#HUJAN.SERIES.4
"Where have you been all this time?"
"Nowhere. Not your bussiness by the way."
"Air, please?"
"No! Berhenti panggil gue dengan nama Air. Nama itu cuma bisa digunakan untuk orang-orang yang berarti buat gue. Dan lo, Aidan, jelas buka...
Bougatsa is a Greek breakfast pastry consisting of semolina, custard, fet, or minched meat filling between layers of filo. While with semolina or custard filling is considered a sweet dessert, and is topped with icing sugar and cinnamon powder.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I can handle the truth, it's the lies that kill me.
-Anonim-
Aidan POV
Rengkuhan hangat menenangkan membuatku terlelap dalam tidur, bahkan bunga mimpi pun tidak tega untuk datang karena nyamannya pelukan yang mengelilingiku saat ini. Jauh di bawah alam sadar aku merasakan getaran konstan yang sejak tadi mengganggu, entah apa yang sebenarnya terjadi tapi getaran itu mulai membuatku kesal dan terbangun.
Perlahan membuka mata, mengangkat lembut tangan Air yang dia letakkan di depan dadaku. Aku memaksakan diri untuk bangun, terduduk, dan mengambil handphone yang belum juga berhenti bergetar. Segera ibu jariku menyentuh ikon telepon berwarna hijau dan menggesernya ke atas.
"Chef? Syukurlah akhirnya chef mengangkat telepon!" teriak satu suara maskulin di ujung telepon, yang terdengar panik dan terburu-buru.
Aku tidak menjawab, hanya berdeham ringan menandakan masih belum terjaga sepenuhnya.
"Chef?! ME chef! ME kebakaran!"
"Apa?! ME kenapa?!"
Kalimat itu berhasil membuatku terkejut, rasanya seluruh ketenangan yang aku punya menghilang dalam sekejap. Rasa panik membuatku kebingungan, tanpa sadar menggenggam kuat handphone yang berada di tangan kanan, sementara tangan kiri menyugar rambut kasar.
"Kenapa?"
Satu suara lembut menyadarkanku dari kegeraman, bahkan aku sendiri tidak menyadari sosok wanita yang kini sudah terbangun di sampingku. Tidak menyadari kalau dia kebingungan, tidak menyadari kalau dia menatapku dengan pandangan penuh tanda tanya.
Aku hanya terpaku pada kalimat yang diucapkan selanjutnya oleh si penelepon. "Chef Hanin terjebak di ruang penyimpanan!"
"Hanin? Hanin kenapa?! Gue ke sana sekarang!" Teriakanku menggema di keheningan malam.
Seketika otakku membeku, menyadari betapa berbahayanya situasi saat ini. ME dan semua harapan yang aku tanamkan ke dalamnya. ME dan semua rencana yang aku siapkan. ME dan hancurnya hadiah yang ingin aku berikan. ME dan semuanya....
Lalu Hanin, apa yang akan terjadi pada Hanin selanjutnya?
Bagaimana bisa semua kekacauan ini terjadi hanya dalam satu malam?
"Aidan? A-ada apa?"
Lagi-lagi suara lembut itu menyadarkanku dari kepanikan, segera berbagai macam kemungkinan terlintas dipikiran. Tanpa memandang ke arahnya, aku hanya bisa terdiam dan terpaku. Memikirkan semua skenario yang sedang terjadi saat ini.
