Tiga Telor Ceplok..

10.6K 809 2
                                    

"Uuwwweee.. Uuwwee.."

Tidur Farzan terganggu mendengar suara samar-samar orang muntah, saat tangannya meraba sisi kasur sebelahnya ternyata kosong.

Farzan langsung membuka matanya dan mencari keberadaan Hana, tidak ada.

"Uuweee..."

Mata Farzan langsung terarah kamar mandi, pria itu loncat dari atas kasur dan berlari ke kamar mandi.

"Sayang?? Hana??" Panggil Farzan sambil mengetuk-ngetuk pintu.

"Ughh," Hana didalam merasa lemas karena terus menerus muntah.

"Sayang.." Farzan terus memanggilnya, Hana bangun dan membuka kuncinya.

Badan Hana terhuyung dan Farzan langsung sigap menangkap Hana, "Sayang kenapa?" Tanya Farzan panik, langsung menggendong Hana dan membawanya ke kasur.

Hana memejamkan matanya, rasa mual itu terus saja mendatanginya.

"M-mual Mas," Hana tidak sanggup bicara dan mual itu kembali datang, Hana berlari ke kamar mandi lagi dan memuntahkan semua yang isi di dalam perutnya.

Farzan ikut menyusul sambil membawakan air hangat, dan membantu memijat tengkuk sang istri. "Sayang minum ini," Hana meminumnya sampai habis.

Farzan juga membantu memapah Hana kembali kekasur, sekarang pun masih pukul dua dini hari.

"Tidur lagi ya, ini masih pagi," Farzan menarik selimutnya untuk menutupi Hana sampai dada, "Baby sayang.. Jangan bikin Momy sakit ya, Papa sayang kalian.." Farzan mengusap perut Hana lalu memberinya dua kecupan, karena memang bayi mereka kembar.

Hana sudah merasa lega sekarang, apa bayinya ini minta di manjain ayahnya kali ya?

Hana pun kembali melanjutkan tidurnya, untung saja hari ini weekend jadi tidak perlu bangun pagi-pagi sekali.

Farzan juga ikut membaringkan tubuhnya disamping Hana dan memeluknya, lalu tertidur kembali. Masih ada waktu sampai menunggu adzan subuh.

Benar saja setelah sholat subuh berjamaah tadi, Hana bangun kesiangan. Tidak biasanya bukan? Mungkin bawaan bayi, jadi malas.

Hana menuruni tangga dengan masih memakai piama couple dengan Farzan, mengucek matanya lalu berjalan menuju dapur. Disana ada Farzan yang sedang membuatkan susu untuknya.

"Sayang, sini.." Farzan menyadari kehadiran sang istri dan menyuruhnya mendekat.

Farzan memberikan gelas yang berisi susu rasa vanila untuk Hana, "Makasih Mas," Ucap Hana yang dapat kecupan dari Farzan.

Sungguh, kehidupan yang selalu di dambakan di kenyataan...
Hahah..

"Sarapan sekarang atau nanti aja?" Tanya Farzan meletakan kotak susu kembali ke tempatnya.

"Hmmm, mau telor ceplok doang Mas," Jawab Hana yang duduk di kursi di meja makan.

"Ya udah, tunggu sebentar," Farzan menyiapkan wajan dan minyak, lalu mencari telur di kulkas.

Ya, setidaknya membuat telor ceplok pasti bisa lah.

Cukup lama membuat telor ceplok ini, namun Hana tetap menunggu yang dibuatkan Farzan. Tampilannya cukup lumayan untuk orang yang jarang bermain di dapur.

Farzan meletakan piring di dekat Hana yang berisi telor ceplok dengan saos mayo disana.

"Makasih Mas.." Hana mulai memakan telor buatan Farzan.

Tidak terlalu buruk..

Hana memakannya dengan lahap, bahkan meminta Farzan untuk membuatkannya lagi. Sampai habis tiga telor Hana pagi ini.

Farzan hanya menelan ludah melihat sang istri dengan lahapnya, dirinya memang sudah sarapan dengan roti panggang tadi. Tapi melihat Hana malah jadi ikut lapar, namun malam membuatnya lagi karena terciprat minyak panas.

"Hari ini mau jalan-jalan, atau mau dirumah aja?" Tanya Farzan, sekarang mereka berada di kursi taman belakang rumahnya.

Hana menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Farzan, "Hmmm, gak tau sih.. Tapi kalo sekarang lagi pengen gini aja dulu." Jawan Hana, lagi Farzan mengecup kepalanya.

🌸

🌸

"Sorry lama nunggu ya?" Ucap Caca keluar dari gerbang rumahnya.

"Engga kok, aku juga baru nyampe," Jawab Vino sambil memberikan helm pada Caca. "Udah izin dulu kan?" Lanjut Vino.

"Hmm, udah kok," Jawab Caca sambil menaiki motor yang dibantu Vino.

"Oke, bagus." Vino menstater motornya setelah Caca duduk nyaman dibelakangnya, "Pegangan dong," Titah Vino.

Caca ragu-ragu melakukannya dan membuat Vino gemas, langsung saja Vino menarik kedua tangan Caca agar memeluknya.

"Kita berangkat.." Ucap Vino lalu mulai melajukan motornya.

Weekend ini, Vino mengajak Caca untuk bertemu dan jalan-jalan keluar. Vino mengajaknya ke taman hiburan yang belum pernah Caca datangi.

Meskipun Caca orang kaya, Caca jarang main ke tempat-tempat liburan. Karena orang tua yang selalu sibuk dengan usahanya, jadi Caca hanya bisa bermain di taman dekam rumah saja.

Bahkan sampai dibuatkan taman bermain dihalaman rumahnya sendiri, sebelum pindah rumah ke mansion sekarang.

Caca senang saat Vino menelponnya, dan mengajak ke taman hiburan. Caca juga langsung menyetujui ajakan Vino tanpa berpikir.

Di perjalanan mereka berbincang banyak hal tentang masing-masing yang masih belum mereka ketahui, hingga sekarang mereka saling tau satu sama lain.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Vino memarkirkan motornya terlebih dahulu, lalu menyusul Caca yang menunggunya di pintu masuk.

"Ayo kita masuk, aku udah beli tiketnya," Ucap Vino yang sudah tiba didepan Caca.

"Ayoo.." Caca menggenggam tangan Vino dan mereka berdua masuk kedalam taman hiburan yang super luas ini.

Mereka memamerkan gelang couple dengan berfoto mengangkat tangannya, Caca sengaja memposting foto tersebut, biar Dika liat dan misuh-misuh dirumah.

Haha..

"Kamu mau coba apa dulu?" Tanya Vino yang tak lepas menggengam tangan Caca.

"Kalo itu boleh gak?" Caca menunjukan permainan komedi putar.

Hmm, tidak masalah..
Yang ringan-ringan saja dulu, sebelum nanti yang lebih ekstrim.

Caca terlihat sangat senang di mata Vino, bahkan sedari tadi tatapan Vino juga tidak lepas dari Caca.

Vino memegang dadanya, ternyata jantungnya berdegup sangat kencang melihat Caca seperti ini.

Apa sekarang dirinya sudah jatuh cinta pada Caca??

Yang jelas, Vino tidak mau kehilangan Caca, dan ingin membuat gadis itu bahagia.

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan mencoba beberapa wahana, Caca membeli bando kelinci couplean juga dengan Vino.

Vino terlihat imut memakainya, mereka kembali berfoto membuat kenangan di setiap momentnya.

Caca tidak akan pernah melupakan hari ini, karena Vino membuatnya sebahagia ini untuk pertama kalinya setelah orang tuanya yang tidak memperhatikan dari dekat.

Caca harap Vino tulus melakukan ini, dan Caca harap juga Vino akan selalu ada untuknya.

Sekarang, Caca hanya punya Vino untuk bersandar.

Namun entah kenapa ada rasa gelisah di setiap bahagianya.

🌸🌸

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Место, где живут истории. Откройте их для себя