tarte aux framboise.

1K 116 55
                                    

Tarte aux framboise is a classic crème pâtissière forms the filling of this fruity dessert framboise.

Tarte aux framboise is a classic crème pâtissière forms the filling of this fruity dessert framboise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞Trigger Warning:  this chapter contains explicit descriptions of assaults. Viewer discretion is advised. 

ps. chapter panjang, silahkan skip ke chapter berikutnya jika merasa tidak nyaman.

*****

Aira Nadaa – Narashka Aidan (16 tahun)

Aidan: Air.

Air: Iya Aidan?

Aidan: Happy birthday!

Air: (tersenyum lebar) Ah, thank you.

Aidan: Make a wish?

Air: (menutup mata sebentar, lalu kembali membuka matanya) Mau tau gak?

Aidan: Apanya?

Air: Harapan gue lah, kan tadi lo yang suruh make a wish.

Aidan: (tertawa geli) Gak.

Air: Ih, kok gitu sih Aidan. Ayo bilang mau, supaya gue bisa kasih tahu lo.

Aidan: Iya, mau.

Air: Gue berharap Ibu, Ayah, Kak Awan, keluarga gue, dan keluarga lo selalu sehat. Supaya kita bisa bahagia.

Aidan: Gue? Gak di doain?

Air: Emang lo mau? Didoain juga?

Aidan: (mengangkat bahu tak acuh)

Air: Ya udah kalau lo maksa. Semoga Air dan Aidan selalu bersama, dalam sehat dan sakit, dalam susah dan senang, dalam sedih dan bahagia. Sampai kita jadi Oma-Opa.

Aidan: Kok berasa gue lagi kawin sama lo?

Air: (tertawa keras) Ayo ucapkan apa Aidan?

Aidan: Amin.

*****

Air POV

Aku menyadari tubuhku terkulai di sebuah brankar, merasa lemah dan tidak berdaya. Seakan tubuhku bukan milikku lagi, seakan pikiranku tidak bisa melogika lagi, seakan hatiku tidak bisa merasakan lagi.

Apa yang sebenarnya aku rasakan saat ini? Sakit? Malu? Atau bingung?

Tidak, aku tidak merasakan itu semua, tidak ada apa pun, atau siapa pun. Yang ada hanya aku, seonggok tubuh tanpa tuan. Seperti boneka yang hanya bisa terdiam dan menunggu seseorang untuk menggerakkan.

Aku hanya lelah.

"Dok tolong Dok!"

Suara-suara itu entah mengapa terdengar sangat khawatir, tapi mereka berisik. Kenapa mereka berteriak dengan keras? Tidak bisakah berbisik saja atau mungkin diam sekalian! Mereka—banyak laki-laki dan perempuan dewasa—yang tadi menemukan dan membawaku ke sini. Entah ke mana, pokoknya ke sini.

AIR (END, COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang