Rumah Baru..

28.6K 1.9K 23
                                    

Hana membantu hal-hal ringan saat membereskan kamar Farzan, dan memang tidak banyak yang tersisa hanya saja berkas-berkas kerjaan Farzan semua ada disini dan pastinya harus di bawa ke rumah baru.

Farzan juga tidak membawa semua baju atau perlengkapan lainnya, karena jika nanti menginap disini gak perlu bawa barang.

"Pak ini udah?" Tanya Hana yang sudah memasukan berkas Farzan ke dalam kotak kardus.

Farzan menoleh lalu mengangguk, "Udah itu aja, sisanya sama aku aja." Jawab Farzan lalu kembali mencari entah apa Hana tidak tau yang jelas belum ketemu sedari tadi.

"Mau Hana bantu gak Pak?" Farzan menghentikan aktivitasnya lalu kembali menoleh pada Hana, sedikit terdiam beberapa saat mempertimbangkan tawaran Hana lalu mengangguk, "Boleh deh." Jawab Farzan.

Hana berjalan menghampiri, "Cari apaan emang Pak?" Hana membungkuk posisi badannya seperti sedang ruku. Memperhatikan Farzan yang jongkok di balik meja kerjanya.

"Cari map biru. Itu isinya berkas penting." Hana mengangguk lalu membantu di sebelah sisi lainnya.

Hana pun berjongkok dan mulai membuka satu persatu slot yang ada di meja.

Beberapa menit pun berlalu hingga kini sudah satu jam lamanya Hana membantu Farzan namun tidak memuaskan hasil.

"Gak ada Pak.." Hana duduk di kursi kerja Farzan pinggangnya terasa sakit karena terlalu lama jongkok.

Farzan pun berdiri meregangkan ototnya yang terasa kencang.
"Hemm," Farzan mengangguk, "Sama disini juga gak ada."

Hana memejamkan matanya dan Farzan melihat setiap lekuk wajah Hana.

Cantik.

Sempurna.

"Ya sudah kita berangkat sekarang saja, Biar istirahat dirumah sana." Hana membuka mata saat Farzan selesai bicara lalu mengangguk.

Hana berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, hanya untuk sekedar cuci muka dan buang air kecil sekalian.

Setelah selesai dan keluar dari kamar mandi, barang barang yang tadi menumpuk sudah hilang sekejap mata.

"Sudah?" Tanya Farzan yang membuat Hana sadar dari dalam pikirannya.

"Sudah.." Jawabnya lalu mengambik tas kecilnya.

"Ya udah yu, Barang-barang juga udah di masukin mobil." Hana mengangguk, sekarang dirinya tau kemana semua barang itu hilang.

Farzan dan Hana keluar kamar lalu menuruni tangga, menghampiri Bram dan Dinda yang sudah berada di dekat pintu.

"Ma, Pa, Aku sama Hana pamit ya." Pamit Farzan menciun tangan kedua orangtuanya, Hana pun ikut menyalimi.

"Iya.. Sering-sering kesini ya." Hana dan Farzan mengangguk.

"Assalamualaikum.."

"Walaikumsalam.."

Farzan menerima konci mobil yang di berikan penjaga serba hitam itu, lalu membantu Hana membukakan pintu.

Setelah berada didalam mobil dan memakai seatbel, mobik Farzan pun melaju menuju keluar gerbang besar.

Ternyata tidak hanya dirinya dan Farzan, ada satu mobil lagi di belakang yang mengikuti, mungkin yang membawa barang barang Farzan tadi.

.
.
.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama karena macetnya ibu kota, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah sederhana lamun terlihat mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama karena macetnya ibu kota, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah sederhana lamun terlihat mewah.

Rumah yang berada di dalam komplek elit yang hanya beberapa unit saja. Rumah terlihat sederhana ini ternyata didalamnya ada ukiran emas yang membuat Hana tercengang.

Ternyata komplek mewah yang di dekat sekolahnya dalamnya seperti ini? Hana tidak menyangka akan menempati rumah mewah ini apa lagi ada ukiran emas dalam bagian rumah ini.

"Masuk yu." Ajak Farzan yang sudah membuka kode pintu masuknya.

Bahkan untuk membuka kunci saja harus pakai sidik jari Farzan, lalu jika nanti dia akan ke rumah tanpa Farzan bagaimana.

Di tengah lamunan Hana, Farzan menghampirinya karena gadis ini malah diam dan bengong.

Farzan meraih tangannya lalu meletakan kartu kecil, "Ini kunci rumahnya, Jangan sampe hilang.. Simpen di dompet aja.. Nanti kalo mau buka cukup tempelin tas kamu saja nanti juga kebuka." Farzan menjelaskan dengan detail membuat Hana mengangguk.

Pintu itu di dorong Farzan hingga terbuka lebar, Hana kembali tercengang saat melihat isi dalam rumah ini, semua nuansa putih dan abu muda seger di lihat mata.

Ornamennya pun sangat modern, Farzan memang luar biasa dalam memilih rumah.

Farzan pun mengajak ke lantai dua dimana kamar mereka disana.

Kamar yang sangat luas serta deretan lemari baju yang menyatu dengan dinding, tak lupa ada meja kerja khusus Farzan dan meja belajar untuknya pun ada.

Sofa kecil juga ada menghiasi seisi kamar, apa lagi saat berjalan menuju balkon, terlihat ada kolam ikan yang menyatu dengan dinding dan ada tanaman hias dibawahnya.

Bener bikin betah dirumah saja.

Auto malasnya nambah..

"Gimana? Suka?" Tanya Farzan yang melihat Hana memandangi ikan disana.

Hana mengangguk tanpa menoleh, "Sengaja aku pilih rumah ini, biar jarak ke sekolah tidak terlalu jauh." Jelas Farzan yang di angguki Hana dan masih tanpa menoleh.

Sudut bibir Farzan tertarik melihat Hana dari samping, apa dirinya akan bisa menjalankan rumah tangga yang baik dengan Hana?

Farzan hanya bisa berdo'a..

TBC.

.

.


Gimana part ke 5 ini? Penasaran gak sama kelanjutannya??
.
.
Komen yu..
Kasih saran juga boleh kok..
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yang berarti itu ... ❤❤❤❤😘😘😘😘

.
.
See you..

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang