28. BEST THING

5.2K 380 914
                                    

Haii bestieee🕊️ Axelle up nih! Pencet votenya dulu lah biar gak lupa yaa... Ini jatohnya kayak double up yaa. Tapi karena udah numpuk draft jadi up sekarang !!;33

Now playing:

Tandai typo & happy reading!😍

Warn: Dirty talk & kissing!

———

"Akh!! Pelan-pelan Al..."

"Ini udah pelan, makanya jangan gerak-gerak."

"Tapi sakiitt...."

"Siapa suruh lari-lari tadi? Jatuh kan!" decak Rai kesal. "Udah di bilangin jangan lari-lari,"

Pemuda dengan predikat wajah yang sangat menggoda juga dingin itu sangat telaten membersihkan luka Lilya menggunakan alkohol. Sesekali dirinya meniup area yang luka agar gadis itu tidak merasakan perih.

"Pegang aja di sini, tutup matanya,"

Mengambil sebelah tangan Lilya, Rai mengarahkan tangan kecil itu pada pundaknya, membiarkan Lilya melampiaskan rasa sakitnya pada bahu Rai.

Sesuai instruksi Rai, Lilya memejamkan matanya kuat-kuat bersama cengkraman kuat yang di berikan pada pundak Rai. Sekuat tenaga dia mencoba menahan rintihan yang ingin keluar, bahkan sampai tak sadar dirinya menggigit bibirnya.

"Jangan di gigit, entar berdarah,"

Dengan pelan Rai menarik bibir bawah Lilya hingga terlepas dari gigitan gadis itu, meniupnya pelan sebelum melarikan tatapannya pada iris hitam sang lawan.

"Tahan dikit lagi, bentar lagi selesai,"

Layaknya kata kunci ajaib, Lilya mengangguk kecil bersama degup jantung yang makin menggila—efek samping saat berada dalam radar Rai, begini lah jadinya. Sebaik mungkin dia menyembunyikan ekspresinya yang nyaris memerah.

Nyatanya, setiap tindakan kecil yang di lakukan Rai selalu berefek tinggi pada Lilya. Porsi gadis itu dalam mencintai kian dalam hingga nyaris tenggelam, atau mungkin dia sudah tenggelam di dalamnya.

"Udah."

Dan sesuai ucapannya, Rai telah selesai membalut kedua lutut Lilya yang terluka.

"Buka sendalnya, jangan pakai itu lagi,"

Mengernyit dalam, Lilya pun menatap penuh tanya ke arah Rai yang berjalan ke arah lemari untuk mengganti kaosnya yang memang sempat terkena noda darah Lilya.

"Terus aku pakai apaan, Al?"

"Bentar lagi ada yang nganterin sendal baru, tunggu aja di situ."

Mengangguk patuh, Lilya pun mengambil ponselnya di tengah kasur, membuka beberapa chat yang masuk ke ponselnya. Sedangkan Rai sudah menghilang di balik bilik toilet, berniat membersihkan diri sedikit.

10 menit setelahnya Rai keluar bersama tampilannya yang berbeda.

"Sunny ngajakin ke belakang Al, katanya semua lagi ngumpul di sana," Lilya memberitahu sembari meletakkan ponselnya kembali ke sisi kasur.

AXELLE [END]Where stories live. Discover now