#HUJAN.SERIES.4
"Where have you been all this time?"
"Nowhere. Not your bussiness by the way."
"Air, please?"
"No! Berhenti panggil gue dengan nama Air. Nama itu cuma bisa digunakan untuk orang-orang yang berarti buat gue. Dan lo, Aidan, jelas buka...
Saint honore is a circle of pastry at its base with a ring of piped on the outer edge. Small baked are dipped in sugar and attached side by side on top of the circle of the pâte à choux.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aira Nadaa – Narashka Aidan (16 tahun)
Air: Aidan!
Aidan: Iya Air.
Air: Lo nge-block gue?
Aidan: Hah?
Air: Gue telepon sama kirim pesan ke lo tapi gak nyambung.
Aidan: Masa iya? Kayanya gue gak pernah ngapa-ngapain.
Air: Sial. Kerjaannya si Anggrek ini pasti, pacar lo yang gak jelas itu.
Aidan: (tertawa geli)
Air: Pakai ketawa lagi! Udah sini biar gue bikin nomor gue jadi panggilan cepat di ponsel lo! Supaya makin kesel tuh cewek. Bisa-bisanya dia nge-block nomor Air.
Aidan: Terserah.
Air: Di ponsel gue, lo jadi panggilan cepat keempat ya, setelah Ayah, Ibu, sama Kak Awan.
Aidan: Iya.
Air: Nah di ponsel lo, nomor gue ada di panggilan cepat nomor.... Satu? Emangnya lo gak simpan nomor lain?
Aidan: Gak, lo aja cukup. Di nomor satu.
Air: Kenapa?
Aidan: Gak apa-apa.
Air: (tersenyum senang) Nah gitu dong, baru Aidan-nya Air.
*****
Air POV
Aku terbaring di RS dua hari kemudian, ajaibnya tidak mengalami luka parah setelah terserempet mobil di depan gerbang sekolah. Hanya beberapa memar di bahu dan punggung, serta sebuah luka tajam sepanjang tiga sentimeter yang memberiku tiga buah jahitan di dahi kiri.
Dua hari ini aku ditemani Ayah dan Ibu, yang menjagaku bergantian. Diselingi dengan kedatangan triple K serta Om Bara dan Tante Sasha, orang tua Aidan yang bekerja di RS ini. Hanya mereka, tanpa tanda kehadiran laki-laki yang justru aku harapkan sejak kemarin.
Di mana Aidan? Mengapa dia tidak menemuiku?
Tentu saja dia tidak akan datang. Tentu saja dia tidak mau melihatku. Tentu saja dia sudah melepaskanku.
Bahkan dengan melihat wajahnya dua hari lalu, saat kecelakaan itu terjadi tepat sebelum aku kehilangan kesadaran, aku menyadari kalau aku sudah kehilangan Aidan. Baik Aidan sebagai orang aku suka, maupun Aidan sebagai sahabatku.
