pain au chocolat.

1.1K 107 2
                                    

Pain au chocolat is light, flaky,rectangular French pastry with a chocolate filling.

Pain au chocolat is light, flaky,rectangular French pastry with a chocolate filling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aira Nadaa – Narashka Aidan (10 tahun)

Air: Aidan.

Aidan: Iya Air?

Air: Lutut kamu berdarah, kenapa?

Aidan: Gak apa-apa.

Air: Sakit gak? Aku obatin ya.

Aidan: Gak usah, udah biasa.

Air: Kenapa sih Aidan? Waktu itu pipi kamu yang merah, kemarin aku masih ingat kalau pundak kamu memar, sekarang apa lagi? Kenapa lututnya bisa berdarah?

Aidan: Jatuh. 

Air: Mama Papa kamu udah tahu?

Aidan: Belum, gak usah.

Air: Kok gitu sih Aidan?

Aidan: Air.

Air: Iya Aidan?

Aidan: (mengambil sekeping cookies coklat dan menyuapkannya pada Air) Makan cookies aja supaya kamu gak nanya terus.

*****

Air POV

Semuanya berawal di kelas lima SD ketika kami masih berusia sepuluh tahun. Aku dan Aidan selalu berada di sekolah yang sama sejak dulu. TK, SD, SMP, sampai sekarang di SMA pun kami masih bersama. Aku bahkan menolak ajakan Kak Awan untuk satu sekolah dengannya di SMA Bangsa, almamater Ayah dan Ibu dulu, hanya untuk mengikuti Aidan ke SMA Cakra.

Kenapa? Kok bisa aku begitu setia mengikuti Aidan?

Lagi-lagi semuanya berawal di kelas lima SD, ketika kami masih berusia sepuluh tahun.

Waktu kecil, Aidan bukan anak laki-laki yang tangguh. Badannya kecil untuk ukuran anak laki-laki, bahkan tubuhku lebih besar darinya dulu. Aidan terlihat rapuh dan ringkih sejak kecil. Walaupun begitu wajahnya sudah dapat dikatakan ganteng, dia adalah anak laki-laki paling ganteng di SD dulu, bahkan sampai saat ini. Sepertinya Aidan mengambil setiap profil fisik unggulan dari kedua orang tuanya.

Kami selalu bersama, di mana ada Aira pasti ada Aidan, begitupun sebaliknya jika ada Aidan maka Aira akan menemani. Bukan apa-apa, kami sudah bersahabat dan bertetangga sejak berumur lima tahun. Bahkan kedua orang tua kami sudah saling mengenal jauh sebelum itu, jadi aku pikir wajar saja jika kami terus bersama.

Ternyata kebersamaan kami dianggap tidak lazim untuk anak-anak lain waktu itu, mereka menganggap kami aneh, hanya karena kami selalu berdua. Mereka menganggap persahabatan kami tidak wajar, hanya karena Aidan yang lemah berteman denganku yang lebih 'kuat'.

Lambat laun aku merasakan perubahan pada fisik dan sifat Aidan waktu itu. Mulai terdapat banyak memar dan luka pada tubuh Aidan, yang selalu dia sembunyikan atau berdalih jatuh sendiri. Aidan juga mulai lebih diam dan sering termenung. Dia berubah, tapi tidak mau menunjukkannya padaku.

AIR (END, COMPLETE)Where stories live. Discover now