menyesal

25 6 0
                                    

"Ma" panggil dua anak lelaki itu bersamaan. Tara memegang kepala nya tampak agak pusing.

Deon dan Jevin sigap membantu Tara untuk duduk menutun nya dengan baik. Tara memandang sudut kiri kanan tak mendapatkan sosok perempuan yang ia inginkan.

"Ai mana?" tanya Tara suara parau.

Diam. Mereka hanya diam tak tau harus jawab apa, sedangkan mereka hanya berdiam diri di dalam rumah itu dan duduk menunggu kondisi mamanya cepat sembuh.

"Ai mana, Deon,Jevin?!" ucap Tara agak tegas. Karena kesal dengan sikap anak lekaki nya ini.

mereka berdua hanya menggeleng geleng kepala pasrah. Tara senyum tak menyangka, ia tak tau efek perbuatan manja dia dan Brata membuat Deon Jevin hanya diam seperti banci yang hanya menurutin perintah dari orang tua nya saja.

"Menyesal saya memanjakan kalian berdua" ucap nya dengan nada seperti orang yang pembenci.

"kalian berdua pergi dari sini, mama butuh waktu sendiri" ucap nya dengan nada tenang. Ia berusaha mengontrol kan dirinya agar kedua anak nya itu tidak menjadi pelampiasan nya waktu ini.

Deon,Jevin hanya pasrah saja. Mengikuti apa yang di katakan mamanya mereka pergi dari kamar mamanya itu.

melihat kedua anak nya sudah pergi,kini hanya tersisa dia sendiri di kamar itu. Ia berdiri dari ranjang sana membuka lemari dan mengambil poto di bawah lipatan baju yang di impit impit.

Ia tersenyum bersalah melihat poto seorang gadis kecil yang tidak tau apa apa tersenyum lebar memeluk boneka kecil itu sambil melihat kamera di depan nya.

"kamu kemana sayang?, Mama rindu" ucap nya terhanyut terduduk di lemari pakaian Tara.

"pulang ya sayang, mama butuh kamu" menatap poto itu penuh harap semoga gadis kecil itu mendengar kan nya. Dan secepatnya pulang.

"Mama jahat banget sama kamu"
"apa mama bisa perbaikin lagi?. Maafkan mama sayang" ucap nya sendu, merintikan air mata yang berjalan lancar di pipi nya.

"mama butu kamu, mama sayang kamu, mama ga bisa tanpa kamu sayang"
"mama menyesal sayang. Mama pengen meluk kamu. Pulang ya Ai" sambung nya.

Tara tersenyum seperti seorang yang kehilangan arah, tersesat dalam hutan suram. Ia merasa sendiri, ia merasa kehilangan sekarang. Munafik kalo dia gak sayang sama anak nya itu. Ia merasa bahwa ia adalah seorang ibu terkejam di dunia, tak sepantas nya ia meminta maaf ke anak nya. Mengaharapkan perkataan di maafkan dari seorang anak yang ia lantarkan dari kecil. Tara sangat menyesali perbuatan yang ia lakukan dari dulu.

Kenapa ia baru menyadari sekarang, setelag ia baru mersakan kehilangan seoarang yang paling berharga di hidupny?. Ia bodoh selama ini ia adalah ibu yang jahat yang tak mengerti akan penderitaan seorang anak. Ia tau akan rasanya apa yang di rasakan Ai sekarang, sendiri tak tau arah gelisah di dalam kesendirian nya.

****

"nyari Aira, ya ganteng?" tanya ibu Iin. Ia sengaja memberhentikan Alex di tengah tengah jalan sana. Toh ia juga sudah tau arah tujuan alex pasti kerumah Ai. Tadinya Alex bingung kenapa ia tiba tiba di berhentikan segerombolan mak mak itu, soal utang? ia tak pernah ngutang ia cukup kaya untuk mengutang ke mak mak.

"eh iya buk, tau aja ibu"ucap nya sambil senyum.

"aduh pakek senyum segala kan jadi salting saya aa ganteng" mak mak disana hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku bu Iin.

"ingat suami buk" sambung ibu ibu lainnya.

"Mas ganteng cari Aira?" tanya bu Iin lagi. Alex tersenyum ingin membunuh. Bukan kah ia ditanya soal yang sama?, serasa ingin membunuh tapi....ah sudahlah

"iya buk. Aira nya ada?" tanya Alex spontan. Ibu Ibu disana langsung berubah raut wajah lesu. Alex langsung bingung dengan raut wajah ibu disini seketika kompak berubah.

"Sebaik nya kamu jangan kerumah Aira. Lagi ada perang dunia" ucap Buk Yanti. Ibu ibu lainnya hanya mengangguk setuju.

"maksudnya bu?" Alex semakin bingung apa yang terjadi sekarang, Ibu ibu ini semakin bertele tele.

"Malam tadi, yang ibu dengar. Aira ketauhan balapan liar. Papanya Aira marah besar mencaci maki Aira, ibu aja kasian dengar nya ga tega gitu" ucap buk Iin menyayat hati.

"tidak lama itu, Saya ngeliat Aira bawa koper gitu sambil berjalan ke arah keluar komplek ga tau kemana. Yang saya dengar kayak nya Aira di usir deh mas ganteng" ucap bu Yanti.

Alex tiba tiba serasa terhenti jantung nya berdetak, mendengar kabar ini. Ia tak tau kondisi Ai sekarang bagaimana. Ia merasa tidak pantas di katakan lelaki yang mencintai perempuan. Seharus nya dikondisi sekarang ia ada di samping Ai, mendengar keluh kesah Ai. Ia baru tau akan kehidupan Ai yang begitu kejam. Jadi selama ini? ia hanya bertopeng belaka saja. Ia merasa bersalah.

"mas ganteng cari Aira ya, Kasian Aira nya sekarang. Walaupun Aira sikap nya kayak laki laki tapi Aira itu cewe yang punya hati bak malaikat" potong buk Leni.

Alex mengangguk mengerti "makasih banyak buk informasi nya. Saya akan cari Ai sampai ketemu" Alex lalu memasang helm menghidupkan motor nya dengan kecepatan tinggi setelah berpamitan ke Ibu ibu disana.

"kasian ya Aira buk" buk Yanti menatap miris kehidupan keluarga Brata yang terkenal akan kehidupan mewah,bergelimpah harta, tapi miskin rasa kemanusiaan.

"masih muda udah ngerasa hal sekejam gini" potong buk Iin.

*****

Alex sedari tadi di atas motor bergelisah mencari di sudut sudut kota bandung dimana Ai pernah kunjungin saja. Tapi ga ketemu temu. Ia pasrah ia duduk di taman itu menatap pasrah arah rumput.

"maafin gue Ai. Gue ga ada di waktu gini di dekat lo" ucap nya dengan tatapan menyesal.

"gue pengen dengar suara lo Ai, untuk kali ini aja"

Alex masih memikirkan bagaimana nasib gadis konyol itu berada, ingin sekali ia merasakan pelukan hangat dari gadis itu. Ia rindu akan senyuman manis nya itu tapi itu mustahil untuk ia rasakan untuk saat ini. Bagaimana pun Ai tetap manusia yang tidak akan kuat selamanya pasti akan selalu berada di dalam keadaan lemah di waktu yang semestinya.

"Gue tau diamana Ai berada" ucap laki laki berdiri tegap melihat Alex yang terduduk miris di taman itu.

Alex terkejut mendengar suara yang umur tak jauh dari nya. Ia melihat asing wajah itu ia tak pernah melihat wajah itu sama sekali.

"ikut gue" singkat laki itu. Lalu menuju motor nya menghidupkan mesin motor itu. Alex tadinya bingung. Tapi ia tau dimana Ai berada ia harus mengikuti laki laki itu. Untuk berjumpa dengan Ai untuk memastikan kondisi Ai ia rela melakukan apapun itu.

****

ADA DUA CINTA [on going ]Where stories live. Discover now