rahasia besar

1 0 0
                                    

"kamu memang ga punya hati mas!" bentak Wanita itu.

"Ai itu anak kamu. Sembilan bulan aku mengandung Ai mas. Lalu kamu setega itu ngelakuin Aira dengan sikap yang ga harus kamu lakukan dengan Aira!" Tara berbicara sambil marah-marah dengan tatapan emosi kepada suami nya itu

"Apa kamu ga ingat kejadian 13 tahun yang lalu?!. Ha?!" balas Brata dengan membara.

Brata duduk di kursi meja makan. Tara menyuruh Brata meminta maaf kepada Aira. Tapi brata sangat membantah tidak mau. Malah mencaci Aira.

"SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG. AIRA WAKTU ITU MASIH KECIL GA TAU APA-APA!!" puncak emosi Tara memuncak.

"Mereka berdua hanya anak kecil yang tak tau apa-apa. Kenapa yang kamu salahkan Aira mas. Aira ga salah apa-apa" suara tangisan Tara mulai turun mengingat nasib Aira.

"Dimana kamu yang dulu mas. Dimana kamu dulu yang sangat sayang kepada Aira mas, hiks" sedu Tara duduk dikursi meja makan.

"Itu dulu. sekarang beda" ucap nya dengan dingin.

"Ga ada bedanya mas!. Aira tetap yang dulu" balas Tara dengan tatapan tak menyangka.

"YA BEDA!. AIRA YANG MEMBUAT SAFIRA MENINGGAL DUNIA TARA!. APA KAMU GA INGAT?!" ucap tara emosi dengan cepat ia meredakan emosinya.

"Bukan Aira penyebab nya mas. Aku lihat dengan mata kepala aku sendiri. Kalo safira naik sepeda itu sendiri bukan dari dorongan Aira mas!" geleng-geleng Tara.

Sudah beratus kali ia menceritakan yang sebenarnya dengan suami nya itu. Bagaimana kejadian asli nya. Tapi Brata selalu membantah itu. Brata belum ikhlas atas meninggalnya anak nya itu.

_______

"Assalamualaikum" tergesa-gesa Dian memasuki rumah Runi itu. Dian mencari cari keberadaan Runi. "Nek, Nenek dimana?" Dian terus berteriak tapi tak kunjung mendapat sahutan dari neneknya. Dian mengelilingi rumah nya itu tak kunjung menemukan neneknya.

"Nek, Nenek dimana sih?" Dian mengecek kamar nenek nya, tapi kamar itu kembali kosong, tak melihat keberadaan neneknya, Dian pun mulai merasa kesal. Ia teringat ada satu kamar yang ia belum cari, yaitu tempat kamar Ai sekarang.

Dian menaiki tangga kamar Ai di atas. Saat sudah di depan kamar Ai, Pintu itu terbuka menampilkan Runi yang sehabis dari kamar Ai. Dian menghela nafas, rupanya neneknya berada di kamar sepupunya.

"Dian cari nenek dari tadi", dian sudah tenang sekarang sudah menemukan Runi, "Ada apa nyari nenek?" tanya nya.

"Dian ingin ngomong berdua sama nenek, tapi ga disini", ucap nya lalu melihat kamar Ai yang sudah di tutup pintu nya. Runi pun mengerti dan menyuruh Dian ikutnya untuk berbicara di taman belakang rumahnya.

Mereka sampai disana. Dian tampak bingung bagaimana memulai nya, ia merasa tak enak hati. Tapi ia harus bertanya sekarang dengan nenek nya. Ia sangat merasa bahwa dirinya dibohongi semua orang termasuk nenek nya. Tapi untuk apa nenek nya berbohong?, Dian harus mencari jawaban nya kepada Runi.

"Ada apa dian?" Runi mengamati mimik wajah Dian yang tampak kebingungan.

"Jawab Dian dengan jujur nek. Kenapa nenek berbohong dengan Dian, semua tentang Ai dan Dian waktu kecil?"

"Mengapa nenek bilang sesuatu yang terbanding balik dari kenyataan nya?" Dian menatap wajah Runi dengan jawaban yang penuh harap. Kini giliran Runi yang menunduk bingung.

"Kamu bicara apa?, nenek ga ngerti sama sekali" tanya nya seolah tak mengerti, "Nenek ga usah berbohong lagi dengan Dian, Dian sudah tau semuanya. Nenek cerita ke Dian sekarang" jelas Dian menggusar muka nya dengan rasa yang amat lelah.

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now