9. Tempat Pertama

5K 598 21
                                    

Patah hati paling besar bagi orangtua adalah ketika melihat Anak mereka sakit, apalagi mengetahui fakta jika sang buah hati telah sengaja disakiti oleh orang lain.

Anak yang salalu dijaga dan dirawat bahkan semenjak masih dalam kandungan. Kini fakta yang begitu menyakitkan harus diterima.

Orangtua mana yang bisa menerima jika Anaknya terluka oleh tindakan orang lain?

Bukan Jordan tidak paham perkelahian Anak-anak dan menganggap serius ketika Edward bertengkar, tapi kali ini khususnya berbeda.

Jelas-jelas Edward terlihat sebagai korban di sini, lalu bagaiman ini bisa dikatakan perkelahian jika hanya satu Anak yang terluka?

Fakta yang lain adalah Edward tidak pernah bertengkar sebelumnya, hidup Anak itu terlalu lurus untuk hanya sekadar berdebat atau bahkan berkelahi.

Jika bisa dijabarkan sedikit, Tarachandra Edward Bimasena itu anak polos yang belum terlalu tahu dunia di luar dari rumahnya. Edward selalu memegang teguh apa yang sudah dikatakan dan diajarkan oleh kedua orangtuanya, terkadang sampai salah tangkap.

Bersyukur Jordan dan Yuna setelah akhirnya sampai di rumah mereka sesudah dari Rumah sakit. Edward tidak apa-apa, tidak ada luka dalam atau semacamnya, dan itu cukup membuat lega setidak saat ini.

"Aku turun dulu." Ucap Jordan lalu mengambil payung di tempat duduk belakang.

Siang ini hujan kembali membasahi bumi, melihat itu Jordan tidak tidak akan membiarkan kedua orang tercintanya akan kebahasaan dibuatnya.

Membiarkan dirinya yang diguyur hujan, Jordan membuka payung di tangan kanannya lalu memayungi Yuna bersama Edward di gendongan Istrinya itu ke luar dari mobil dan berjalan sampai teras rumah.

"Aku mau gantiin bajunya Chandra. Kamu tolong pesanin makan siang ya, tadi aku belum sempat masak." Ucap Yuna sebelum masuk ke rumah.

"Kamu fokus ke Edward dulu, biar yang lain jadi urusanku." Balas Jordan sambil memberikan seulas senyum.

Yuna membalas senyum itu lalu masuk ke rumah mereka. Memberikan semangat satu sama lain tanpa suara.

Setelah menaiki tangga menuju kamarnya, Yuna menidurkan tubuh Edward perlahan ke atas tempat tidur.

Anak itu masih tertidur bahkan saat Yuna sudah membuka kacing seragam kotornya satu persatu.

Jika boleh jujur, Yuna tidak ingin melihat ini. Bagaimana bisa putra satu-satunya yang ia punya bisa sampai terluka seperti ini? Ternyata tidak hanya wajah dan kepala Edward saja yang terluka, namun bagian tubuh depan dan punggungnya pun terdapat beberapa memar.

Entah bagaimana Anak sekolah dasar bisa bersikap sebrutal ini?

Selesai mengganti pakaian Edward, Yuna mengatur suhu kamarnya agar putranya tersebut tetap nyaman dalam tidurnya.

Tidak lama setelah memesan makanan dari aplikasi pesan antar, Jordan ikut menyusul ke kamar lalu segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sekaligus mengganti baju.

"Masih tidur." Jordan tidak bertanya, dirinya hanya memastikan jika Edward masih berada di alam mimpi.

"Efek disuntik sama capek juga kayaknya" Ucap Yuna menanggapi Jordan.

"Biarin aja istirahat. Kita makan dulu, kayaknya udah amau sampai makanannya. Nanti Edward biar makan kalau udah bagun aja, kasihan kalau dibangunin sekarang."

Yuna itu wanita sabar dan dewasa, namun jika sudah menyangkut tentang keluarga kecilnya terlebih Edward, wanita itu akan menjadi sangat rapuh, maka dari itu perlu bagi Jordan untuk bersikap lebih dewasa dari biasanya.

TarachandraWhere stories live. Discover now