyak. Gak baik". Jawab  Alzio yang dibalas anggukan oleh Qila. Lalu mereka berjalan ke arah chest freezer dan mengambil ice cream yang menjadi favorit Qila setiap harinya.

Setelah mengambil beberapa ice cream Qila dan Alzio mengantri untuk membayar belanjaan mereka. Saat Giliran untuk membayar, mbak kasir yang ada disana terus menatap Alzio sambil tersenyum.

"Dek, kakaknya ganteng ya. Boleh lah kenalkan ke saya". Kata mbak-mbak kasir itu.

" Mbak mau sama kakak saya? ". Tanya Qila yang langsung di angguki mbak kasir itu.

" Ya maulah dek, siapa sih yang gak mau cowok bening kayak mas ini". Jawab mbak kasir dengan senyum malu-malu.

"Mbaknya terlambat, kakak saya sudah punya istri. Mana istri nya galak lagi, serem tau". Kata Qila yang menakut-nakuti.

" Gapapa dek, saya mau kok jadi istri simpanan". Ujar mbak kasir yang membuat Qila menjadi kesal sendiri, awalnya rencananya bukan seperti itu. Dan ini malah tidak sesuai rencananya.

“Kalau mau jadi istri kakak saya harus di pikir seribu kali mbak, soalnya kakak saya suka nyiksa orang dan bikin stress, terus juga kakak saya agak gila juga, nanti mbak ikutan gila loh”. Ucapnya yang menakut-takuti mbak kasir itu dengan nada bicara yang di lebih-lebihkan.

“Masa sih Dek, kayaknya kakaknya gak gitu deh”. Sahutnya tak yakin.

“Mbak gak tau aja setiap hari saya selalu makan hati, kepala saya mau pecah rasanya”. Ucapnya histeris.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now