2. Sepertinya Salah Paham

9K 932 37
                                    

21:00

Semanjak Edward terlahir ke dunia sepuluh tahun yang lalu, lantas berubah pula kehidupan Jordan dan Yuna, kehadiran anak itu benar-benar membuat warna baru untuk kehidupan orangtuanya.

Salah satu hal kecilnya adalah seperti saat ini, mungkin bagi orang dewasa jam sembilan malam masih terlalu dini untuk meninggalkan kegiatan dan bergegas tidur.

Tetapi anak mereka tidak bisa dibiarkan untuk tidur terlalu larut malam, jam sembilan adalah batas paling malam untuk Edward tidur, setengah jam sebelumnya anak itu sudah harus berada di kamar dan memakai baju tidurnya. Jadi mau tidak mau Jordan dan Yuna harus menemani putra mereka tersebut.

"Rambut kamu udah panjang, besok sore dicukur ya?" Yuna menyibak poni Edward, menampakkan kening anak itu.

"Kenapa harus dicukur, Bunda?" Edward yang semula akan menenggelamkan kepalanya di dada sang Bunda pun mendongak menatap Yuna bingung, kenapa rambutnya harus selalu dipotong?

"Kan kalau laki-laki harus rapih rambutnya di sekolah." Jelas Yuna sambil menarik gemas pipi cabi anak itu.

"Kalau perempuan kenapa boleh panjang?" Tanya Edward.

"Karena kalau perempuan rambutnya panjang bakal kelihatan cantik, begitu juga dengan laki-laki kalau rambutnya pendek rapih jadi kelihatan ganteng." Dengan pelan Jordan menjelaskan di balik punggung anak itu, membuat Edward beralih menatapnya.

"Jadi aku udah nggak ganteng?" Tanya Edward, pasalnya Ayah dan Bundanya itu sering mengatakan jika dirinya tampan, bahkan kedua Kakek dan Neneknya pun mengatakan hal yang sama.

Tapi tadi Yuna mengatakan jika rambutnya sudah mulai panjang, itu artinya dia sudah tidak tampan lagi.

"Ya gantenglah anak Ayah ini." Balas Jordan lalu mencium sisi kanan pipi Edward. Anaknya kenapa polos sekali?

"Tapi kalau habis cukur rambut jadi kelihatan makin ganteng." Jelas Jordan.

"Ganteng kayak Ayah?" Tanya Edward.

Benar Ayahnya memang tampan, apalagi badannya juga besar. Edward ingin nanti bisa seperti Ayahnya yang selalu kuat mengangkat apapun, Edward pikir Ayahnya adalah manusia super yang sedang berpura-pura, Edward akan mencoba tidak tahu tentang fakta itu.

"Iya. Jadi besok mau dicukur ya?"

Terkadang membujuk anak kecil untuk memotong rambut memang susah-susah gampang, karena banyak yang mengira jika alat cukur yang digunakan bisa melukai kepalanya, maklum saja anak kecil memiliki tingkat overthinking yang sulit dikontrol.

Edward mengangguk semangat. "biar ganteng kayak Ayah." Balas anak itu.

"Sekarang tidur, ya. Udah jam sembilan lewat." Ucap Yuna lembut.

Medengarkan perintah Bundanya, Edward pun kembali menghadapkan tubuhnya pada Yuna dan memeluk wanita itu erat.

Setiap hari Jordan memang harus rela diberi punggung oleh putranya. Tidak ada bosannya anak itu untuk terus menempel pada Bundanya.

Yuna mengelus-elus kepala Edward pelan agar anaknya itu semakin merasa nyaman dan segera tertidur. Sedangkan Jordan sudah memeluk kedua orang tersayangnya tersebut, membuat Edward berada di antara Ayah dan Bundanya.

•••

06:15

"Jangan lari dari tangga, nanti jatuh, Chan!" Sedikit berteriak Yuna mengingatkan anaknya yang tengah turun dari tangga dengan langakah cepat sambil tertawa.

TarachandraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora