Chapter 5 : Masakan Pedas

48.6K 2.7K 8
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.








Happy Reading


Alzio yang melihat banyaknya brand dan jenis pembalut pun menjadi bingung harus memilih yang mana. karena menurutnya semua gambar yang dimaksud istrinya itu terlihat sama. Panjang, bersayap dan tipis. Hanya beda warna pada kemasan dan ukuran saja.

"Kalau gak salah Qila bilang warna navy". Gumam Alzio yang mencari pembalut berwarna navy itu. Saat telah menemukan apa yang ia cari, Alzio melihat berbagai ukuran pada benda itu. Ia pun merasa bingung.

"kenapa harus pakai ukuran sih". Ucap Alzio kesal. Pasalnya ia  sama sekali tak tahu istrinya ini menggunakan ukuran berapa cm. Lantas Alzio pun mengambil berbagai ukuran mulai dari ukuran 25 cm hingga 35 cm. Setelah itu, Alzio membayar pesanan istri tercintanya itu.

Pada saat membayar orang-orang sekitar melihat Alzio dengan wajah heran dan bingung. Mereka bertanya-tanya kenapa Alzio membeli barang privasi wanita?. Hingga Seorang pria yang sedikit berumur dan juga mengantri di sebelah Alzio pun bertanya. "Untuk istri? ". Tanya pria itu.

Alzio yang merasa ada yang berbicara dengannya pun menoleh ke arah pria itu dan tersenyum. " Iya Pak". Jawab Alzio ramah yang membuat pria itu tersenyum.

"Melihat kamu saya teringat masa muda saya dulu bersama almarhumah istri saya". Ucap pria itu dan Alzio hanya diam saja sembari mendengar cerita pria tersebut.

"Istri Saya menyuruh Saya untuk membeli barang seperti itu, persis seperti kamu sekarang. Saya jadi rindu dengan istri saya". Lanjut pria itu lagi yang di selingi dengan senyum yang mengartikan sebuah kebahagiaan dan kesedihan.

" Saya turut berduka cita ya Pak". Kata Alzio.

Pria itu menepuk bahu Alzio sembari mengatakan. "Terus lindungi istrimu sampai akhir hayat mu, agar tidak ada penyesalan dikemudian hari. Kalau begitu saya duluan". Ucap pria itu dan pergi meninggalkan Alzio. Alzio yang diberi nasehat seperti itu merasa bingung. Tiba-tiba seseorang datang berbicara kepadanya. Padahal tanpa di beri tahu pun Alzio akan menjaga Qila dengan sangat baik, tidak ingin berpikiran yang buruk  Alzio segera membayar pesanan istri nya dan keluar dari supermarket.

Setibanya di rumah, Alzio segera masuk dan menghampiri Qila yang setia menunggunya di dalam kamar mandi.

tok tok tok

"Qila, ini barang yang kamu minta". Ucap Alzio sedikit nyaring agar tedengar sampai dalam kamar mandi.

Qila pun segera membuka pintu kamar mandinya dan berdiri di depan pintu. Alzio langsung memberikan bungkusan itu kepada Qila. " Beli ginian aja lama banget sih Pak, saya sampai belumut di kamar mandi karena nunggu Pak Al". kesal Qila yang membuat Alzio harus sabar menghadapi perempuan yang sedang kedatangan tamu, apalagi perempuan yang labil seperti Qila.

"Harusnya kamu bilang terima kasih ke saya, karena saya mau kamu suruh beli benda seperti itu. bukan marahin saya".

"iya deh, makasih ya Pak". Ucap Qila. Alzio ingin pergi dari tempat itu, namun  Qila mencegahnya.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang