eclair au chocolat.

901 95 13
                                    

Éclair au chocolat isa long, puffy, choux French pastry buns stuffed with cream and topped with rich chocolate icing.

Éclair au chocolat isa long, puffy, choux French pastry buns stuffed with cream and topped with rich chocolate icing

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Aira Nadaa – Narashka Aidan (14 tahun)

Air: Aidan?

Aidan: Iya Air.

Air: Sakit apa? Kok badannya demam begini?

Aidan: Gak apa-apa.

Air: Tapi muka lo pucat banget Aidan?

Aidan: Gak apa-apa.

Air: Udah minum obat belum?

Aidan: (mengangguk, lalu terdiam) Air?

Air: Iya Aidan.

Aidan: Masih marah?

Air: Lagian lo itu ngapain aja sih Aidan? Kalau kita lagi berantem tuh diem aja di rumah, jangan malah berdiri ujan-ujanan di halaman rumah gue, jangan juga jadi begadang malem-malem sambil ketok-ketok jendela kamar gue. Jadinya sakit begini kan? Masa setiap kali kita marahan, lo ada aja sakitnya. Ya demam lah, pusing lah, sakit perut lah.

Aidan: Masih marah?

Air: Menurut lo?

Aidan: Maaf.

Air: Iya udah gue maafin, lagian mana bisa kita berantem lama-lama. Gue juga minta maaf ya Aidan. Cepet sembuh, jangan sakit lagi.

Aidan: Iya.

Air: Kita jangan berantem lagi ya, gue gak tega lihat lo begini.

*****

Aidan POV.

Air marah, dia semarah itu.

Terakhir kali kami bertengkar hebat sekitar tiga tahun lalu waktu kami masih duduk di kelas dua SMP. Waktu itu aku lupa menemani Air ke toko buku dan malah jalan berdua dengan pacar pertamaku. Jadilah Air, yang saat itu sudah menunggu selama empat jam, terluntang-lantung sendirian di sebuah mal. Dia marah besar dan memutuskan persahabatan kami.

Aku berusaha meminta maaf, melakukan apa pun yang bisa dipikirkan oleh anak laki-laki berusia empat belas tahun. Menunggu di halaman depan rumahnya sampai kehujanan atau mengetuk jendela kamarnya sampai malam.

Iya, aku senorak itu dulu.

Air adalah sahabat pertamaku, dia jarang sekali marah besar. Biasanya dia ngambek hanya karena hal-hal kecil, perebutan makanan, terlambat menjemput ke sekolah, atau lupa letak barang-barang. Sebatas itu, hal-hal remeh yang biasa dijadikan ajang pertengkaran dua sahabat.

Air adalah tipikal 'act more when mad'. Ketika marah, dia akan menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan kekesalan. Verbal maupun fisik, dia lebih sering merepet terus-menerus atau memberikan pukulan-pukulan kecil padaku ketika marah. Aku terbiasa dengan sikapnya itu, bahkan menurutku dia menggemaskan.

AIR (END, COMPLETE)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin