Chapter 57 : Sia-sia

25K 1.5K 76
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

Sinar mentari bersinar di pagi hari ini, menembus gorden di sebuah kamar yang terdapat seorang perempuan hamil yang tengah membuka matanya akibat sinar matahari yang sangat menyilaukan matanya.

"Gimana tidurnya, nyenyak?". Tanya Alzio setelah membuka gorden kamarnya dan menyisahkan gorden berwarna putih yang masih menutupi jendela kamar.

" Eughhh.. Hoaamm". Qila menguap lebar setelah merenggangkan tubuhnya yang kini masih terbaring di atas ranjang. Menatap wajah sang Suami yang sudah duduk di sebelah nya, menatapnya dengan senyuman yang sudah terbit di wajah tampan suaminya ini.

"Bangun Sayang, mandi". Suruh Alzio dengan Qila yang masih mengucek matanya. Dengan segera, Alzio menahan tangan Qila agar tidak mengucek matanya sendiri. " Jangan di kucek gitu, bahaya kalau pembuluh darah di mata kamu pecah".

"Jam berapa? ". Tanya Qila.

" Jam sepuluh ". Mendengar hal itu, Qila membulatkan matanya sempurna. Baru hari ini Ia bangun di pukul 10 pagi.

Biasanya setelah sholat subuh Qila tidak akan tidur lagi, karena Suaminya itu tidak memperbolehkan dirinya untuk tidur. Namun subuh tadi, selepas tadarus Al-Qur'an. Qila berniat ingin berbaring di ranjang dan lama-kelamaan tanpa sadar Qila tertidur hingga pukul 10 pagi. Tetapi tumben saja Suaminya ini tidak membangun kan dirinya.

"Sayang ini mangga yang tadi pukul 3 pagi kamu minta". Ujar Alzio yang menyerah kan sepiring potongan mangga di hadapan Qila.

"Kamu aja deh yang makan, aku sudah gak pengen makan mangga". Kata Qila. Membuat Alzio terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Istri hamilnya itu.

Bayangkan saja, sebiji mangga yang Ia ambil dengan penuh perjuangan demi Istrinya yang sedang mengidam menjadi sia-sia. Di marahi, membayar mahal, dan pulang-pulang badannya gatal-gatal karena semut yang menggigit tubuhnya dan sekarang itu semua tidak ada artinya lagi. Istri hamilnya itu tidak ingin memakan dan justru menyuruhnya untuk memakan hasil mangga yang tadi ia ambil.

"Kamu yakin hm? ". Qila mengangguk yakin. Kemudian duduk dan menyandarkan tubuhnya pada headboard kasur.

" Makan satu suap aja ya". Qila menggeleng tak mau sembari menatap mata Alzio dengan polos.

"Gak mau Mas, aku gak nafsu makan mangga". Jawab Qila dengan enteng dan tidak memikirkan perasaan Sang Suami.

" Mas suapin.. Ayo buka mulutnya ". Ucapnya sembari mengarahkan garpu yang terdapat potongan mangga ke arah mulut Qila.

" Gak mau ". Qila menepis kasar suapan yang di berikan Alzio kepadanya.

"Satu aja ya". Pinta Alzio dengan lembut.

" Aku bilang gak mau! ". Tolak Qila mentah- mentah dengan meninggikan nada bicaranya tanpa Ia sadari.

Alzio menatap lekat mata sang Istri dengan ekspresi wajah yang sangat datar, kemudian menghela napas panjang dan bersabar untuk menghadapi sikap Istrinya yang tengah hamil muda.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Where stories live. Discover now