Chapter 46 : Qila Marah

34.1K 1.7K 58
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

Pagi harinya, Qila terbangun dengan tubuh yang sangat lelah. Mungkin karena efek jalan-jalan kemarin sehingga membuat tulang nya serasa ingin patah sekarang.

Sebenarnya saat ini dirinya masih merasa mengantuk dan ingin melanjutkan tidurnya kembali, namun itu sangat tidak mungkin baginya, di karenakan Suaminya itu baru saja membuka gorden jendela dan membuat cahaya mentari yang sedari tadi bersinar terang akhirnya memasuki kamarnya juga.

"Mas silau". Ucapnya dengan suara serak seperti bangun tidur.

"Sayang kamu sudah bangun? ". Ucap Alzio yang langsung membalikkan badannya menghadap sang Istri yang masih memperlihatkan wajah bantal nya karena baru saja bangun dari tidur.

" Jam berapa? ". Tanya Qila sembari menyipitkan matanya.

" 10 pagi, Kenapa hm? ". Alzio menghampiri Qila dan tak lupa untuk melakukan rutinitas paginya yaitu mencium kening istrinya.

Qila melebarkan matanya terkejut. " Hah 10 pagi?, astagfirullah Aku belum masak". Ucapnya dan ingin membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Namun terhenti karena Ia mengingat kejadian semalam yang membuat nya malu sehingga muncul rona merah di kedua pipinya.

"Gak masalah Sayang, mas juga sudah belikan kamu sarapan kok". Ujarnya sembari mengelus rambut Qila yang sedikit berantakan.

"Mas kenapa gak bangunin aku sih". Kesalnya. Padahal kemarin malam sebelum mereka tidur, Qila sudah berpesan pada Suaminya itu jika nanti ia kelepasan tidur. Qila meminta agar ia di bangunkan. Tetapi Suaminya ini justru tak membangunkan nya.

" Mas juga kesiangan Sayang". Kata Alzio yang menjeda ucapannya sejenak. "Yaudah kita sarapan dulu ya, Mas mau ambil sarapan nya dulu di dapur". Lanjut nya. Kemudian Alzio bangkit dan keluar kamar meninggalkan Qila seorang diri di sana.

Setelah Qila menunggu, sembari berbaring dan memainkan ponselnya, tak lama pintu terbuka memperlihatkan seorang pria sembari membawa sebuah nampan yang berisikan 2 buah piring beserta segelas air putih di atasnya.

Alzio segera menghampiri sang Istri yang sedari tadi belum beranjak dari atas kasur itu dan duduk di depan Qila setelah menaruh nampan yang tadi ia pegang di atas nakas samping ranjang nya.

"Tumben sarapannya bukan bubur ayam, biasanya kalau aku gak masak kamu selalu beli bubur ayam di komplek depan". Ujar Qila saat melihat makanan yang di bawa oleh Suaminya itu.

Alzio mengambil salah satu piring yang ada di sana dan memberikannya pada Istri tercintanya itu. " Kalau bubur ayam terus yang ada nanti kamu bosan Sayang, jadi Mas ganti jadi sandwich. Ini Mas sendiri yang bikin selama tiga jam".

"Hah tiga jam?, lama banget Mas. Perasaan bikin ginian gak selama itu deh". Herannya.

" Harusnya sih gitu Sayang, karena tadi ada beberapa roti sama telur yang gosong. Tadi juga Mas salah, harusnya bawang bombainya gak perlu di blender ya?, tapi Mas malah blender. Dagingnya juga Mas cincang jadi halus". Ucap Alzio dengan polos.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now