24. Tentang Keluarga

2.9K 449 16
                                    

Jam menujukkan pukul lima tigapuluh, alarm di samping tempat tidur sudah berdering sejak sepuluh menit yang lalu, membangunkan dua manusia yang berada di dalam ruangan itu.

"Kayaknya aku nggak masuk kerja hari ini." Ucap Jordan kepada Yuna setelah Istrinya itu membangunkan dirinya.

Melihat wajah Suaminya yang tidak secerah hari-hari biasanya, Yuna menyentuhkan tangan kanannya di dahi dan leher Jordan. Ternyata suhu tubuh pria itu sedikit naik.

"Pusing?" Tanya Yuna, lalu kembali menaikkan selimut untuk menutupi tubuh besar Suaminya.

"Sedikit. Lebih banyak capeknya daripada pusing." Jawab Jordan benar-benar tidak bisa menutupi raut wajahnya.

"Kamu belakangan ini lembur terus. Udah selesai kasusnya sekarang?" Tanya Yuna.

"Udah kemaren, terus hari ini aku mau istirahat aja, capek banget. Mending aku istirahat sekarang sebelum sakit, nanti malah jadi lama." Jelas Jordan.

"Lanjut tidur aja kalau gitu. Aku mau bangunin Chandra dulu." Ucap Yuna sambil mengelus-elus pipi Jordan.

"Jangan kasih tau dia kalau aku agak nggak enak badan." Jordan menarik tangan Yuna dari pipinya, lalu mengecup tangan wanita itu.

"Chandra pasti tanyain kamu, apalagi nanti yang nganterin dia sekolah kan aku." Balas Yuna.

"Bilang aja aku capek." Ucap Jordan.

Yuna tersenyum. "Anak kita udah gede. Chandra nggak mungkin percaya." Balas Yuna lalu beranjak dari tempat tidur.

"Kamu tidur aja." Setelah itu Yuna pergi dari kamar mereka.

Jika terus mengobrol mungkin dirinya bisa lupa waktu untuk membangunkan putra mereka dan menyiapkan sarapan.

Masuk ke kamar Edward, seperti biasanya Anak itu tidak akan bangun jika tidak dibangunkan. Yuna dapat melihat jika putranya itu masih tidur telentang dengan mulut yang sedikit terbuka, lucu sekali.

Sudah sebesar ini tapi kadar menggemaskan dari Edward tidak pernah luntur.

Yuna mendudukkan dirinya di pinggiran tempat tidur Edward, lalu tangannya terulur menyibak rambut Anak itu yang menutupi sebagian keningnya.

Dengan elusan dan tepukan pelan di pipinya, Yuna sudah bisa membangunkan putranya tersebut.

"Bangun sayang, udah pagi." Ucap Yuna lembut. Suara yang sangat indah untuk didengar pertama kali dipagi hari.

"Iya, Bunda." Balas Edward, lalu menarik selimutnya dan duduk.

Laki-laki itu mengusap wajahnya yang kentara sekali jika dirinya masih ingin melanjutkan tidurnya, tapi itu tidak bisa.

"Kamu mandi. Bunda siapin sarapan dulu." Yuna berdiri lalu mengusap pelan sekali lagi puncak kepala Edward sebelum pergi dari kamar itu.

Untuk satu hal ini yang tidak Edward sukai dari sekolah. Harus bangun terlalu pagi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Untuk yang lainnya Edward masih bisa menerimanya dengan baik, terutama mengenai pelajaran.

Setelah mandi dan memakai seragamnya, Edward mengambil tas dan turun ke lantai bawah. Meletakkan tasnya di samping tas milik Jordan di sofa ruang keluarga seperti biasanya, tapi tas milik Ayahnya tidak ada di sana, padahal Jordan selalu selesai lebih dulu daripada dirinya dan pergi ke ruangan makan.

"Ayah ke mana, Bunda?" Tanya Edward ketika sudah ada di ruang makan.

Anak itu menghampiri Yuna yang masih mengaduk susu untuk dirinya, lalu mencium pipi Bundanya tersebut. Hal yang selalu dirinya lakukan selama ini dipagi hari.

TarachandraWhere stories live. Discover now