65. Friends With Benefits

1.3K 178 16
                                    

Malam hari, mungkin libur kali ini akan menjadi hari yang istimewa bagi Jaena, setelah berhasil mengajak Luna untuk pergi makan malam bersamanya.

Di depannya, gadis itu terlihat tenang menikmati makan malam tanpa banyak bicara, membuat Jaena sedikit canggung.

Keduanya memang sudah saling mengenal semenjak Edward mengenalkannya saat SMA dulu, dan sampai sekarang tetap saling menyapa dengan baik ketika bertemu. Tidak ada yang spesial kecuali Jaena yang mempunyai inisiatif terlebih dulu.

Luna selalu bersikap baik kepada orang lain, dia juga mempunyai tutur kata yang baik dan juga mudah bergaul, maka tidak heran jika banyak yang mengaguminya.

Bahkan laki-laki seperti Edward pun mengakuinya.

"Sehabis ini kamu mau ke mana?" Tanya Jaena.

"Aku lagi nggak kepikiran apa-apa." Jawab Luna.

"Belanja mungkin, aku bisa bantu bawain belanjaan kamu kalau mau." Ucap Jaena.

Luna terkekeh pelan sambil meletakkan sendok dan garpunya. Gadis itu memfokuskan pandangannya ke Jaena, setelah dirasa selesai dengan makan malamnya.

"Kamu kali yang mau belanja." Balas Luna.

"Iya, dan aku butuh saran. Aku rasa selera berpakaianku mulai buruk sekarang." Ucap Jaena.

Luna mengangguk mengerti, lalu melihat jam tangan di pergelangannya.

"Mungkin aku bisa kasih saran." Ucap Luna, membuat Jaena senang bukan main mendengarnya.

Tidak ingin menyia-nyiakan waktu dengan berpikir terlalu lama dan berdiam di tempat itu, Jaena segera mengajak Luna untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan.

Jaena bukan laki-laki cupu dan pemalu yang tidak pernah menggoda perempuan, bahkan dimasa sekolah dulu dirinya dikenal sebagai playboy. Tapi Luna berbeda, bahkan untuk menatap matanya terlalu lama pun rasanya Jaena tidak sanggup, apalagi sampai menggodanya.

Sudah lama sekali dirinya tertarik dengan gadis itu, namun tidak mudah baginya untuk mengungkapan rasa tersebut, saingannya mungkin Saudaranya sendiri.

"Luna, tadi aku ke tempat Chandra, kita ngobrol banyak." Ucap Jaena memulai obrolan di dalam mobil.

"Bukannya Chandra ada sidang hari ini?" Seingat Luna, sahabatnya itu memiliki jadwal persidangan hari ini.

"Iya, tadi habis sidang selesai." Balas Jaena.

"Sibuk dia."

"Kapan sih Chandra nggak sibuk? Itu orang meskipun udah jam kerjanya selesai ya tetep berusaha nyelesain kerjaannya secepet mungkin." Balas Jaena hafal betul kelakuan Edward, karena dirinya juga sering diganggu dengan tingkah lakunya.

"Aku juga bilang ke dia kalau mau makan malam sama kamu, takutnya nanti dia salah paham." Lanjut Jaena.

"Nggak ada lah salah paham kayak gitu-gitu." Balas Luna.

"Kan siapa tau kalau Chandra punya rasa sama kamu, ternyata enggak. Udah aku tanyain berkali-kali, aku yakinin juga tapi dia emang setulus itu temenan sama kamu." Ucap Jaena.

Luna memicingkan matanya melihat Jaena di samping kanannya, ia tidak langsung menjawab ucapan laki-laki tersebut.

"Aku bersahabat sama Chandra lama banget, kami nggak akan merusak persahabatan ini kayak gitu." Balas Luna hampir sama dengan apa yang dikatakan Edward.

Apa berteman sangat lama bisa membuat mereka memiliki jalan pikiran yang sama?

"Kalian kejebak friendzone? Kalian selama ini cocok dalam segala hal, jadi nggak menutup kemungkinan bisa ke jenjang yang lebih kan?" Tanya Jaena.

TarachandraWhere stories live. Discover now