malam ini

9 1 0
                                    

"Hidup itu penuh cobaan, dan ga selamanya hidup kita itu penuh dengan kesedihan. Jangan pernah ngerasa bahwa Tuhan itu ga adil, yang ada kita dosa. Semua itu udah ada garis masing-masing, dan kita yang berusaha mencari garis kita yang terbaik, menghapus kan garis yang buruk itu"

"Ai, pernah dengar ga, banyak yang waktu kecil meninggal atau pas dalam rahim aja udah meninggal kan?, itu karna mereka ga kuat untuk menjalankan pedih hidupnya di dunia ini, mereka bilang ke Tuhan kalo mereka ga sanggup, dan kita yang terlahir di dunia ini adalah orang yang kuat dan hebat, termasuk cucu nenek ini Aira putri Mahendra kamu itu kuat, kamu bilang sama tuhan kalo kamu bisa ngejalanin cobaan yang berat didunia ini, mangkanya kamu terlahir didunia ini"

"Apa ai boleh merubah pilihan Ai ga nek?"

"Sesuatu pilihan yang sudah pilih tidak bisa di ubah dan dikembalikan. Jika kamu mencoba merubah apa yang sudah digariskan sama saja kamu mencoba ingkar kepada tuhan" ucap neneknya sambil tersenyum halus sambil mengelus kepala ai.

"Hidup ga semuanya tentang kesedihan, jika kamu tidak beruntung dalam keluarga, bisa jadi kamu akan beruntung dalam hubungan lainnya".

kata-kata itu terbayang di pikiran Ai sekarang. Ia duduk di jendela kamar nya. Menikmati suasana yang ingin Ai nikmati selalu.

Tempat dimana ia menemukan kebahagiaan. Suatu penyeselan ia mau tinggal dengan orang tuanya. Seharusnya ia menolak. Andai ia menolak mungkin Ai sekarang tak merasakan kepahitan itu.

"Tapi kenapa papa begitu sama Ai nek. Ai salah ap??. Ai bingung dimana salah Ai nek!" suara tangisan itu terdengar terhisak.

Runi pun tak tega melihat kondisi cucu nya ini. Apa yang harus ia lakukan sekarang.

Runi hanya berdiam saja. Seolah terpaku akan pertanyaan cucu nya itu.

"JAWAB AIRA NEK!. Jawab hiks" isak Ai semakin deras.

"Nenek ga tau Aira."
"Udah kamu ga usah nangis. ada nenek yang selalu nemanin Aira disini" ucap nya dengan pelan mengusap tangisan Aira.

Ai tertawa kecil mengingat jawaban dari nenek nya. Siapa yang tau jawaban dari permasalahan ini? kepada siapa ia mencari tau?.

*****

"Assalamualaikum" sosok laki-laki itu masuk dengan helm ditangan nya. Sambil menyalami tangan Runi itu.

"waalaikumsallam" balas nya.

"Ai nek?" tanya Dian. Ya laki-laki itu adalah Dian sosok laki-laki yang menjadi pahlawan untuk Aira..

"Ada dikamar" balas nya lagi.

Dian menghela nafas lega. Ia duduk di sofa ruang tamu. Ia menghentakkan tubuhnya yang lelah. Ini saja sudah lelah bagi Dian apalagi Ai yang merasakan kehidupan ini?

entah kenapa Dian tiba-tiba mengeluarkan air matanya. satu tetes dan tak lama itu air mata itu mengalir dengan mulus di pipi mulus Dian. Untuk kedua kalinya ia menangis karna Ai.

"Dian" ucap lirih Runi.

"Nek.."
"Ai kapan bahagia nek?!"
"AI SALAH APA NEK?!"
"JAWAB NEK. AI SALAH APA? SAMPAI AI DIBENCI SAMA BRATA!"
"Jawab Dian nek" ucap nya dengan suara tangisan yang ter isak-isak.

Lalu nenek nya memeluk Dian dengan gelengan kepala yang bingung mau menjawab apa. "Maafin nenek Dian, Ai" ucap nya di dalam hati sambil mengusap lembut kepala Dian.

Dian disana masih terisak menangis mengingat bagaimana Ai dimarahin waktu malam itu.

"Kamu tidur dulu. kamu pasti cape banget" ucap nenek nya lalu mencium kening cucu laki-laki nya itu.

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now