Selesai..

6.1K 436 12
                                    

Kembali ke saat ini.

Hana berdiri lalu memeluk tubuh Caca, lalu terdengar isakan kecil.

Semua terdiam dan saling pandang, padahal sebelumnya suasana ini terasa hangat. Tapi setelah Hana menyadarinya dan Caca menangis mereka diam.

Dika menatap ke arah Vino yang juga diam menunduk, dengan emosi yang muncul tiba-tiba Dika berdiri dan mendorong kuat tubuh Vino. "Apa yang lo lakuin ke Caca?" Bentak Dika yang menggema diluar ruangan ini.

Farzan yang baru saja akan masuk ke area kolam langsung berlari karena mendengar suara Dika yang kencang, namun tak lupa memberi isyarat kepada keamanan untuk menjaga di area depan agar mereka tidak ke belakang.

"Ada apa ini?" Ucap Farzan, Farzan terkejut melihat pemandangan saat ini.

Hana sedang memeluk Caca yang menangis, Vino yang tersungkur ke bawah, Dika yang berdiri dengan tatapan tajamnya.

Farzan menghampiri Hana mengusap pundak sang istri, takut jika Hana merasa tertekan.

Vino bangun sambil membersihkan celananya dengan menepuk pelan, pandangannya langsung tertuju pada Dika, "Gue gak salah." Ucap Vino.

Vino langsung berjalan ke arah Caca dan memegang tangan gadis itu, "Harusnya kamu kasih penjelasan sama mereka.. Biar semuanya gak ada salah paham.." Vino berbicara dengan nada seperti biasanya, lembut dan hati-hati.

Caca kembali teringat dengan percakapan hari itu, nada suara Vino sama. Namun itu membuatnya merasa sakit.

"Memangnya ada apa sama kalian berdua?" Tanya Hana yang sudah melepas pelukannya dari Caca.

Hana meminta Caca untuk menatap matanya, "Cerita ya?" Lanjutnya.

Caca mengangguk, lalu menatap Vino juga. "Maaf.." Caca menjeda ucapannya, "Sebenarnya Vino tidak melakukan kesalahan apa pun.." Caca menarik nafasnya pelan berusaha agar menahan tangisannya, "S-sebenarnya.. Aku nerusin kuliah di luar-" Caca kembali menjeda.

"Iya bagus kan kalau kaya gitu, terus apa yang jadi masalahnya?" Sahut Farzan yang juga menyimak sedari tadi.

"M-masalahnya.. Aku gak bisa kembali sebelum selesai dan gak bisa berhubungan dengan.. Dengan kalian lagi hiks.." Luruh sudah air mata yang sedari tadi dibendung Caca.

Hana terkejut bahkan yang lain pun sama, "Kenapa begitu?" Tanya Hana.

"Gak tau.. I-ini syarat dari Momy.." Jawab Caca sambil menunduk.

Dika menghampiri Vino, "S-sorry bro.. Gue salah paham."

Vino mengangguk, "Ya gak papa.. Gue ngerti perasaan lo.."

Ya, Vino tau.. Siapa pun pasti akan salah paham dan menyalahkan dirinya. Orang yang paling terdekat dengan Caca.

"Ca, lo bener mau pergi keluar dan setuju dengan semua itu? Bukannya kalian udah dapet restu?" Kini Bunga menyahut.

"Gak tau.. Dady juga gak kasih penjelasan atau apapun.. Mereka hanya bilang aku harus nerusin bisnis mereka.." Sebenarnya Caca belum siap dengan beban yang berat ini, tapi Caca juga bukan orang pembangkang.

Mungkin karena Caca anak satu-satunya, mereka jadi berharap banyak pada Caca.

Hana dan Bunga memeluk Caca, "Gak papa.. Kita tetep bakal nungguin kamu disini.." Ucap Hana menenangkan. "Jangan lupain kita ya.." Lanjut Hana.

Caca tidak menceritakan hubungannya dengan Vino,dan Vino juga tidak banyak bicara.

"Ya sudah.. Semuanya sudah dengar penjelasan dari Caca." Ucap Farzan, "Caca, meskipun kita gak bisa bantu supaya tetap berkomunikasi, tapi saya yakin mereka tidak akan melupakan kamu.. Kamu disana mencari ilmu dan mungkin juga akan dapat teman baru.. Kita hanya perlu  mendo'akan, mendukung dan tidak saling melupakan." Lanjut Farzan.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang