Ai tau?

0 0 0
                                    

"Assalamualaikum" tergesa-gesa Dian memasuki rumah Runi itu. Dian mencari cari keberadaan Runi. "Nek, Nenek dimana?" Dian terus berteriak tapi tak kunjung mendapat sahutan dari neneknya. Dian mengelilingi rumah nya itu tak kunjung menemukan neneknya "Nek, Nenek dimana sih?" Dian mengecek kamar nenek nya, tapi kamar itu kembali kosong, tak melihat keberadaan neneknya, Dian pun mulai merasa kesal. Ia teringat ada satu kamar yang ia belum cari, yaitu tempat kamar Ai sekarang.

Dian menaiki tangga kamar Ai di atas. Saat sudah di depan kamar Ai, Pintu itu terbuka menampilkan Runi yang sehabis dari kamar Ai. Dian menghela nafas, rupanya neneknya berada di kamar sepupunya.

"Dian cari nenek dari tadi", dian sudah tenang sekarang sudah menemukan Runi, "Ada apa nyari nenek?" tanya nya.

"Dian ingin ngomong berdua sama nenek, tapi ga disini", ucap nya lalu melihat kamar Ai yang sudah di tutup pintu nya. Runi pun mengerti dan menyuruh Dian ikutnya untuk berbicara di taman belakang rumahnya.

Mereka sampai disana. Dian tampak bingung bagaimana memulai nya, ia merasa tak enak hati. Tapi ia harus bertanya sekarang dengan nenek nya. Ia sangat merasa bahwa dirinya dibohongi semua orang termasuk nenek nya. Tapi untuk apa nenek nya berbohong?, Dian harus mencari jawaban nya kepada Runi.

"Ada apa dian?" Runi mengamati mimik wajah Dian yang tampak kebingungan.

"Jawab Dian dengan jujur nek. Kenapa nenek berbohong dengan Dian, semua tentang Ai dan Dian waktu kecil?"

"Mengapa nenek bilang sesuatu yang terbanding balik dari kenyataan nya?" Dian menatap wajah Runi dengan jawaban yang penuh harap. Kini giliran Runi yang menunduk bingung.

"Kamu bicara apa?, nenek ga ngerti sama sekali" tanya nya seolah tak mengerti, "Nenek ga usah berbohong lagi dengan Dian, Dian sudah tau semuanya. Nenek cerita ke Dian sekarang" jelas Dian menggusar muka nya dengan rasa yang amat lelah.

Runi mengerti sekarang ada seorang yang memberi tau kebenaran ke pada Dian. Runi menarik nafas panjang lalu mengahadapi Dian yang menunggu jawaban darinya.

"Apa yang kamu dengar entah dari siapa itu, Itu semua nya benar Dian" ucap Runi dengan lembut. Dian mengehela nafas ternyata yang dibilang Leon dan Jevin itu benar adanya.

"Tapi kenapa ia merasa dibohongi sekarang?"

"Tapi waktu itu nenek cerita ke pada Dian kalo Ai dari ia mulai lahir sampai Ai tamat SMP tinggal dengan Dian dirumah ini?" bingung Dian dengan raut yang penuh kebingungan. "Dan sampai ibu pun ikut mempercayai Cerita itu bahwa itu semua kenyataan?" tanya nya lagi.

"Nenek sengaja Dian, Nenek ga mau Ai tau yang sebenarnya tentang hidup semasa kecil nya" sambung Runi.

"Kamu tau sekarang kebenarannya?" Dengan cepat Dian mengangguk pertanyaan dari Runi. "Ai yang menyebabkan Safira meninggal dunia" ucap nya dengan rasa sedih.

"Tapi kamu perlu tau Dian, kebenaran nya bahwa bukan Ai yang menyebabkan itu, mereka berdua adalah korban dari kejadian itu, dan membuat Ai amnesia" ucap Runi, Wanita berkepala 5 itu mengingat kejadian Dimana Tara menceritakan sebenarnya, dan sepenuhnya ia mempercayai ucapan menantu nya itu.

Dian mengangguk setuju ucapan Runi, "Brata atau papa Aira, Leon, Jevin ia adalah sosok papa yang menyayangi anaknya, Hanya karena om Brata belum ikhlas kehilangan Safira, dan terus menyalah kan Ai tidak menerima kenyataan sebenarnya",

dugg

seperti tubuh yang tersusuk jarum. Sekarang tubuhnya kini seperti terlempar ke arah batang kaktus yang tajam. Tangan nya bergetar hebat, ia menggelenh tak percaya.

Ada apa lagi ini?, apa lagi yang ia belum tau?. Ai tersenyum getir seolah tak percaya yang ia dengar tadi.

Ai memberanikan diri mendekati Runi dan Dian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now