opera.

859 95 38
                                    

Opera is made withlayers of almond sponge cake (known as Joconde in French) soaked in coffeesyrup, layered with ganache and coffee (or Grand Marnier) French buttercream,and covered in a chocolate glaze.

Opera is made withlayers of almond sponge cake (known as Joconde in French) soaked in coffeesyrup, layered with ganache and coffee (or Grand Marnier) French buttercream,and covered in a chocolate glaze

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aira Nadaa – Narashka Aidan (16 tahun)

Air: Aidan.

Aidan: Iya Air.

Air: Gue nyebelin gak sih?

Aidan: Kadang-kadang.

Air: (tertawa) Pasti lo kesel banget ya, kemarin gue ganggu kencan lo sama Anggrek di bioskop. Gak bisa mesra-mesra jadinya gara-gara ada gue.

Aidan: (ikut tertawa) Gak lah. Lagian gue lebih suka nonton sama lo.

Air: Aidan, gak boleh begitu dong. Masa lo lebih milih gue dari pada pacar sendiri.

Aidan: Lo lebih penting saat ini.

Air: (tertawa) Gombal bener sahabat gue ini! Gue catat kata-kata lo ya! Supaya gue gak bisa pergi dari sisi lo.

Aidan: (mencubit pipi Air) Ya ngapain juga lo pergi, mau ke mana?

Air: Siapa tahu nanti lo ketemu cewek yang bisa buat lo lebih sayang sama dia daripada gue. Terus gue ditinggal atau malah lo yang ninggalin gue.

Aidan: Gak mungkin gue ninggalin lo.

Air: (mengangkat kelingking) Janji?

Aidan: (mengangguk, lalu mengaitkan kelingkingnya)

Air: Ya pasti gak mungkin lah, kan pada akhirnya lo pasti sama gue.

Aidan: (kembali mencubit pipi Air) Pe-de sekali Anda, Aira Nadaa Putri Mahendra.

Air: Tentu saja, Narashka Aidan Wibisono. In the end, you are mine.

Aidan: Kita lihat nanti.

*****

Air POV

"Air!"

"Iya Aidan?"

Aku berdiri sambil tetap menghadap ke arahnya, ke arah seorang laki-laki yang terlihat murka. Aidan berdiri mematung di ambang pintu, bersama dengan beberapa siswa-siswi yang tampaknya tidak mau kehilangan kesempatan untuk melihat pertunjukan gratis.

Cih, orang-orang munafik.

Terdiam sejenak melihat keriuhan di depan gudang auditorium, aku berjalan melangkah meninggalkan Hanin yang entah mengapa masih terdiam tidak berdaya, terduduk lemah di lantai gudang. Padahal aku belum sempat melakukan apa-apa pada anak itu, tapi kondisinya seakan aku sudah melakukan kekerasan yang tidak bisa dimaafkan.

Drama queen.

Aidan masuk ke dalam gudang, diikuti oleh tiga orang anak perempuan yang juga masuk dengan wajah ketakutan. Sepertinya tiga orang itu adalah teman-teman Hanin, karena mereka menghampiri dan bertanya mengenai kondisinya.

AIR (END, COMPLETE)Where stories live. Discover now