55. BENANG MERAH

1.5K 68 7
                                    

Kini mereka sudah sampai, tapi Kinaya tidak membawa mereka ke markas namun membawanya ke rumah Biru yang biasa Biru tempati jika berkunjung ke jakarta.

"Ini dimana?" Damian bertanya pada Gio yang keluar dari pintu mobil yang sama. Gio mengendikkan bahunya. Ia juga asing dengan tempat ini.

Baru saja mereka hendak masuk, tiba tiba mereka berhenti ketika melihat wajah gadis yang mereka kenali sedang duduk di teras depan rumah tersebut.

"Loh lo pada ngapain disini?" Tanya Damian terkejut.

Wajah Jere tak kalah terkejutnya ketika melihat Anna sedang duduk bersama dengan gadis lainnya. "Anna lo ngapain?"

"Lah lo anak kelas 11 kan?"

Mereka hanya terdiam, tidak menjawab satu pun pertanyaan yang keluar. Yang membuat mereka kembali terkejut yaitu pakaian yang mereka kenakan pun tidak jauh berbeda dari pakaian Kinaya.

"Lo kenapa ga masuk?"

Anna berdiri, "Nunggu lo,"

Kemudian mereka kompak berdiri di belakang Kinaya membuat Kinaya menyatukan alisnya bingung. "Ngapain sih?"

Sementara Jo, Bara dan Jere hanya menahan tawanya ketika melihat wajah Kinaya yang kebingungan. Terlebih mereka mendorong dorong kecil Kinaya agar lebih dulu masuk ke dalam.

"Lama banget lo anak setan!" Teriak seorang pria yang datang dari dalam dengan wajah kesalnya.

"Siapa yang lo panggil setan?"

Saga terlihat kikuk ketika melihat kedatangan Bara, kemudian menggaruk rambutnya asal. Lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah Jo. "Buruan dah sana, gue udah males sama ni hawa rumah yang panas banget kayak di neraka."

Jo menggeleng, dengan gesit berdiri sejajar dengan Anna di belakang Kinaya. "Ayo kita dorong dia."

Mereka kompak mengangguk kemudian kembali berusaha mendorong Kinaya bersama sama. "Ih jangan dorong dorong!"

"Berenti ga!"

"Aduh! Kalian kenapa sih?!"

Sementara Gio, Devan dan Damian hanya terdiam. Mereka masih belum membuka suara sedari tadi, hanya setia mengamati. Mengapa bisa mereka yang terlihat tidak mengenal satu sama lain berkumpul di satu tempat?

Gio seperti mengenali wajah yang tadi datang dari dalam. "Saga?"

Saga menoleh, terkejut ketika melihat Ketua Gardions ada disini. "Eh loh Gio? Lo ngapain? Eh lo dateng sama mereka?"

"Lo kenal Gi?" bisik Devan.

Gio mengangguk, "Dia Inti Shadow, temennya Raga."

Damian dan Devan mencoba mengingat. Ah iya beberapa kali mereka sudah pernah bertemu, namun agak sedikit tidak ingat karena sudah lama sekali tidak berjumpa.

"Muka lo ngapa Gi?"

Menyadari ke bodohannya, Saga pun segera mengajak mereka untuk masuk ke dalam. Mereka berjalan menuju ruang tengah.

Sementara ke lima gadis bersama satu pria masih sibuk mendorong tubuh kecil Kinaya. "Sakit anjir!"

"Buruan deh Kin. Kita ga ada yang berani." Ujar Anna sambil mencoba mendorong Kinaya di ikuti oleh teman temannya.

Amara mengangguk, "Iya kan lo pawangnya,"

"Cuma lo Kin yang tau gimana cara ngejinakinnya." Sahut Wanda.

"Eh Wanda jangan sembarangan ya mulut lo, kalau sampe yang di omongin denger bisa di balikin lo ke marvel."

Wanda hanya mendengus. Tiba tiba mereka memekik ketika Kinaya mendadak berhenti.

JUNI ( COMPLETE )Where stories live. Discover now