preview next project 1.

968 59 9
                                    

PREVIEW 1

Sagara memicingkan mata, berusaha menahan kilauan seberkas sinar matahari yang menyapa netra tanpa diundang. Menyilaukan pandangan, saat dia berusaha membuka mata yang rasanya tidak bisa berkerjasama. Tangan kirinya menyugar rambut kasar, berusaha menekan rasa nyeri pada kepala yang entah mengapa terasa semakin kuat.

Pesta, alkohol, banyak alkohol.

Kamar hotel, pakaian, terlempar.

Tubuh wanita, hangat, harum.

Nyeri kepalanya semakin menajam ketika Sagara berusaha membuka mata lebar-lebar. Tubuhnya terasa berat karena tertindih sesuatu, lebih tepatnya seseorang yang kini tertidur dengan tubuh tertelungkup dan tangan kanan yang memeluk dada bidang Sagara.

Kebingungan, Sagara terduduk di kepala tempat tidur, meneliti sosok itu. Sosok seorang wanita dewasa terbaring di sisi kanan tubuhnya, bergelayut mesra di lengan kanan. Sosok seorang wanita dewasa terbaring tanpa busana, hanya di tutupi oleh selapis selimut putih khas kamar hotel yang menggantung tepat di batas pinggulnya.

Tentu saja Sagara mengenal wanita itu, sangat mengenalnya.

Wait. Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?

Terusik karena gerakan tak nyaman, wanita itu membuka matanya tiba-tiba dan langsung duduk di atas kasur masih dalam kondisi tubuh yang polos. Jika saja rambut panjang dan kusut itu tidak tergerai di depan dadanya, mungkin Sagara bisa kembali melihat keindahan tubuh itu. Yang—mungkin—sudah dia nikmati tadi malam.

Entahlah, Sagara lupa.

Seraut wajah yang sangat dikenal Sagara, kini menatapnya dengan pandangan terkejut dan menuduh. Wajah cantik itu kini dilingkupi dengan semburat merah, sementara bibir ranum yang—mungkin—sudah Sagara cium itu kini digigit kuat oleh geligi yang tampak bergetar marah.

Sagara menggaruk belakang kepalanya, hanya untuk mengurangi kegugupan. Dengan cengiran jahil yang tidak menular ke dua netra coklatnya, dia bertanya, "sorry, tapi lo, k-kamu..., kamu yang mana?"

Kemudian—tanpa aba-aba dan persiapan—sebuah tamparan kencang mendarat pada pipi Sagara. Inilah pertama kalinya dalam 35 tahun hidup di dunia, seorang Maersa Sagara tidak bisa berkata-kata.

*****

AN:

Suprise! Preview 1 sudah meluncur nii, kita pemanasan dulu yaa supaya bisa dinantikan sama-sama. Sudah pasti akan dimulai setelah AIR selesai, jadi anggap saja ini contekan dulu yaa...

jadi udah ketebak belum yang bakalan jadi karakter utama di cerita selanjutnyaa? ada yang bener lho tebakannya kemarin.. :*

kok udah PREVIEW aja? memangnya AIR sudah mau selesai? beluuum, anggap aja ini pengingat supaya aku semangat menyelesaikan AIR.. secepatnya... wkwkwk...

gimana? tertarik baca gak?

-jangan lupa senyum, SASA-

AIR (END, COMPLETE)Where stories live. Discover now