Chapter 63 : Melahirkan?

33.8K 1.6K 54
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.












Happy Reading

" Selamat siang, Bu ". Sapa salah satu karyawan disana.  Dan Qila pun hanya membalas sapaan itu dengan senyuman dan tetap melangkahkan kakinya ke salah satu tujuannya.

Saat di ruangan Suaminya tadi, Qila merasa perutnya kembali keram dan mulas secara bersamaan seperti sebelum ia datang ke kantor Suaminya tadi. Dan setelah dirasa perutnya sedikit mendingan, Qila berniat ingin berjalan-jalan menelusuri perusahaan besar suaminya untuk menangkal rasa januh yang di alaminya saat sedang sendirian di dalam ruangan Suaminya itu.

Taman adalah tujuannya sekarang, dan saat ini sorot mata Qila tengah mencari salah satu bangku yang ada disana untuk Ia istirahat. Karena sedari tadi kakinya terasa pegal karena terus berkeliling di kantor besar milik Suaminya ini.

Sembari membawa air putih di tangan, Qila berjalan ke arah bangku taman yang terlihat kosong dan mendudukinya. Tangannya beralih membuka penutup botol minumnya untuk menetralisir rasa haus pada tenggorokkannya.

Disini, Qila tidak akan kepanasan karena Qila duduk di tempat yang teduh dengan berbagai tanaman hijau di depannya. Qila tak menyangka ada sebuah taman kecil di belakang kantor suaminya dan itu sangat indah di matanya.

" Baru juga jalan segini sudah capek ". Gerutu Qila sembari mengelus perut besarnya.

" Capek hm? ". Qila terkejut saat tiba-tiba mendengar suara berat seseorang yang sangat Ia kenali. Qila pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan di sana Qila melihat wajah tampan Suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya sembari tersenyum ke arahnya.

" Mas ngagetin tau gak ". Ucap Qila sembari memukul pelan lengan Alzio.

" Gitu aja kaget ". Cibir Alzio sembari mengitari bangku yang di duduki Istrinya dan mendudukkan bokongnya di sebelah Qila.

"Iyalah, awalnya aku sendirian disini, tiba-tiba kamu datang tanpa suara langkah kaki". Seperti itulah suaminya kalau berjalan, langkah kakinya selalu tidak terdengar. Entah suaminya ini benar-benar berjalan atau terbang, Qila juga tidak tahu.

" Ngapain disini sendirian? ". Tanyanya dengan lembut.

" Gak ada, cari angin ". Jawab Qila seadanya.

" Makan yuk ". Ajak Alzio dengan tangan yang beralih mengelus tangan Qila lembut.

Sebenarnya jam makan siang sudah terlewat 40 menit yang lalu. Namun, Alzio teringat jika Istrinya itu pasti belum makan hanya karena membuat kan dirinya makan siang.

" Makan apa? ". Tanyanya. Sedari tadi, perutnya sudah keroncongan meminta untuk di isi. Hanya saja Qila terlalu malas untuk kembali ke ruangan Alzio jika harus sendirian di sana.

" Makan masakan kamu ". Jawab Alzio

" Ayo". Seru Qila antusias. "Dari tadi aku laper banget". Adunya pada Alzio.

Alzio menyentil kening Qila pelan sebelum mengatakan. "Kenapa gak makan hm?".

Qila mengusap keningnya pelan dengan ekspresi wajah sinis menatap laki-laki di depannya yang menjabat sebagai suaminya setahun ini. "Males makan sendirian. Rencananya kesini itu mau makan di temenin kamu, tapi kamunya malah pergi ninggalin aku sendirian". Kata Qila yang sedikit kesal pada Alzio.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now