skor

37 21 0
                                    

gue emang gak pernah takut apapun,
takut itu hanya disematkan  untuk orang salah bukan gue, tapi ketakutan gue akan roboh seketika saat satu pun orang yang gue sayang engga percaya sama gue saat dalam kesindirian melanda.

~Aira Aleta Mahendra

Ai telah  memasuki ruang bk yang paling di takutin semua murid sma Bintaro karena ada dua guru yang paling hits, eh di takutin karena tatapan tajam mata elangnya tak segan segan, Ai langsung duduk di kursi disana tanpa disuruh terlebih dahulu.

"ada apa ya seleb di panggil?" tanya Ai tanpa basa basi.

Ai Menatap orang yang ada didalam ruangan itu, yaitu buk Riva, pak Tero dan Michel tak lupa dengan teman teman nya  ai geleng geleng kepala rupanya si ulat nangka ini masih juga bawa dekengan. pengecut! dan tidak lupa juga semua acting azab nya.

"masih juga bawa dekengan lo? gue kira lo jagoan eh rupanya pengecut!" decih remeh Ai. Michel dari tadi berusaha tidak emosi karena kalau dia emosi maka rencana yang disusun sangat rapi akan hancur.

"kamu kenapa masih gendong tas?" buk Riva menatap tajam Ai sedangkan Ai biasa saja seperti tidak apa apa.

"oh ini,saya lupa narohnya" santai Ai malahan Ai masih sempat sempat nya ngemil di ruangan itu padahal suasana disaat itu masih tegang seperti film action amerika yang saat membawa bom atom.

"kamu bisa gak hargai dikit dengan kakak kelas kamu?" pak Tero membuka suara dari keheningan beberapa saat. Ai mendengar itu habis makan Ai meminum dan melanjutkan drama yang disusun Michel dkk.

"kalau dia gak bisa menghargai saya buat apa saya hargai?" simple Ai. Kalau semua bisa dibuat simple ngapain harus repot? kadang orang terlalu berlebihan dengan suatu permasalahan yang kecil.

"kamu tau tidak? tidak ada yang namanya di sekolah itu berantem seperti pembulyan seperti yang kamu lakuin dengan Michel!" Tekan Riva kini Riva bersuara. Ai mendecih meremehkan.

"dia yang mulai dulu" Ai Menatap Michel dengan penuh keremehan seolah menantang Michel. Michel masih mengontrol emosinya.

"gak pak! dia yang mulai dulu pak skck" Michel berlagak seperti menangis seolah seolah dialah korban yang paling tersakiti.

kumenangis.....membayangkan.

"banyak drama lo ulat nangka!" Ai menatap tajam Michel.

" Aira, tolong jaga ucapan kamu! ingat kamu disini ada dibawah kami!" ingat pak Tero tegas.

"lihat aja pak dia aja gak takut takutnya padahal dia udah nyakitin saya" sedu sedu Michel temannya mengangguk dan mendekat Michel mengelus ngelus bersabar.

"apa? lo gak salah? hellow!" Ai berdiri menatap pak Tero, Buk Riva dan lalu mentap tajam Michel dkk.

"takut itu cuma untuk orang yang bersalah! jadi gue gak bersalah ngapain takut? bukannya lo yang takut sekarang? tanpa lo sadari, lo udah bukak jati diri lo!" remeh Ai. Michel menegang mendengar ucapan nya. Michel takut kalau dia yang terkena bomerang dirinya sendiri.

"ya Michel gini karena dia trauma dengan tindakan lo!" kini Nina bersuara membuat Ai tertawa.

"kenapa lo gak aja yang ngomong? habis kata kata lo? ada gunanya juga lo bawa babu lo"
"berapa banyak Michel bayar lo? murah banget lo sampai mau dibayar gitu ortu lo gak ngasih uang?" remeh Ai, Nina mengepal emosi ingin melawan Ai tapi itu ditahan dengan Michel memegang tangannya.

"gini ya teman itu ada yang boongan dan benaran. Dan kalian masuk yang mana? jangan jangan boongan? aduh kasian ya lo Chel bentar lagi lo dibuang tapi mungkin aja Michel yang buang kalian?" remeh Ai kembali duduk lagi di kursi

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now