56. SELFISH

1.5K 62 6
                                    

Gio yang berniat keluar untuk mencari udara segar justru harus menelan pil pahit ketika menemukan gadisnya sedang duduk berdua dengan seseorang yang ia tau sebelum ini. Sosok yang sama dengan pria yang berada di foto yang selalu seseorang kirimkan padanya. Gio berdiri tak jauh dari keduanya berada, bahkan ia mendengar percakapan mereka dari awal sampai selesai.

Apa Kinaya tidak bahagia selama bersamanya?

Tapi Gio pernah menanyakan apa Kinaya bahagia, dan ia menjawab dengan tulus bahwa ia bahagia. Bahkan Gio tidak menemukan kebohongan di matanya.

Ia tidak mengenali Kinaya yang saat ini ia lihat.

Biru pergi setelah melakukan adegan yang membuat hati Gio teriris. Gio memberanikan diri menghampiri Kinaya. Ia sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi.

"Ay?"

Gio sempat melihat tubuh Kinaya yang menegang, namun dengan cepat tubuhnya kembali tenang seperti sedia kala.

Dengan berani ia duduk di sampingnya.

"Ay?"

Kinaya masih diam, ia memainkan cup minumannya.

"I'm sorry,"

Mendengar kata maaf dari Gio membuat Kinaya melirik. "For what?"

Gio menunduk. Wajahnya berubah menjadi sendu, "Untuk semuanya. Aku minta karena aku yang ga percaya kamu, aku yang bikin kamu sedih, aku yang nyakitin kamu, aku yang ngecewain kamu. Maafin aku. Maaf, aku tau salah."

"Yes, you are."

Gio mengangguk, meraih tangan Kinaya yang terbebas. "Maafin aku, please jangan menghindar lagi. Aku bingung cari kamu kemana mana, bahkan Bara ga mau kasih tau aku keberadaan kamu. Aku khawatir. Aku takut. Maafin aku sayang, jangan kaya gini. Aku ga bisa. Aku gamau." Ucapnya lirih.

"Are you done?"

Gio mendongak, terkejut mendapati reaksi Kinaya. Wajahnya kembali sendu, matanya berkaca kaca. Ia sadar Kinaya tidak akan memaafkannya begitu saja atas apa yang sudah ia lakukan. Sudah seharusnya ia tahu diri.

Ia mengelus pipi Kinaya lembut. Di tatap iris mata itu dalam, "Maafin aku ya sayang, aku tau aku salah, aku keterlaluan. Tolong kamu jangan kemana mana, tetep terus di samping aku. Maafin aku yang ga pernah ada buat kamu selama ini, maafin aku yang kurang sadar dengan hal hal penting di sekeliling aku. Maafin aku karena kamu harus ngelewatin semua ini sendirian. Maaf sayang."

Kinaya melepaskan tangan Gio yang bersanggar di pipinya. "Aku ngantuk,"

Gio tersenyum sendu, kemudian ia mengangguk. Mencoba menahan hatinya yang hancur karena mengetahui jika Kinaya masih menghindarinya. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan, memeluk Kinaya erat walau ia tahu Kinaya tidak membalas pelukannya. Di kecup lama dahi gadisnya lembut. "Selamat tidur sayang, sekali lagi maafin aku."

Kinaya tidak membalas, bahkan ketika Gio melepaskan pelukannya ia dengan cepat berdiri kemudian pergi dari sana.

Gio memperhatikan punggung Kinaya yang berjalan menjauhinya, bahkan dalam gelapnya lampu malam. Ia masih bisa melihat jika gadis itu mengusap pipinya pelan.

Lagi lagi ia membuat air mata Kinaya jatuh.

Ingin seberapa banyak lagi, Gio?

****

Kinaya menangis di dalam selimutnya, air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya tumpah. Bahkan ia tidak sanggup ketika melihat wajah yang penuh luka itu, ingin sekali ia menyentuh wajah itu. Rasanya ia ingin berlari menghampiri pria itu dan mendekapnya. Namun ia berusaha mengedepankan egonya. Sama seperti yang Gio lakukan padanya. Kekanakan memang.

JUNI ( COMPLETE )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora