charlotte.

1.1K 132 28
                                    

Charlotte is known as an "ice-box cake". Sweet bread, sponge cake or biscuits / cookies are used to line a mold, which is then filled with a fruit puree or custard .

Regret is a form of punishment itself.

-Nouman Ali Khan-

Aidan POV (regret pt.1)

Pernah tidak kalian merasa sedang berlari kencang, berlari dengan perasaan berdebar kesenangan karena garis akhir sudah terlihat di depan mata. Aku bisa melihat sebuah pita merah terbentang di ujung mata, pita merah dengan tulisan finish pertanda bahwa apa yang aku harapkan sedikit lagi dapat aku gapai.

Aku berlari dengan kekuatan penuh, mengejar semua yang aku inginkan. Menjadi patissier, mempunyai karya yang disukai banyak orang, juga mengembangkan ME menjadi salah satu patisserie terkenal. Bahkan rasanya kebahagiaanku semakin bertambah karena aku tahu akan kembali berdamai dengan masa lalu dan kenangan. Kenangan yang selalu menjadi kebingungan dalam hidup, kenangan yang selalu menjadi tanda tanya besar pada hati dan pikiran.

Mau tahu yang lebih menyenangkan? Saat ini aku berlari sambil memegang erat sebuah tangan. Tangan milik seseorang yang pernah pergi tanpa alasan, yang kini kembali dan berjanji akan penjelasan. Tangan lembut yang aku rindukan, tangan yang dulu selalu aku pegang dan tidak pernah aku lepaskan.

Tangan Air.

Aku pikir semuanya akan menjadi mudah, aku pikir setelah ini kami bisa melangkah lebih ringan, bahkan mungkin berlari lebih kencang. Garis akhir itu sudah terlihat jelas di hadapan, seakan memanggil untuk segera dihampiri. Namun ternyata salah, semuanya tidak semudah itu.

Beberapa langkah dari garis akhir, tidak jauh dari pita merah yang terbentang, kami terjatuh. Benar-benar terjatuh dengan keras, tapi anehnya aku tidak terluka. Aku tidak terluka sama sekali, tubuh dan pikiranku masih baik-baik saja. Hanya ada satu gumpalan besar pada hati yang kini membuatku tercekat, tidak bisa bernapas. Sebuah perasaan hampa yang tidak bisa aku singkirkan.

Sepertinya perasaan ini adalah rasa bersalah.

Masih dalam kondisi terjatuh, aku menoleh untuk melihat Air yang ternyata jauh dari kata baik-baik saja. Ketika aku hanya terjatuh, dia terluka parah. Ketika aku berusaha untuk bangkit, dia masih terduduk dengan kawat penuh duri melilit di kakinya. Ketika aku berusaha memegang tangannya lagi, dia hanya terdiam tidak menerima uluran tanganku.

Dia menatap dan berkata, "pergi, tinggalkan aku."

Aku menggeleng, tetap berusaha berdiri dengan kembali menarik tangannya. Tetap berusaha melangkah dengannya, menolak untuk meninggalkannya. Tetap berusaha berlari menuju garis akhir, karena semua yang aku usahakan selama ini untuk dia.

Sampai aku melihat ada darah di kedua tanganku, bekas tusukan dan lilitan kawat berduri dengan pola sama, seperti yang berada di kaki Air. Aku bingung, aku tidak paham. Bagaimana bisa telapak tanganku penuh dengan noda darah ketika aku bahkan tidak pernah menyentuh apa pun? Bagaimana bisa telapak tanganku penuh luka ketika aku bahkan tidak merasakan rasa sakit apa pun?

Kemudian, sebuah kenyataan menerjang. Menyadarkan akan jawaban yang selama ini aku cari, menghantamk dengan kebenaran yang tidak pernah aku bayangkan.

Akulah penyebab luka di tubuh Air, akulah penyebab kami terjatuh, akulah yang melilitkan kawat besi di kedua kakinya. Selama ini aku pikir dia jahat, tapi akulah yang lebih jahat. Aku yang menderita, tapi dia lebih menderita. Aku yang mengalami trauma, tapi dia yang lebih sakit.

Karena aku, dia terluka. Karena aku, dia mengalami semuanya. Karena aku, dia pergi.

Karena aku....

"I'm okay, I'm sorry because I left. I forgive you, so please let me go."

AIR (END, COMPLETE)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें