"Dia sangat spesial yah buat kamu?" tanya Ki Won berusaha setenang mungkin, menyembunyikan kecemburuannya.

"Yah, dia adalah hidup ku!" jawab Antonio tersenyum bahagia, tak menyadari perubahan air muka lawan bicaranya.

"Mereka siapa?" tanya Alvin menunjuk ke enam orang yang tidak pernah di temuinya sebelumnya, yang di angguki Antonio dan Vivian .

"Oh ia, kenalin ini Shin Min'ah, sahabat baik kami berdua, Min'ah, ini Antonio, Alvin dan Vivian," jelas Flo menunjuk Min'ah yang sedari tadi memandang kagum Antonio.

"Dia penggemar mu Antonio," tambah Natli, setelah ke empatnya saling berkenalan.

"Oyah...!!!," ucap Antonio memeluk Min'ah dan mencium kedua pipinya, yang masih mematung di hadapanya, tak menyadari seseorang sedang menatapnya marah.

"Dan mereka berenam, adalah senior kami, itu Lee Jung Ki, Kim Sam Bum, Part Min Young, Yee Jin dan Yoona," jelas Flo menunjuk satu persatu orang yang ada di hadapannya, tampa memandang wajah Kim Bum " dan ini Antonio, Alvin dan Vivian," ucap Flo memperkanalkan mereka semua, membuat mereka semua saling berjabat tanga, saling memperkenalkan diri mereka masing masing.

"Aku kira kalian akan kembali hari ini Alvin?" tanya So Eun membuka pembicaraan karna semuanya sibuk akan pikiran masing masing.

"Rencananya seperti itu Baby, tapi tidak jadi karna Natli mengabari kami, kau, masuk rumah sakit dan belum sadarkan diri, kau tau, aku sangat khawatir, aku sangat panik, tapi aku yakin ini semua, karena kau terlalu banyak minum!" jawab Antonio, sebelum Alvin angkat suara, berjalan menghampiri So Eun dan duduk di sisi ranjangnya, mengelus lembut rambutnya dengan sayang, hal yang biasa di lakukannya jika So Eun sedang sakit.

"Natli!" ulang So Eun menatap Natli tajam, kana tak terima.

"I'm so sorry sister, waktu itu aku sangat panik, jadi aku menghubungi Antonio," sesal Natli, "dari pada aku menghubungi Edward, mana yang kau pilih?" ucap Natli memberi pilihan.

"Uuumm...!!!" gumang So Eun, menganguk anggukkan kepalanya, karna akan jadi panjang urusannya jika harus berurusan dengannya, bisa biasa dia di suruh pulang.

"Salakan saja dirimu yang terlalu bayak di kelilingi laki laki tampa yang sangat menyayangi diri mu!" tambah Natli menginggat semua kakak laki laki Kim So Eun, yang di sambut dengan senyuman oleh So Eun.

Tak menyadari banyak pasang telinga yang sejak tadi menyimak percakapan mereka.

"Aku harap kau tidak memberitahunya, jika aku masuk rumah sakit!" ucap So Eun menatap Antonio tajam.

"Tenang lah honny, aku tidak memberitahunya, aku tau dia sangat mencintai mu," ucap Antonio, mengelus rambut kepang So Eun dengan lembut.

"Jika kau berani memberitahunya, kau akan mati di tangan ku," bisik So Eun tepat di telinga Antonio, membuat si pemilik telinga tertawa geli mendengarnya.

"Hahaha..., aku tau honny, tapi kau harus berurusan dengan Vivian terlebih dahulu, sebelum menghabisi nyawa ku!" ucap Antonio di selah selah tawanya, melirik Vivian yang sedang asyik bercengkrama dengan yang lainnya di sofa.

"Haahh, kau sangat tau kelemahan ku," cibir So Eun, meninju pelan perut Antonio.

"Kau sangat cantik jika sedang marah honny, tapi lebih cantik jika kepangan dan kaca mata tebal mu ini di lepas," ucap Antonio memegang rambut kepang So Eun dan menunjuk kaca mata tebalnya.

"Seharusnya kau bersyukur, So Eun bergaya seperti itu," ucap Flo menunjukkan senyum evilnya.

Membuat Kim Bum dan ke lima orang yang datang bersamanya terkejut.

"Kenapa aku harus bersyukur?" tanya Antonio tak mengerti.

"Tidak ada yang naksir dengannya," ucap Natli cepat, yang di anguki Vivian, Flo dan Alvin.

"Jadi kau tak usah repot repot menjauhkan para laki laki itu dari So Eun, enguras energi saja!" tambah Alvin mengingat betara protektifnya sepupunya itu pada adik angkatnya itu.

"Tapi aku lebih suka dia bergaya seperti dulu, kau juga Princess, aku lebih suka kau ber uuummm...," gumang Antonio berusaha melepas bekapan tangan So Eun dari mulutnya.

"Tutup mulut mu," bisik So Eun pas di telinga Antonio, menatap ke tujuh manusia yang terfokus padanya dan melepas tangannya dari mulut Antonio.

"Rupannya kau masih sangat kuat," ucap Antonio mengusap bibirnya yang terasa keram.

"Vivian, mana benda yang kau mau tunjukan kepada ku?" tanya So Eun mengalihkan pembicaraan.

Seakan mengerti, Vivian langsung menyerahkan tas selempangnya pada So Eun.

"Keren!" ucap So Eun melihat senjata api yang ada di tas Vivian, tanpa mengeluarkannya dari dalam tas.

"Ia dong keren, tanpa suara!" jawab Vivian bangga, menatap tajam Alvin yang ada di sampingnya, "mana punya mu?" tanya Vivian.

"Ada di tas, oh my god...!!!" umpat So Eun menepuk jidatnya, seakan baru ingat tasnya di tinggal di dalam loker, kenapa aku begitu ceroboh, rutuk So Eun dalam hati, "Flo mana tas ku?" tanya So Eun tiba tiba melihat ke arah Flo yang sedang asyik bercengkrama dengan Alvin.

"Kau mencari ini?" tanya Ki Won mengeluarkan tas So Eun dari dalam tas ranselnya, kemudian melemparnya pada So Eun.

Dengan sigap So Eun menangkap tasnya yang di lempar oleh Ki Won, dan segera membukanya, "Jangan bilang kau melihatnya?" selidik So Eun dingin, menatap manik mata Ki Won tajam.

"Yah, aku melihatnya, tak ku sangka kau memilikinya," cibir Ki Won merendahkan So Eun, "ayo teman teman kita pergi dari sini," ajak Ki Won meninggalkan ruangan So Eun di ikuti teman temannya yang lain, dia sangat muak mendengar percakapan So Eun dan Antonio yang sialnya sangat mesrah, dan sialnya, ia sangat kesal.

"Are you ok?" tanya Antonio khawatir melihat muka So Eun yang pucat vasih.

"Yah, i'm ok," ucap So Eun meyakinkan sahabat sahabatnya.

"Dilain tempat"

"Dari mana Three Nerd itu mengenal DJ Internasional sekelas Antonio, aku saja semalam ingin bertemu dengannya, susahnya minta ampun, main panggil honny, honny lagi," geram Min Young, memukul stir dan menambah kecepatan laju mobilnya, dia merasa kalah, apa lagi Kim Bum, Jung Ki dan Ki Won, menaruh perhatian khusus kepada mereka bertiga.

Kedua sahabatnya cuma memandang Min Young takut, tidak mau berkomentar takut Min Young menabrakkan mobilnya, mereka berdua sangat tahu betul siapa Min Young, orangnya sangat nekat, ia bisa melakukan apa saja untuk sampai ketujuannya, apa lagi kedua orang tuanya sangat lah kaya, mereka berdua masih ingin hidup.

"POV FLO"

So Eun sudah keluar dari rumah sakit, tepatnya ia memaksa ingin keluar, dan di sini lah kami derdua di kantin, memakan makan siang kami masing masing dalam diam sambil menunggu Shin Min'ah keluar dari kelasnya, suara meja di gebrak di depan ku menyadarkan ku dari lamunan, membuat ku dengan refleks mendongak dan memutar kedua bola mata ku bosan, "Aaahhh...!!!" erang ku ke sakitan karna tiba tiba rambut ku di tarik dengan kuat oleh Min Young.

"Apa yang kau lakukan?" teriak So Eun geram berdiri dari duduknya dan menatap Min Young marah.

"Bukan urusan mu, ini urusan ku dan perempuan jalang ini," ucap Min Young tajam, semakin memperkuat cengkramannya pada rambut ku, membuat ku semakin ke sakitan dan mau tidak mau air mata ku lolos begitu saja dari kelopaknya.

"Hentikan Min Young, kau menyakitinya dan jaga ucapan mu, di sini bukan dia yang jalang, tapi kau," ucap So Eun dingin menunjuk Min Young yang ada di belakang ku, "dasar perempuan bar bar...!!!" tambah So Eun menatap geram, kemudian menatap ku ibah dan berusaha melepaskan diri dari kedua sahabat Min Young yang mengunci kedua lengannya.

"Diam kau, di sini bukan aku yang jalang, tapi kalian berdua," bentak Min Young, menatap ku geram dengan So Eun, membuat ku bingung, dan membuat perhatian semua siswa tertuju pada kami, "kenapa kau semalam makan malam bersama Kim Bum?" tanya Min Young dingin menatap ku tajam dan semakin menguatkan cengkramannya pada rambut ku, membuat ku semakin meringis ke sakitan.

"Makan Malam!" ulang So Eun menatap ku heran, seakan akan menuntut penjelasan dari ku.

@@@@@

Princess Florensianna.Where stories live. Discover now