perkelahian

107 64 6
                                    

(baca ini dulu baru baca lanjutanya^^)

yaw'''jadi dalam part ini banyk gue rubah, bagi gue kurang seru gitu bnyak yang kepo cerita pertamanya trs perasaan ny kurang seru jadi gk baca cerita part selanjutnya. kan aing sedihch😲

aing akan benarin semua partnya jadi jangan mandang dari part pertamanya aja baca juga part seterusnya gitcu. pertamanya gue tuh orangnya gk tau buat dari awal jadi tuh kalo udah banyak partnya aing teh ngalur aja gitu jadi banyak cerita yang asik di part part di selanjutnya.

kalo ada yang gk nyambung di part selanjutnya gak sama di part pertama baca ulang ya part pertamanya soalny byk yang dirubah

~happy reading~

"DEMI APAAAA!, lo lagi nggk sakit kan Ai?" seru Jevin dengan heboh pasal ny ini suatu pemandangan yang di luar nalar.

Alay?, jangan di tanyakan lagi Jevin emang sungguh alay.

Ai sungguh ingin berteriak, ia ingin pergi cepat dari meja makan tapi itu tidak mungkin karna kini Ai harus mengalahkan ego sedikit demi dirinya sendiri.

"Seperti nya semenjak kita pergi ni Eon penuh perubahan di diri adek lo Eon" Jevin  menepuk nepuk tangan dengan senyum bangga

Sepertinya Ai harus memberi klarifikasi tentang hal ini.

Ai merasa jenuh dengan ocehan abang nya karna apa salah nya kan Ai makan di meja makan emang itu suatu kesalahan? entah lah Ai sendiri bingung dengan cara berpikir keluarga nya ini.

Tidak ambil pusing Ai terus memakan nasi dengan lahap pasalnya Ai emang tengah lapar sekali.

"Ai?!" panggil Brata

Deon, Jevin dan mamanya yang telah bergabung di meja makan menjadi suasana keluarga yang hangat.

Mamanya sedang mengupas apel di atas piring sedangkan Deon, Jevin sibuk main hp sedangkan Ai masi dengan piring dengan penuh dengan nasi dan lauk pauk.

Tidak menyaut panggilan Brata, Ai hanya cuek pura pura tidak mendengarkan Brata sedang bicara.

"Aira!"  tegas Brata memanggil Ai karna Brata kesal sama prilaku putrinya ini.

Deon, Jevin, mamanya menoleh Brata dengan kening kerut dengan penuh tanda tanya.

"Kalo orang tua bicara itu di jawab jangan di acuhkan!"

Ai yang tau namanya di panggil+ di bentak Ai menoleh menghadap brata.

"Hmm" jawaban Ai membuat Deon, Jevin, mamanya merasa waswas sepertinya ada perang dunia ke3.

"Ai kamu bisa nggak sih jawab papa dengan sopan" Brata mulai emosi.

"Iya iya!" jawab Ai penuh dengan kesalan dengan nada pelan.

"Ai kamu enggak ada apa, prinsip mau berubah?" tanya Brata

"Berubah apanya lagi sih pa, berubah jadi Ironman?" jawab nya dengan ketus.

"Saya serius Aira" lirik Brata.

"Kamu contohkan Deon abang kamu. Bentar lagi dia tamat dari kuliahnya dan nilai nya memuaskan bisa dikatakan paling tinggi di kampusnya Aira"

"Kamu liat Jevin baru masuk kuliah aja baru semester 2 nilai Jevin paling tinggi"

"Sedangkan kamu apa prestasi yang kamu bisa kamu banggakan?"

"Kenakalan kamu?, main malam-malam sampai pulang pagi? iya begitu?" ucap Brata. Membuat Ai tersenyum getir, seburuk itu kah ia dimata papanya?.

Ai menatap nasi itu dengan tatapan datar, tidak ada lagi nafsu untuk memakan nasi itu lagi, ia menghela nafas bagaimana lagi ia menjelaskan dengan Brata.

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now