37. Hari Terakhir

2.5K 435 69
                                    

Di lorong rumah sakit menuju jalan ke luar, keempat teman satu kelas itu berjalan beriringan sampai memenuhi jalan yang ada.

"Itu cewek yang ada di instagramnya Edward kan? Kalau nggak salah yang di kantin juga." Ucap Raynar yang berada di samping kanan Jaena, di samping kanannya juga ada Shireen dan Jendra.

"Iya sama." Jawab Jaena.

"Mereka pacaran kali ya. Nggak mungkinlah kalau enggak sampai Edward mau nganterin itu cewek sampai depan rumah sakit tadi." Raynar kembali bersuara.

"Nggak tau gue. Nggak kenal." Balas Jaena.

"Mungkin emang lagi deket. Tadi dia bilang cuma temennya Edward kan." Jendra ikut menanggapi.

"Bisa aja karena di depan orangtuanya Edward, nggak berani jujur." Balas Raynar.

"Kalau gue mikirnya belum sih kalau seandainya mereka saling suka. Kalian tau sendirikan gimana ramahnya Saudara gue." Ucap Jaena sedikit sarkas.

"Siapa tau Edward kalau ketemu cewek langsung berubah jadi buaya." Balas Raynar.

"Lo kali." Jendra kembali bersuara.

Raynar menoleh ke arah Jendra lalu menunjukkan ekspresi aneh yang sudah tidak lagi membuat teman-temannya heran.

"Lo kenapa diem aja? Naksir kan lo sama Edward?" Kali ini Raynar berkata ke Shireen yang tepat berjalan di samping kanannya.

"Kata siapa?" Tanya Shireen.

"Kebiasaan sih lo kalau ada cowok ganteng pasti dipepet terus, ujung-ujungnya nanti cari cowok lain lagi. Jangan gitu, Shireen." Memang sedikit kasar kepada perempuan, tapi Raynar ingin mengatakannya.

"Ngerasa ganteng lo?" Tanya Jaena.

"Iya lah." Raynar membalasnya dengan nada sedikit tinggi.

"Shireen juga cakep ya, enak aja lo." Tentu saja Jendra akan membela Adiknya.

Meskipun tampak tidak peduli, Jendra ini sayang sekali dengan Adiknya yang sudah besar bersamanya walaupun mereka tidak sedarah.

"Cakep sih cakep tapi jangan kebiasaan baperin orang. Nanti lo kena karma." Raynar masih terus bersuara.

Seolah kehabisan kata untuk menjawab, Shireen hanya menatap Raynar dengan pandangan tidak suka.

•••

22:30

"Besok udah boleh pulang kan? Aku bisa lanjut pemulihan di rumah aja." Ucap Yuna kepada Jordan, lalu menatap Edward yang sudah terlelap di atas sofa.

"Kasihan Anak kita kalau tidur kayak gitu, udah dua hari pasti badannya sakit. Udah seharian sekolah, terus ke sini, malemnya juga nggak bisa tidur enak, bisa stress nanti." Lanjut Yuna masih terus memandang Anaknya.

"Iya aku tanyain lagi besok. Aku juga nggak tega lihat Edward, pasti kecapekan." Balas Jordan juga memikirkan hal yang sama.

Jordan kembali menoleh ke Istrinya yang tengah berbaring, lalu mencondongkan dirinya yang sedang duduk di pinggiran tempat tidur rumah sakit.

"Kamu tenang aja, Edward itu udah gede kok, bukan lagi Anak SD. Dia termasuk Anak yang kuat, nggak gampang sakit, cuman kalau lagi maagnya kambuh aja, selebihnya Edward nggak pernah sakit macem-macem. Jadi kamu jangan khawatir berlebihan." Ucap Jordan pelan.

"Chandra Anak kita satu-satunya, aku nggak mau kehilangan dia." Balas Yuna menatap tepat ke mata Suaminya.

"Aku tau. Kita sama-sama punya ketakutan yang sama."

TarachandraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon