47. Tentang Pewaris

1.9K 296 39
                                    

Mengapa suasana rumah dari Kakek dan Nenek akan terasa berbeda? Menenangkan dan selalu membuat ingin berlama-lama untuk menghabiskan waktu.

Suasana ini, Edward sangat menyukainya, berada di rumah dari keluarga Ayahnya sangat menyenangkan, meskipun di rumah keluarga Bundanya juga tidak kalah memanjakan matanya.

Di sini Jordan membawa keluarga kecilnya berkunjung ke rumah kedua orangtuanya yang mengatakan sangat merindukan Cucu laki-lakinya tersebut.

Edward duduk diapit oleh Kakek dan Neneknya, membiarkan Jordan dan Yuna hanya duduk berdua di depan mereka.

Terlihat sekali jika kedua pasang paruh baya itu sangat menyayangi Cucunya tersebut, tentu saja siapa yang tidak sayang dan bangga jika memiliki Edward di dalam keluarga?

"Kamu memang keturunan keluarga Bimasena. Bagus kalau kamu punya niat untuk melanjutkan apa yang sudah keluarga kita bangun. Edward, Kakek pasti akan melancarkan jalan kamu sampai menjadi Jaksa, jangan khawatir soal apapun selama kamu masih punya Kakek dan Nenek di sini." Ucap Darwin, orangtua dari Jordan.

"Selama ada jabatan dan politik yang bisa kita kontrol, usaha yang dirintis juga akan sejalan dengan apa yang kita mau, Edward. Sebagai pewaris, kamu juga harus punya itu, jabatan di pemerintahan itu penting, dan kamu harus punya itu." Jelas Darwin.

Jordan memperhatikan bergantian ketiga orang di depannya, berpikir apakah sudah waktunya Edward mendengarkan hal ini?

Edward sudah tujuh belas tahun, tidak ada yang bisa menghalangi lagi untuk Anak itu terbebas dari pembahasan seperti ini. Mau tidak mau Edward adalah bagian dari keluarga Bimasena.

"Edward, nggak ada hidup yang mudah di dunia ini, mau itu orang miskin atau kaya." Ucap Darwin.

Edward menoleh ke samping kirinya, menatap mata dari Kakeknya tanpa langsung menanggapi.

"Cuma kamu harapan kami untuk keluarga ini. Akan Kakek pastikan kamu hidup dengan baik sebelum Kakek dan Nenek meninggal. Kamu nggak boleh hidup susah. Edward, janji sama Kakek kalau kamu nggak akan berubah pikiran untuk jadi Jaksa."

"Tapi ada Kak Kin yang juga ada di keluarga ini, Kak Kin juga Cucu Kakek." Ucap Edward.

"Kinsey, dia sama sekali nggak tertarik meskipun udah dibujuk berkali-kali, dia lebih suka dunia seni. Lalu dilain sisi, kami punya kesepakatan sebelum Jordi memutuskan mengadopsi Kinsey, bahwa hanya keturunan kandung yang akan mendapatkan delapan puluh persen warisan dari Kakek, meskipun Jordan Adik dari Jordi dan kamu lebih muda dari Kinsey, tapi warisan keluarga ini akan untuk kamu, dan nggak ada yang bisa mengubah itu. Jordi sekarang udah punya usaha dan jabatan yang bagus, lalu begitu juga dengan Jordan. Sekarang cuma tinggal kamu. Bukan berarti kita nggak sayang Kinsey, jangan salah paham karena kesepakatan harus tetap ditepati sampai akhir." Jelas Darwin.

"Pa, cukup." Jordan memberikan isyarat dengan anggukan kecil agar Darwin tidak melanjutkan pembahasan ini.

Setidaknya jangan terlalu membebankan Edward dengan banyak pikiran tentang warisan sekarang. Anak itu masih terlalu muda.

Edward beralih menatap Ayahnya yang langsung dibalas Jordan dengan senyum kecil di wajahnya.

Apa Ayahnya juga mendapatkan tekanan seperti ini dulu?

Edward tahu jika Kakeknya orang yang tegas dan disiplin, tapi cara bicaranya barusan sangat berbeda, seperti menuntut.

"Kalau gitu Kakek mau kasih kamu hadiah karena udah mau jadi Jaksa. Edward, Kamu minta apa?" Darwin pun mengganti topik pembicaraan.

"Kita nggak terima kata penolakan." Ucap Vena sebelum Cucunya menjawab.

"Aku udah punya semua yang aku mau. Ayah selalu beliin apa yang aku butuhin, jadi sekarang nggak ada yang lagi aku mau kecuali karpet bulu yang katanya Bunda baru dateng nanti sore." Balas Edward masih menatap Kakeknya.

TarachandraOnde histórias criam vida. Descubra agora